Hello, kali ini aku kembali dengan story baru.
Happy reading 💗~~~~~~~~~~~
Mina membalikan badannya, lagi. Ini sudah kesekian kalinya ia mencari posisi ternyaman dalam tidurnya, namun kantuk juga tak segera datang menghampirinya. Salahnya, yang ceroboh dan lupa dimana ia menaruh obat tidurnya sehingga sudah dipastikan ia akan tetap terbangun, bahkan hingga pagi menjelang nanti.
Ia melirik jam di nakas samping tempat tidurnya, sudah pukul dua malam. Ponselnya yang semenjak tadi terus berbunyi melantunkan lagu-lagu ballad tak juga membantu dalam membuatnya segera tertidur. Hah, sepertinya esok ia harus segera ke apotek kembali, untuk membeli resep obat tidurnya.
..
Senin pagi adalah waktu yang paling sibuk dari waktu-waktu yang lain. Semua terasa tergesa-gesa untuk memulai aktifitas diluar rumah mereka, urusan pekerjaan, sekolah atau hanya sekedar menyelesaikan urusan yang tak dianggap penting.
Begitupun dengan apa yang dilakukan oleh sesosok wanita manis dengan rambut kuncir kudanya, Mina. Ada lengkungan hitam yang nampak jelas dibawah matanya. Jelas karena faktor dari kurang tidur, atau bahkan bisa dikatakan tidak tidur sama sekali.
Ia mendorong pintu minimarket, mengundang sapaan ramah dari pegawai minimarket yang berjaga. Ia segera masuk dan menyusuri rak makanan yang memajangkan berbagai jenis makanan instan. Ia mengambil satu cup ramen dan beberapa potong kimbab, untuk sarapan tentu saja.
Mina berlalu ke meja kasir dengan tangan penuh dengan makanan, kemudian meletakkannya dimeja kasir.
"Bagaimana tes-nya? Apa sudah keluar hasilnya?" Penjaga kasir, yang juga merupakan teman sekolahnya bertanya.
"belum, aku harus menunggu satu bulan untuk itu."
"jadi kau memilih jurusan apa?"
"Psikologi, tentu saja. Kau tau sendiri sejak dulu aku selalu tertarik dengan hal itu." Jessi mengangguk membenarkan.
"kau tidak akan pulang ke rumahmu? Bukankah lumayan kau bisa berlibur satu bulan sembari menunggu pengumuman dari kampus."
"sepertinya tidak." Setelah mengunyah dan menelan potongan kimbab-nya, Mina kembali menatap Jessi "Je, apa tidak ada lowongan disini? Sepertinya lebih baik aku bekerja saja selama sebulan ini, lumayan uangnya bisa kusimpan, jadi aku tak perlu lagi meminta kepada ibuku untuk membeli keperluanku."
"Kau serius?" Mina mengangguk yakin.
"Jika memang begitu nanti aku akan membicarakannya dengan ayahku." Ya, minimarket ini memang milik orang tua jessi, maka dari itu jessi yang sekarang sering menjaga kasir.
"ngomong-ngomong kau benar tidak akan kuliah?"
Jessi tertawa tanpa beban "kau tau sendiri bagaimana aku, otakku sudah melebihi kapasitasnya, tak bisa lagi dipakai untuk berpikir." Mina tertawa, memang ada-ada saja kelakuakan Jessi. Bilang saja ia sudah malas belajar, pakai kata ganti 'otak melebihi kapasitas' segala.
"sepertinya aku akan menunggu kak Heri lulus kuliah saja, kemudian melamarku. Toh, nanti dia yang akan membayar hidupku." Oh, tuhan. Mina ingin sekali melempar kepala temannya ini dengan sepatu yang ia gunakan saat ini.
*****
Terhitung sudah hampir tiga tahun lebih ia menetap di kota dengan menempati sebuah apartemen sederhana yang disewa oleh orang tuanya, kala mereka tau bahwa Mina memilih melanjutkan sekolah menengah akhirnya di kota.
Dan sekarang sepertinya waktunya disini akan bertambah, karena ia juga memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya di kota. Ia ingin mandiri sehingga apabila ia kembali nanti, ia dapat membanggakan orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lullaby (END)
Romance"selamat malam, semoga mimpi indah" dipenghujung kesadarannya, lagi-lagi ia mendengar suara lembut dari seorang pria bersuara husky. ucapan selamat tidur yang menenangkan, yang mampu membuat ia tersenyum dalam tidurnya. Dari si tetangga misterius, d...