Beralih Jodoh 3

12.3K 1K 47
                                    

CERITA RE-POST ya... Sambil nunggu Mak e punya ide nulis update an cerita baru biar kalian gak lupa sama Mak e dan ada bacaan gais...

Yg ketinggalan cerita juga boleh reuni lagi 🤭🤭 yg pembaca baru jg bisa baca...

EBOOK ready di google play book
PDF ready sama penulis 082276166101

1.3

"Pergi! Tinggalkan aku!" Ucap Kayna menutup pintu tanpa perduli Raya masih berlutut di depan kamarnya. Sukoco datang menghampiri dan Raya segera bangkit.

"Ehm, sebaiknya kamu tunggu di depan. Biarkan saya yang bicara pada Kayna." Kata pria itu.

Raya berdiri lalu mengangguk pasrah. Jika saja, hatinya tak seyakin ini pada Kayna. Jika saja, jantungnya baik-baik saja saat dekat Kayna. Jika saja ia tidak berpikir jika Kayna adalah yang terakhir baginya. Pasti ia tidak akan seputus asa seperti saat ini.

Sukoco mengetuk pintu kamar Kayna. "Na... Ini Papa Na. Buka pintu." Lalu Kayna menurut.

Pria paruh baya itu masuk ke kamar putrinya. Lalu duduk di tepi ranjang Kayna.

"Kayna nggak mau menikah Pa sama duda gila itu. Papa bayangkan, dia menculik Kayna, calon istri keponakannya. Dia juga bilang sudah menodai Kayna. Dia bohong Pa. Dia bahkan tidak menyentuh Kayna sama sekali. Dia bilang begitu supaya Os mau melepas Kayna."

"Jodoh itu ada saja jalannya Kayna. Mungkin jalanmu ketemu jodoh seperti ini. Menikahlah dengan Raya. Para tetangga taunya kamu hilang selama 3 hari dibawa sama lelaki. Kalau kamu tidak menikah, bagaimana dengan keluarga kita. Lagipula, menurut Papa dia baik meskipun sudah jahat sama kamu. Kamu sendiri byang bilang jika dia tidak menyentuhmu sama sekali, artinya dia menghargai kamu, nak."

"Apa Papa yakin mau melepaskan Kayna menikah dengan pria seperti dia? Bahkan usia kita beda lima belas tahun Pa. Belum lagi dia itu entah udah duda berapa kali, iya kalo pasangannya bersih, kalau dia punya penyakit menular gimana? Dan intinya Kayna tidak mencintai Duda mesum itu." Ucap Kayna.

"Nasi sudah jadi bubur Kayna. Kita sudah terlanjur malu dihadapan keluarga dan para tetangga. Jadi bahan gunjingan itu menyakitkan Kayna. Masalah cinta, cinta itu bisa datang seiring kebersamaan. Bersama sehari-hari, melewati suka duka bersama, menimbulkan rasa saling memiliki, lalu cemburu kemudian tidak sanggup berpisah satu dengan yang lainnya. Cinta itu sederhana, nak." Ucap Sukoco.

Kayna merapatkan giginya hingga keningnya ikut mengkerut.

"Gimana kalau dia punya penyakit menular?"

"Kita suruh dia periksa kesehatan. Test HIV-AIDS atau tes apapun yang akan membuat kita tenang. Jika dia sehat, menikahlah dengan Raya. Kamu itu anak Kepala Desa, kamu juga selama ini Kembang Desa. Kalau kembangnya layu sebelum berkembang mengeluarkan harum, Papamu ini bakal malu sekali."

Kayna menunduk. Air matanya menetes.

Haruskah aku menerima takdir ini ya Allah? Haruskah aku menikah dengan dia? Tapi dia sudah banyak mengecewakan hati perempuan dengan nikah-cerai juga kawin siri-cerai. Kalau aku menikah dengannya, akankah dia menghargai dan mencintai ku?

"Boleh Kayna sholat dulu Pa?" Tanya Kayna. Papanya tersenyum lalu mengangguk.

Kayna wudhu, lalu dia melakukan sholat, ini bukan hal mudah. Kayna tak ingin mengambil keputusan berdasarkan emosi. Dia bukan perempuan yang ingin menikah beberapa kali, dia tipe pembenci perceraian, itu sebabnya saat menikah ia ingin sekali seumur hidup.

---

Tetangga sudah mulai pulang ke rumah mereka meskipun masih penasaran tingkat akut. Oswel sendiri galau.

Suamiku, Duda!!! (Re-post)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang