[ Naruto ] Before i had him in my life...
Naruto kecil melukis pasir di kakinya, ia meliuk-liukkan jari sambil membuat lingkaran yang mirip dengan tato aneh di perutnya.
"Huuuuuu!"
Seorang bocah melempari dia bola dari kertas yang diremas.
"Monsterrrr!"
Seru anak lain yang juga melempari dia dengan bola-bola kertas.
"Sudah, sudah, sedang apa kalian, kenapa kalian melemparinya?"
Seorang guru Akademi Ninja datang dan menghentikan apa yang bocah-bocah itu lakukan.
"Dia adalah monster rubah berekor sembilan, Sensei!" jelas salah seorang anak.
Naruto diam, ia sudah lelah melawan. Terakhir kali ketika ia melawan, ia babak belur dipukuli oleh orang tua sang anak.
Naruto pikir, mereka sangat beruntung karena memiliki orang tua yang membela mereka ketika diserang. Sementara dirinya, bahkan ia tak punya siapa-siapa sebagai tempat mengadu.
***
Naruto memperhatikan Sasuke berlatih di dekat sungai yang mengalir, dilihat dari gerakan Sasuke, nampaknya itu adalah latihan yang diajarkan di Akademi Ninja. Sasuke menirunya lagi.
Sasuke menendang-nendang udara seolah sedang berkelahi dengan seseorang, sesekali ia melempar kunai atau shuriken. Naruto mendekati Sasuke yang sedang memasang kuda-kuda, ia ingin mengajak Sasuke berlatih bersama.
"Naruto, apa lukamu sudah sembuh?"
Kemarin Sasuke tak sengaja melukai Naruto ketika mereka berlatih bersama, Sasuke menanyakannya karena merasa khawatir.
Naruto melirik lengan kirinya, "Tentu saja, itu hanyalah luka kecil, akan sembuh dengan cepat!"
"Kemarin lukanya cukup dalam, luka kecil apanya?" Sasuke protes.
Walau menderita luka yang parah sekalipun, tubuh Naruto akan cepat beregenerasi. Tingkat penyembuhannya bisa berkali-kali lipat di atas manusia normal.
"Hahah, luka seperti itu tidak berarti bagiku, Sasuke." Naruto tertawa liar.
"Kenapa bisa begitu?"
"Itu karena..... ada rubah berekor sembilan di dalam tubuhku."
Mereka berdua sama-sama terdiam. Naruto menatap kedua bola mata Sasuke, ingin mengetahui apa reaksinya ketika mendengar hal itu.
"Hebat!" seru Sasuke girang.
Naruto terkejut, reaksi Sasuke berbeda dengan orang-orang kebanyakan. Orang-orang kebanyakan biasanya akan menjauh perlahan setelah tahu kalau dirinya merupakan wadah bagi monster penghancur desa itu.
***
Karena merasa keberadaannya diterima, besoknya tanpa bosan, Naruto kembali ke danau tempat berlatih anak Uchiha itu terus-menerus, lalu ia kembali lagi besok harinya dan besoknya lagi. Hal itu berlanjut hingga mereka dewasa.
"Sasuke!"
Mendengar panggilan antusias itu Sasuke segera berpaling, lekas saja ia sambangi Naruto yang berlari ke arahnya. Terkadang mereka saling berpelukan untuk membebaskan rasa rindu karena Naruto seringkali berangkat ke luar desa selama beberapa hari untuk menyelesaikan misi.
Hubungan mereka sudah begitu dekat, sampai mereka sendiri tak tau bagaimana cara membatasi jarak yang ada.
Hubungan menyenangkan dan saling mengisi kekosongan satu-sama lain itu sangat dibutuhkan keduanya, sebab latar belakang yang tak jauh berbeda, sama-sama ditinggal oleh keluarga.
Saat beranjak dewasa, mereka sendiri paham betul bahaya apa yang mengintai jika hubungan dekat itu terus berlanjut karena secondary gander yang bersebrangan. Tapi masing-masing dari mereka terus berpura-pura tidak mengkhawatirkan hal itu.
Hingga kesesatan terjadi, barulah mereka sadar, jika mereka berdua ternyata sama-sama mengkhawatirkan hal tersebut.
***
Sasuke berlari menerjang badai salju, menyembunyikan diri dibalik batang pohon besar. Perasaannya tiba-tiba berubah gelisah, tangannya gemetaran dan badan yang terasa panas.
"Sasuke?"
Sasuke menengok, dia terkejut ternyata Naruto mengikutinya sampai sini.
"Jangan mendekat!"
Merasa dibentak, Naruto terdiam. Tapi sedetik kemudian ia merasa ada yang aneh.
"Kau kenapa, Sasuke, apa kau sakit?" ia perlahan mendekati Sasuke. "Kenapa kau tiba-tiba lari?"
Tangan kanan remaja blonde itu terangkat untuk mengecek dahi Sasuke.
"NARUTO! PERGILAH!"
Naruto tertegun karena dibentak, ia juga diusir, padahal ia tidak bermaksud buruk sama sekali, tak jua sedang ingin menjahili Sasuke.
"Tinggalkan aku sendiri, Dobe."
"...Kenapa?"
"Pokoknya, kau jangan mendekat. Itu saja."
Sasuke menatap Naruto tajam dengan nafas yang memburu. Naruto mencoba memahami situasi. Walaupun Sasuke tidak memberitahu, tapi Naruto bisa mengerti apa yang telah terjadi.
Naruto memeluk Sasuke tanpa diduga, Sasuke membelalak. Bukannya mematuhi perintahnya, Naruto malah melakukan hal yang sangat beresiko.
Sasuke tidak bisa dengan gamblang mengatakan kalau ia sedang diserang heat, karena Naruto belum tentu mengetahui hal semacam itu.
"Aku akan menemanimu sampai ini berakhir."
Jauh dari pemikirannya, ternyata Naruto mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya.
Kening Sasuke sedikit mengerut dan sudut bibirnya terangkat, "Ini tidak akan berakhir..."
Sasuke memasukkan sebelah tangannya ke dalam celana.
"...Kau sudah kuperingatkan, jadi jangan salahkan aku jika harus masturbasi di depanmu."
[To Be Continued]
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is The Time (Special Story) | NARUSASU
RomanceBefore i left my sadness... And before i had him in my life.... ~Kisah Naruto & Sasuke sebelum menikah~ Cerita lainnya bisa dilihat di : This Is The Time This Is The Time (Adult Version) [ Sequel ] This Is The Time Special Story Atau klik pada tag #...