Terminal

13 0 0
                                    

Sesampainya di rumah hujan deras turun dengan kencang.

Aku langsung beres dan packing semua barangku untuk pulang. Di hujan yang deras itu ku dengar suara musik kencang seperti semalam, ku buka pintu ku lihat tak hanya kakek semalam saja yang jalan di hujan deras tapi puluhan orang mengikuti parade music tersebut sambil hujan hujan.

Ada yg memegang gong,gamelan,kecapi,dan alat music tradisional lainnya. Mereka seperti sangat bergembira menikmati alunan lagu yang dinyanyikan. Mereka semakin menjauh dan aku kembali kedalam.

Begitu aku ingin menutup pintu,ku lihat di seberang sosok pria hitam yang mengikutiku tadi. Ku tutup pintuku dengan cepat, dan menunggu hujan reda agar aku pulang.

Aku coba menghubungi pak Bayu tapi tak di angkatnya.  Setelah hujan reda ku buka pintu, pria itu sudah tidak ada di sana. Aku putuskan untuk jalan saja sampai terminal karena tidak begitu jauh dari sini.

Sambil was was aku berjalan ke terminal sana, ku lewati pintu masuk Green Canyon yang tampak ramai mungkin karena sudah siang, wisatawanpun semakin ramai. Ku acuhkan rasa inginku yg akan singgah kesana. Ku berjalan melewati jalan panjang di setiap sisi yang banyak pohon kelapa itu. Sepi tak ada orang lewat, aku takut sekali ku percepatlah langkah ku.

Begitu akan sampai jalan raya ramai penduduk, seperti ada yg meniupku dari belakang leherku. Begitu menoleh, pria hitam itu semakin dekat. Tak tau kenapa badanku menjadi lemas, sempat terhenti langkahku tapi ku yakinkan diriku kalau aku harus kuat aku pasti bisa.

Menguatkan tekadkupun berhasil, aku sampai di terminal. Pria itupun menghilang. Aku cukup berani karena di terminal cukup ramai. Karena masih lama, ku sempatkan untuk tidur sebentar.

Siapa Kamu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang