Bab 4

1.2K 60 15
                                    

Lynn dan Ao Chun kini duduk berhadapan dengan api unggun di antara mereka. Wanita itu bersenandung kecil dengan sesekali melirik Ao Chun yang benar-benar menatap dirinya tanpa berkedip. Ia tersenyum lebar, pasti pria itu ingin sekali mengetahui apa ia ketahui tentang dirinya dengan nenek tua yang sudah mati.

"Dewi, bisa kita bicarakan tentang hal itu?" tanya Ao Chun tanpa basa basi.

Lynn mengerjapkan kedua matanya, ide jahil mulai berputar di kepalanya. Senyum Wanita itu semakin melebar, ia duduk bersila dan menegapkan tubuhnya.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Lynn dengan penuh wibawa.

"Tidak perlu dengan penuh wibawa seperti itu," sindir Ao Chun dan Lynn tertawa kencang.

"Jadi apa yang ingin kau dengar, Pangeran Ao Chun?" jawab Lynn sambil menghaus air matanya yang sedikit keluar.

"Bagaimana ia mati? Apa ia hidup bahagia?" tanya Ao Chun dengan kepala tertunduk.

Lynn terdiam, menimbang apa yang harus ia katakaan dan jelaskan pada pria di hadapannya. Sangat jelas sekali jika Ao Chun masih mencintai mendiang Ibu Suri yang telah dibunuh oleh Jun Yi, tetapi ia juga tidak bisa mengatakan jika nenek tua itu mati ditangan pria yang sedang bersamanya.

 "Tidak bisakah kau melupakan masalalu?" tanya Lynn setelah terdiam cukup lama.

"Tidak bisa, kau pasti tahu perasaanku. Jadi, bisakah kau katakan yang sebenarnya terjadi?"

Lynn menghembuskan napasnya dalam, pria di hadapannya lebih keras kepala daripada Panglima lainnya tentang cinta. Wanita itu bangkit berdiri dan berjalan kebelakang Ao Chun, kedua tangannya menutupi mata Ao Chun dan memberikan gambaran apa yang terjadi pada kekasih pria itu.

Ao Chun dapat melihat kisah perjalanan hidup Putri Xue Li yang merupakan nenek dari Xiao Rou. Sebuah kehidupan yang berbalut dengan darah dan air mata. Lynn merasakan jika tangannya telah basah, ia berharap pria itu tidak menangisi Nenek tua yang telah melukai Xiao Rou. Setelah beberapa lama Lynn melepaskan tangannya, bagaimana ia bisa melakukan hal itu, ia sendiri tidak tahu dan hanya melakukan dengan spontan.

Sang Dewi kembali duduk di tempatnya, ia menatap Ao Chun yang terus menundukkan kepala. Ia ingin berkata untuk melupakan, tetapi tidak ada yang bisa dilupakan pria itu. Hidup terlalu lama memang hanya akan menyisakan sebuah kepahitan.

"Pernahkah kau bertanya-tanya, mengapa kau bisa hidup lebih panjang dari orang lainnya?" Lynn membuka suara, Ao Chun mendongak dan menatap sang Dewi yang terlihat sedih memandang kobaran api unggun.

"Menebus dosa?" jawab Ao Chun tidak yakin.

"Untuk melupakan," jawab Lynnn sambil tersenyum hangat.

"Melupakan?" Ao Chun membeo.

"Melupakan semua rasa sakit yang pernah kau terima, melupakan kenangan pahit yang kau dapat, dan melupakan orang lain yang telah bersamamu."

"Bagaimana bisa kau sebut melupakan orang lain yang telah bersamamu?" tanya Ao Chun tidak terima.

"Karena jika seseorang itu telah pergi, dengan kata lain belahan jiwamu bukanlah dirinya."Ao Chun tersentak, kini ia mengerti apa yang dimaksud oleh Lynn.

"Jadi kau tahu siapa belahan jiwaku?" tanya Ao Chun sambil tersenyum miris.

Lynn tersenyum, ia tahu karena smartphone miliknya memberitahu apa yang akan terjadi di masa depan. Sebisa mungkin ia harus mengubah alur cerita saat ini untuk keselamatan Xiao Rou. Pada dasarnya, ia mengerti keberadaannya hanya untuk membuat Xiao Rou bahagia.

"Aku tahu, dan aku telah mempersiapkannya," jawab Lynn yang kini tersenyum lebar.

Ia tahu jika Ao Chun tidak menyukai apa yang direncanakannya, tetapi tidak ada pilihan lain untuk mengubahnya sejak dini. Lynn memilih masuk ke dalam sebuah tenda yang memang khusus untuk dirinya. Ia ingin tidur dan membiarkan suara desahan Xiao Rou dengan Jun Yi yang terdengar cukup jauh menghiasi malamnya. 

Reverse Harem Season 1 & 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang