Happy Reading 💗
----------------------Di bulan kedua Mina menjadi mahasiswa disini, ia tak mendapatkan halangan yang berarti.
Semuanya berjalan lancar, teman-teman yang mengelilinginya, kegiatan himpunan yang sesekali ia ikuti, dan tentu saja senior-senior yang cukup banyak membantunya. Ada untungnya juga ia menuruti kemauan Acha untuk ikut aktif di kegiatan himpunan prodi-nya.
Dan ngomong-ngomong sekarang ia sudah jarang bertemu si cerewet Jessi, ia hanya sesekali mampir ke minimarket saja untuk membeli bahan makanannya, ia sekarang juga tak lagi bekerja disana. Bagaimana ya kabar si cerewet itu sekarang.
Ehem, untuk yang satu ini spesial. Mengenai nyanyian merdu dan menenangkan di malam hari, masih seperti biasanya. Lelaki itu masih setia menemani tidurnya dengan beberapa obrolan dan diakhiri dengan lullaby yang menenangkan. Seperti malam ini contohnya.
Mina terkikik geli menanggapi lelucon yang dilontarkan Sam "ayolah, kau membosankan."
Lelaki diseberang sana mendecih "bosan, tapi kau tertawa juga." Ia tersenyum, kemudian kembali berucap "ngomong-ngomong kemarin aku bertemu dengan temanmu itu, yang mengatakan bahwa aku adalah hantu penghuni apartemen."
Ya, Mina memang telah menceritakannya. Awalnya hanya ingin mengetahui reaksi Sam saja, dan itu sungguh lucu, mendengar Sam berteriak kesal.
"benarkah? Beruntung sekali dirinya. Aku saja belum pernah bertemu denganmu." Sam tertawa, sekuat itukah keingintahuan Mina tentang dirinya?
Setiap kali Mina keluar dipagi hari pintu sebelahnya itu selalu saja tertutup rapat dan begitupun ketika ia kembali pada sore harinya. Ia hanya mendengar suara pintu yang dibuka dan tertutup ketika tengah malam, yang itu berarti pertanda bahwa Sam, tetangganya itu telah pulang. Namun mana mungkin lagi mereka bertemu ketika malam sudah larut
"temanmu itu mana tau bahwa akulah yang ia anggap sebagai hantu. Aku tak mengenalkan diriku padanya." Hibur Sam "jika memang kau sangat ingin bertemu denganku, aku akan mengajakmu keluar jalan-jalan nantinya, akan aku kabari jika aku memiliki waktu senggang."
"oke. Akan kutunggu kau menepati janjimu."
"dan sebagai imbalan, ceritakanlah seniormu yang sering membuatmu kesal itu. Aku penasaran bagaimana kelanjutan ceritamu kemarin." Sam dengan bodohnya menanyakan tentang dirinya sendiri. Entah permainan apa yang ia punya, atau hanya sekedar ingin tahu bagaimana kesan Mina tentang dirinya ketika berada di depan umum, yang tentu saja tidak Mina ketahui.
"menyebalkan, bagaimana mungkin hampir setiap hari ia memberikan titipan minuman botol kepadaku. Acha bahkan sesekali merasa kesal karena ia menganggap aku menyembunyikan hubungan dengan senior kesayangannya itu. Padahal aku jujur, memang kami tidak memilki hubungan khusus, aku sendiri juga merasa aneh dengan perlakuan senior dingin itu."
"dia memang jarang terlihat selama beberapa minggu ini, dan di beberapa kegiatan himpunan pun ia juga jarang terlihat menghadirinya." Lanjutnya.
"dan sekarang kau merindukannya?" goda Sam yang tersenyum jahil.
"omong kosong apa itu, kau ingin aku melempar granat sekarang juga ke kamarmu." Sam tertawa, bahkan ia tidak peduli jika memang tawanya di dengar oleh tetangga yang lain. Oh, ayolah bukan hanya mereka berdua saja yang menempati apartemen di lantai ini.
"lalu apa namanya jika bukan rindu?" Sam kembali menggoda, ia sangat ingin melihat raut kesal Mina saat ini. Namun apa daya dinding menghalangi mereka.
"benci!" teriak Mina kesal yang lagi-lagi membuat Sam terkekeh.
"baiklah-baiklah aku menyerah. Sekarang ayo tidur, aku akan menyanyikan lagu spesial untuk seseorang yang sedang merindukan." Sam sama menyebalkannya dengan seniornya itu. Tentu saja hei Mina, mereka adalah orang yang sama.
Meski Mina mendecih ia tetap mengambil posisi berbaring dan menyamankan tubuhnya, bersiap mendengar lantunan nada yang menenangkan dan mendatangkan mimpi indah baginya.
*****
Mina melambaikan tangannya kepada mobil yang baru saja berlalu dari hadapannya. Ia baru saja menghantarkan kepergian Acha dan Dimas, sebelumnya mereka menghabiskan waktu di apartemen Mina untuk menyelesaikan tugas mereka, sampai lupa waktu bahwa jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.
Mina segera berlari kecil menghampiri lift yang baru saja dimasuki oleh seseorang "tunggu..." teriaknya yang membuat lelaki tersebut segera menahan pintu lift yang akan tertutup.
"terima kasih." Lelaki tersebut hanya tersenyum dan mengangguk kecil. Mina tak lagi menekan tombol lantai tujuannya, karena tujuan mereka sama, lantai 6.
Hanya ada keheningan diantara mereka, Mina yang sibuk mengedarkan pandangannya berkeliling, merasa canggung. Dan lelaki tersebut yang asik memainkan ponsel di genggamannya, seakan tak terusik sama sekali dengan kehadiran Mina disampingnya.
Mina segera keluar terlebih dahulu ketika pintu lift telah terbuka di lantai tujuannya, diikuti oleh lelaki tersebut dibelakangnya. Baru saja ia akan mendorong pintu apartemennya, namun ia urungkan ketika melihat lelaki yang sebelumnya berada bersamanya di lift tersebut, sekarang sedang berdiri di depan pintu apartemen di sebelahnya.
"hei, tunggu." Ucapnya, menghentikan kegiatan lelaki tersebut yang sedang memutar kunci pintu apartemennya.
"kau... Lullaby?" lelaki itu terheran, apa maksud gadis manis yang sedikit aneh ini.
Seakan mengetahui bahwa ia bertanya konyol ketika melihat keryitan di dahi lelaki itu, ia kembali berucap "maksudku, kau pemilik apartemen ini?"
Lelaki itu mengangguk "ya, tentu saja."
Mina tersenyum sangat lebar "kalau begitu senang bertemu denganmu, akhirnya aku melihat wajahmu juga. Aku akan menagih janjimu lain kali, hubungi aku jika kau tidak lagi sibuk. Aku menunggumu!" Setelah menyelesaikan ucapannya Mina segera masuk kedalam apartemennya meninggalkan lelaki yang sebelumnya hanya terbengong dan menggeleng pelan.
'Apakah sekarang seperti ini cara wanita mengungkapkan ketertarikannya kepada lelaki?'
*****
TBC
Nah loh, Mina-nya kok ngegas 😂
Seketika ingin juga punya seseorang yang akan melantunkan lullaby setiap malam 😌Thanks untuk supportnya.
See you 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Lullaby (END)
Romance"selamat malam, semoga mimpi indah" dipenghujung kesadarannya, lagi-lagi ia mendengar suara lembut dari seorang pria bersuara husky. ucapan selamat tidur yang menenangkan, yang mampu membuat ia tersenyum dalam tidurnya. Dari si tetangga misterius, d...