9 | Fake and True

6.3K 1K 1.9K
                                    

💎💎💎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💎💎💎

Ps. Komentari paragraf dan dialognya yuk! Ramaikan lapak ini, biar minsay nggak ngambek lagi 😆

💎💎💎


Walaupun sudah bangun sejak pukul empat pagi, toh masuk kerja dengan waktu terjepit sudah jadi ciri khas para karyawan di kota padat penduduk ini. Bahkan dengan interval 5 jam sejak pertama kali bangun pun, tidak membuat Varrel aman dari jam kepepet masuk ke kantornya.

Dengan sedikit berlari dia menempel HID card yang sekaligus membuka kunci dan mencatat kedatangannya setiap hari. Di depannya, sekitar tiga meter sebelum lift di lobi untuk naik ke ruang meeting ‘N Diamant, Varrel melihat gadis itu.

Sepagi ini dengan setelan pantsuits Burberry yang motifnya sangat khas, kotak-kotak atas bawah berwarna khaki. Dan meskipun memakai rok pendek di atas lutut, gadis itu terlihat lebih sopan hari ini, juga sedikit lebih berisi dibanding biasanya.

“Athifah,” panggil Varrel setelah berhasil menyejajarkan langkah dengan penyemangat paginya. “Selamat pagi.”

“Pagi,” jawab gadis itu datar, tidak menoleh sama sekali.

“Hari ini Abang mau ngajakin kamu makan siang. Bisa, kan? Sepagi ini pasti belum ada yang ngajakin duluan sebelum Abang, kan?”

“Pak Varrel,” ucapnya sambil memalingkan muka, melirik Varrel melalui ekor mata. Dan rasanya, baru kali ini Athifah memanggilnya seperti itu.

“Iya, Bu?” Refleks, mulut sialannya membalas dengan cara serupa, namun cukup mujur karena gadis itu tersenyum.

“Saya bahkan belum sarapan, Pak. Dan Bapak ngajak makan siang sepagi ini.”

“Belum sarapan?” Varrel sedikit membungkuk dan membuat wajahnya sejajar dengan gadis itu. “Kenapa belum sarapan?”

Apa yang dilakukan orang-orang hingga tidak sempat sarapan?

“Apa karena nggak ada yang ngajakin sarapan? Mau sarapan bareng, nggak? Mau disamperin ke rumahnya tiap pagi buat sara—”

“Dan bakal ke kantor lebih telat daripada ini?” sindirnya, halus dan menohok.

Dari dulu dia memang pintar untuk hal-hal seperti ini.

“Pak!”

Suara cempreng Lia, yang entah kenapa radarnya bagus jika Varrel sudah datang ke kantor dan berdekatan dengan Athifah, menginterupsi dari kejauhan. Wanita muda itu turun tergesa dari tangga pendek yang menyambungkan ruang eksekutif ke lobi kantor.

All is Found ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang