Hari minggu adalah hari yang paling dinantikan oleh setiap orang. Pada hari itu lah mereka bisa berkumpul bersama keluarganya.
Seperti saat ini, terlihat satu keluarga yang tengah lari pagi disekitar komplek perumahan yang mereka tempati.
Canda dan tawa mengiringi langkah mereka. Kebahagiaan tampak tergambar jelas diwajah mereka.
"Ayo kita balapan siapa yang sampai rumah duluan dia akan mendapatkan hadiah dan yang terakhir akan mendapatkan hukuman" usul sang Ayah pada keluarganya itu.
"Baiklah ayo" jawab mereka serempak.
Setelah semua anggota keluarga setuju, sang Ayah memberi aba-aba dengan menghitung mundur.
"Tiga.. Dua.. Satu.. Mulai"
Semua berlari dengan kencang dan penuh semangat tak membiarkan dirinya menjadi yang terbelakang.
"Aku capek" seorang gadis dengan rambut hitam panjang bergelombang mencapai punggung itu menghentikan larinya dan menatap anggota keluarganya yang masih berlari.
Ia menghela napas pelan karna tertinggal jauh oleh keluarganya dan mulai berjalan dengan pelan, tak lupa ponsel yang ia keluarkan dari saku jaketnya.
Karna tak memperhatikan jalan dan terlalu fokus pada ponselnya, akhirnya ia jatuh tersungkur diatas trotoar.
Lutut dan telapak tangannya tergores dan mengeluarkan darah, ia meringis karna ngilu yang ia rasakan saat menggerakan lututnya.
Hingga sebuah tangan terulur didepan matanya, ia mendongkakan kepalanya dan mendapati seorang gadis yang mungkin seumuran dengannya tengah tersenyum dan mengulurkan tangannya.
Ia menerima uluran tangan itu dan mulai bangkit dengan perlahan. Ia meringis kembali saat merasakan ngilu dilututnya.
"Kamu gak papa?" gadis itu bertanya sambil memapah gadis yang baru ia tolong itu untuk duduk dibangku yang terdapat dipinggir trotoar
"Iya gak papa kok, makasih udah nolongin aku"
"Iya tidak masalah"
"Tapi, lutut kamu luka. Tunggu disini ya, aku mau beli dulu obat merah untuk kakimu supaya gak infeksi" lanjut gadis itu sambil beranjak pergi tanpa menunggu jawabannya.
Setelah lama menunggu, gadis itu datang dengan kantong keresek ditangannya.
Tanpa banya bicara gadis itu mulai berjongkok dihadapan Lily, tak lupa menggulung celana yang Lily kenakan dan membersihkan lukanya dengan teliti. Setelah selesai, gadis itu berdiri.
"Oh ya, aku lupa memperkenalkan diri. Namaku As-sifa Az-zahra kamu bisa manggil aku Sifa. Salam kenal, kalo kamu?"
"Namaku Lily Roselana salam kenal juga"
"Nama yang cantik" ucap Sifa dengan senyum yang tak pernah luntur diwajahnya.
"Nama kamu juga cantik" ucap Lily sambil membalas senyuman Sifa.
"Kamu orang baru ya?" lanjut Lily.
"Iya, aku baru disini" Lily menanggapinya dengan senyuman.
"Lalu apa yang sedang kamu lakukan sendirian??" tanya Lily
"Eh.. itu sebenarnya aku sedang mencari kakakku, aku tadi terpisah" Sifa tersenyum kikuk dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Mendengar hal itu Lily tertawa kecil, Sifa menundukkan kepala dengan wajah yang bersemu karena malu.
"Emangnya kamu tinggal dikomplek sebelah mana?"
"Ah.. itu aku tinggal dikomplek D no 29, tapi aku gak tahu jalan pulang malah nyasar kesini"
"Ouh... benarkah?"
..And..
KAMU SEDANG MEMBACA
Istiqomah in your way
Roman d'amourLily Roselana seorang gadis dari keluarga kaya raya yang menganut agama kristen, bertemu dengan seorang gadis beragama islam dan menjalin pertemanan yang menuntunnya pada jalan kebenaran. Liliy memutuskan untuk nemeluk agama islam dan meninggalkan a...