05

937 53 26
                                    


Tae membolak balikkan isi kotak kuning yang ia keluarkan dari laci lemarinya, ada lembaran-lembaran kertas, bunga dalam plastik yang sudah mengering, gelang kulit, buku kecil dan ada beberapa foto di sana. Ia tak pernah bosan melihat isi kotak itu meskipun hampir setiap waktu ia melalukannya.

Tae mengambil salah satu foto di sana, ia tersenyum

"apa kabar kamu? Berkatmu hari ini aku berhasil menandatangi kontrak sebagai BA brand international, kamu tau itu adalah impianku yang pernah aku ceritakan dulu, dan aku ingin berbagi kebahagiaan ini denganmu Tee" ucap Tae pada photo yang ia pegang

Tae merapikan isi kotak itu dan menutupnya kembali.

Ia mengusap cincin yang masih setia melingkar di jarinya selama hampir 4 tahun ini.

"Seandainya aku menyadari lebih awal rasa ini bukan hanya sekedar rasa nyaman setia ada di dekatmu
Seandainya aku lebih awal menyadari bahwa rasa ini bukan hanya sekedar rasa rindu.
Seandainya aku lebih awal menyadari bahwa rasa ini bukan hanya sekedar rasa sayang, bukan hanya sekedar ingin melidungi
seandainya aku lebih awal menyadari bahwa semua rasa itu adalah cinta, cinta yang aku pupuk untukmu...."

Tiba-tiba butiran bening lolos dari mataku, menangisi kebodohan yang aku buat.

Kali ini, aku tak kan menyerah lagi.
Aku tak kan lagi melepas kan Tee.
Tak kan berbuat bodoh lagi dengan hatinya.

"Tee, tolong tunggu Phi" ucapnya pelan

Cinta ini hanya untuk Tee.
Tae tak perduli, meski dunia menentangnya.
Baginya, Tee sudah cukup dari segalanya.

Aku tak kan lagi membiarkan TEe terluka.

°
°
°

Autor Pov

Tae melajukan motornya, membelah jalanan malam kota bangkok.

Di sepanjang jalan ada berbagai event yang di selenggarakan, banyak orang berkerumun di setiap titik membentuk keramaian.

Mengingat hari ini adalah tanggal 14 Februari, terlihat setiap orang memiliki begitu banyak tanda hati yang tertempel di baju mereka untuk merayakan hari Valentine, Hari kasih sayang.

Tae sendiri sudah sejak 4 tahun yang lalu tidak mengambil job di tanggal 14 februari setiap tahunnya.

Hawa dingin angin dari tengah sungai Chao Phraya sudah mulai terasa.

Di dermaga penuh dengan orang-orang yang mungkin ingin membuat kisah romantisnya hari ini.

Tae terus melajukan motornya ke tempat yang lebih temaram, dengan kursi besi panjangnya, tempat dimana 4 tahun lalu ia membaut janji dengan Teenya, yang bahkan waktu itu ia belum menyadari maksud dari janji yang di dibuatnya.

Mungkin itu adalah cara Tuhan menuntun hambanya untuk membuat sebuah kisah.

Tae memarkirkan motornya tepat di sisi kursi besi panjang itu, sebouqet bunga lily putih ia keluarkan dari dalam jaketnya.

"Phi harap malam ini kamu datang Tee" gumamnya.

Di letakkannya bunga itu di kursi besi, kakinya melangkah menuju pagar pembatas sungai di depannya.

Hari ini sinar bulan tak menampakkan biasnya di riak air yang ramai oleh lalu lalang kapal-kapal.

Di tepian seberang wat arun terlihat megah oleh sinar yang menerpanya.

Sayup-sayup terdengar teriakan-teriakan orang-orang yang sedang berpesta.

Tae masih kembali ke kursi besi panjang setelah menikmati pemandangan malam yang tercipta, ia menjatuhkan tubuhnya sana, duduk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BEST VALENTINE EVER (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang