Chapter 2.

40 1 0
                                    






...

“ ayo naik ” aku tersenyum saat dika menyuruhku untuk segera naik ke motornya. Aku mengangguk lalu naik ke atas motor besarnya.

Setelah aku naik, kak dika langsung melajukan motornya. “ ke rumah farhan dulu ya ” ucap nya yang samar samar ku dengar, aku hanya meng'iya'kan saja perkataan nya.

Sebenarnya bukan pertama kali aku bisa duduk di motor berdua bersama nya, sudah hampir setiap hari begini. Hanya saja sifatnya yang tidak pernah berubah, dingin. Dan sekarang pun kita berdua hanya saling diam menatap jalanan. Tidak ada salah satu di antara kita yang ingin memulai pembicaraan. Bukan nya aku tak ingin memulai duluan, tapi aku rasa dia selalu tidak tertarik dengan apa yang ku bicarakan.

Dika menghentikan motornya di halaman rumah yang terlihat begitu sederhana. Aku turun dari motor dan mengikuti nya berjalan ke arah pintu rumah tersebut.

Tangan nya mulai mengetuk pintu beberapa kali. “ assalamualaikum ”. Tak lama dari itu kak farhan teman akrab nya membuka kan pintu.

" walaikumsalam. Mau ngambil buku dik? " dika mengangguk pelan. Farhan mengalihkan pandangan nya ke arah ku. " eh caya ikut juga, ayo masuk dulu " ucap nya dengan senyum ramah.

" hehe iya kak terima---

" ngga usah han, udah sore mau langsung pulang " aku terdiam menatap dika yang tiba tiba memotong ucapanku.

Farhan tersenyum kaku. " oke lah. Bentar gue ambil buku nya "

" orang tua nya farhan keluar kota " ucapnya tanpa menatapku.

Aku sedikit melamun, orang tua farhan keluar kota berarti dia dirumah sendirian, ini sudah sore. Dan aku cewek. Kalau aku masuk ke rumah farhan, pasti banyak orang di sekitar sini akan berpikir yang tidak tidak. Apa itu maksud perkataan dika? Ah dia ini selalu mebuat orang lain harus berpikir dan mencerna setiap perkataan nya.

" ini dik " farhan menyodorkan buku nya ke dika, Dan langsung diterima.

" gue balik ya thanks buku nya " dika berbalik badan, berjalan ke arah motornya yang terparkir di halaman rumah.

" pulang dulu ya kak "

" iya cay, lain kali mampir ya " ucap farhan tersenyum ramah. Aku mengangguk pelan, dan bergegas menyusul dika.

•••

" makasih udah nganterin pulang. Oh iya langsung pulang ya, mau hujan nih kayak nya "

" iya, pulang dulu ya "

" iya hati hati "

Setelah dika sudah jauh dari pandangan ku, aku bergegas masuk ke dalam rumah karena sepertinya akan turun hujan, langitnya terlihat sangat gelap.

" assalamualaikum "

" walaikumsalam. Baru pulang? Darimana aja?  Jam berapa ini? " baru saja masuk ke rumah, aku sudah di sambut kak raja dengan berkacak pinggang. Ekspresi nya datar seperti papan penggilesan.

Aku melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kiri ku. 17.00
" hehe abis nemenin kak dika kerumah kak farhan ngambil buku " ucapku dengan memperlihatkan deretan gigi.

" ya sudah mandi sana, bau asem " suruh kak raja. Aku pun dengan sigap mengambil sikap hormat di hadapan nya. Dia pun terkekeh sambil menepuk puncuk kepala ku pelan.

Aku segera melesat ke kamar mandi untuk menjalankan ritual di sore hari, haha.

•••

REALIZED TOO LATE [CAYDIK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang