**pagi hari
Ju Ho baru saja menuruni tangga, yerim yang melihat itu segera menghampiri Ju Ho.
" kau sudah hendak berangkat rupanya. Sarapan dulu ya ?"
Ju Ho melihat sang kakak (Jun Gi) sedang menikmati sarapannya dan nampak acuh padanya.
" aku sudah hampir telat nuna, aku akan sarapan disekolah saja nanti. aku permisi "
Belum sempat yerim membuka suara Ju Ho sudah pergi dari hadapannya. Yerim kembali ke meja makan dan menemani sarapan sang suami.
" sayang, apa kau serius dengan ucapanmu semalam ?" tanya yerim hati-hati
" iya, anak itu memang pantas mendapatkannya. Aku sudah terlalu muak dengan tingkahnya"
Yerim mengenggam tangan sang suami.
" sayang, Ju Ho itu masih remaja emosinya masih belum stabil. Dia pasti bisa berubah kalau kita mau memberinya kesempatan"
" sampai kapan kau akan memberikannya kesempatan ? kau jangan terlalu memanjakannya. "
Yerim tidak memiliki kalimat lagi untuk diucapkan, dia kemudian kembali pada kegiatan makannya.
**kantin sekolah
Nara nampak menunggu kedatangan Ju Ho di sana, dia sudah mengirim pesan pada Ju Ho untuk menemuinya di kantin saat jam istirahat karena sejak tadi pagi Ju Ho tidak ada dikelas. Nara kembali mengecheck ponselnya untuk memastikan apa Ju Ho sudah membaca pesannya, dan ternyata Ju Ho belum membacanya. Nara mencoba menelfonnya dan ponsel Ju Ho tidak aktif. Nara menatap kotak bekal didepannya, itu adalah kotak bekal dari yerim untuk Ju Ho yang dititipkan kepada nara. Yerim mengatakan agar nara memberikan bekal itu kepada Ju Ho karena tadi pagi Ju Ho melewatkan sarapannya.
Nara bangkit dari duduknya, nara berinisiatif untuk mencari keberadaan Ju Ho. Nara memulainya dari parkiran kendaraan siswa di sekolahnya dan ia tidak mendapati motor Ju Ho disana. nara beralih ke taman belakang sekolah, Ju Ho sangat sering mengunjungi tempat ini. suasananya yang tenang dan sepi membuat Ju Ho sangat menyukai tempat ini, dan lagi nara tidak menemukan Ju Ho. Dan yang terakhir nara mencari Ju Ho ke indor lapangan basket, tempat itu juga tak menampakkan kehadiran Ju Ho disana. nara menghembuskan nafasnya pasrah.
" kamu dimana sih ? " gumam nara
**tempat pemakaman
Seorang laki-laki muda lengkap dengan seragam sekolahnya nampak duduk disamping dua buah makam, wajah tampannya masih terlihat meskipun beberapa luka menghiasinya. Dia terus memandang lekat kedua makam itu.
" ibu, ayah. Setelah ini mungkin Ju Ho tidak bisa lagi menjenguk kalian. maafkan juho "
Air mata nya sudah mendesak keluar, dia menghapus kasar air mata itu agar tidak keluar.
" aku akan pergi jauh dan dia bilang aku tidak boleh kembali lagi kesini. Terkadang aku bertanya-tanya, apakah akan sama atau berbeda jika saja kalian masih hidup hingga saat ini ?"
Ju Ho kembali tertunduk.
" seharusnya aku tidak bertanya seperti itu kan, mungkin memang benar kata orang jika aku ini adalah anak pembawa sial keluarga kim. Karena itu juga hyung sangat membenciku."
Ju Ho menangis dan terduduk. Dia terus bersembunyi di balik ringkukan kakinya. Dia menangis dalam disamping makam kedua orang tuanya.
Jun Gi memang selalu mengatakan akan mengirim Ju Ho ke amerika jika Ju Ho tidak mau berubah, dan Jun Gi itu adalah orang yang konsisten dengan perkataannya. Ju Ho bukan ingin membangkang dari sang kakak (hyung) tetapi dia masih terlalu muda untuk bisa mengontrol emosinya terutama saat sung woo memprovokasinya.
YOU ARE READING
My Hyung
FanfictionBerkisah tentang dua laki - laki bersaudara yang memiliki hubungan kurang baik karena kejadian di masa lalu. Hingga suatu kejadian membuat mereka menyadari arti saudara yang sesungguhnya . " untuk apa aku menjelaskan, apapun yang keluar dari mulutk...