Tujuhbelas

10.6K 261 6
                                    

Koper besar berwarna pink telah siap dan tegak disamping Kanaya yang tengah menunggu Angga hampir setengah jam. Dia berdecak kesal pada Angga, dia sangat mengulur waktu yang telah mereka sepakati. Rasanya dia ingin kembali ke apartemen, daripada harus menunggu lebih lama lagi. Baru ingin melangkah menuju anak tangga, lengannya sudah dicekal oleh seseorang.

"Lama amatt si bambang! " cetus Kanaya menatap kesal pada Angga. Terlihat, kemeja yang dia kenakan sedikit basah.

"Lo abis apa? Kehujanan? " Kanaya pun melihat ke atas langit dengan cahaya matahari yang menyorot ke matanya.

Dengan sedikit terengah, Angga mencoba mengatur napasnya kembali. "Motor gue mogok, tadi, ditengah jalan. "

"Apaan? Motor? Bukannya lo bawa mobil? "

"Kemarin, gue bantuin temen. Katanya jual motor, eh gataunya motor butut. "

"Eh, lagian, dimana-mana orang beli itu liat dulu kek barangnya baru deal. "

"Yah, gimana lagi? Nggak ada lo, hidup gue jadi nggak keatur gitu. Makanya, gue pengen lo balik ke kehidupan gue, "

Pipi mengembang berwarna merah merona tercetak jelas di wajah polos Kanaya. Dia terlihat mesem-mesem menahan malu didepan Angga.

"Gembel deh, eh, maksudnya gombal. Yaudah, sih, ayok buruan! "

Berhubung motor Angga berada di bengkel, terpaksa Kanaya pesan Go-Car. Sempat terjadi cekcok karena Kanaya memaksa duduk didepan sementara Angga duduk dibelakang bersama dengan koper pink milik Kanaya. Bahkan, pak supirnya sendiri mengatakan lebih baik dirinya yang yang duduk dibelakang bersama koper. Dan itu sangat disarankan oleh Angga, mereka bertukar posisi.

"Nah.. Kali kali supir dadio penumpang. " ucap pak supir yang dibarengi gelak tawa Angga dan Kanaya.

°•°

Kanaya mulai membenahi pakaian dan barang barangnya ke tempat semula. Tempat sebelum ia pergi dari sweet home Angga. Dia merasa sangat nyaman dan tenang. Mengingat hubungannya dengan sang suami kembali membaik sama seperti sebelumnya. Senyumnya merekah ketika bola matanya menatap pada satu bingkai foto pernikahan mereka.

... Pernikahan ini, bukanlah sesuatu yang mudah. Bukanlah sesuatu permainan yang jika kamu lelah, kamu bisa berhenti. Pernikahan adalah suatu perjuangan, pengorbanan, kepercayaan, penuh cinta dan kasih sayang. Oya, saling support satu sama lain. Membangun rumah tangga juga bukan membangun ketika kita membuat lego. Hehe.. Yang mungkin bisa bongkar pasang. Tapi, membangun rumah tangga yang terus berdiri kokoh dan selalu berkembang. Eits, air pun ada pasang surutnya. Begitu juga dengan kehidupan kita ini, ada kalanya kita sukar, ada kala lapang. Yang penting, bersyukurlah saat kita senang dan bersabarlah saat kita susah. Karena, orang-orang terkasihlah yang selalu menopang diri kita. Terimakasih, suamiku, Angga...

Dalam balutan selimut tebal berwarna putih, Kanaya masih merengkuh nyaman di lengan Angga. Dia masih senyum-senyum mengingat kejadian yang menimpa dirinya bersama Angga tadi malam. Bahkan Kanaya berpikir, Angga sangat hebat.

"Kenapa sayang? " tiba-tiba terdengar suara berat namun tidak terlalu bass. Kanaya lalu mengadahkan wajahnya ke atas. Masih posisi yang sama, Angga memeluk Kanaya tepat didadanya yang terbuka. Kanaya bisa mendengar detak jantungnya yang ternyata lebih tenang dibandingkan dengan detak jantungnya sendiri. Semakin lama, Kanaya semakin tidak ingin enyah dari tempat tidur.

"Ngga nyangka yah, kita bisa balik kaya dulu lagi.. " ucap Kanaya berbisik.

Angga tersenyum lalu memeluk erat Kanaya.

Cause I'am Yours [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang