Lisa buru-buru menyembunyikan diary-nya begitu Jungkook masuk ke dalam ruangan.
"Lagi nulis apa?" tanya Jungkook memicingkan mata.
"Nggak, bukan apa-apa!" jawab Lisa.
"Nulis surat buat gue lagi?" tebak Jungkook dengan alis yang dinaik-turunkan.
Kedua pipi gadis itu berubah memerah membuat Jungkook yakin yang dikatakannya benar.
"J-Jungkook bawa apa?" Lisa berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Cokelat lagi."
"Ih, Jungkook! Cokelat kalau banyak-banyak gak bagus buat kesehatan!" kata Lisa.
Jungkook duduk di kursi kayu yang masih pada posisi semula.
"Iya deh, besok gak cokelat lagi."
Jungkook membuka cokelat tersebut dan mematahkannya menjadi bagian kecil. Ia menyuapkannya kepada Lisa.
"Jungkook," panggil Lisa dengan mulut penuh cokelat.
"Iya?"
"Saya senang deh. Tadi pagi Bunda telepon saya," ujar Lisa ceria.
Jungkook mengernyitkan dahi. "Emangnya, bunda lo gak nemenin lo di sini?"
Lisa menggeleng.
"Saya pikir kalau saya pingsan gara-gara telat minum obat, Bunda akan datangi saya. Ternyata enggak. Tapi ditelepon juga saya udah senang, kok!" Lisa tersenyum pedih.
Pupil mata Lisa melebar kala Jungkook mengecup pipinya singkat. "No sedih-sedih!"
Lisa terkekeh. "Alay, ih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Letter(s) || Jjk
FanfictionEnd. ft. Lisa Bermula dari seorang siswa biasa bernama Jeon Jungkook yang menerima sepucuk surat di lokernya. WARNING! Dialog non-baku A l a y - ! kaylrina2020 Kuikutkan kontes #valentinescontest2020