Random

20.3K 1.9K 300
                                    

Title    : Random
Genre  : Romance, slice of life, family
Rate : T
Words : 900
Muggle AU

•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

"I'm home,"

Seorang pria berambut pirang membuka pintu rumahnya dengan rasa lelah yang terlihat jelas dari wajahnya. Ia sedikit bingung saat tidak ada sahutan dari seseorang yang biasanya sudah menyambutnya tiap kali pulang kerja.

"Harry?" Panggilnya dan masuk ke dalam kamar mencari orang terkasihnya.

"Yes?"

Seorang pria lain berambut hitam dengan mata emerald yang begitu menawan menyahut. "Draco, kau sudah pulang ya," tanyanya pada pria berambut pirang bernama Draco itu.

Draco berjalan mendekati Harry yang terduduk manis di tepi ranjang mereka. "Ada apa? Kau terlihat memikirkan sesuatu," tanya Draco setelah duduk di samping Harry.

Harry menunduk. "Aku hanya takut," suara Harry terdengar begitu pelan.

Draco menaikkan alis bingung. "Takut kenapa?"

Manik zamrud Harry memandang ke segala arah tak menentu. "Kau akhir-akhir ini selalu pulang terlambat karena ada meeting dengan para kolegamu,"

"So?"

Harry mengerucutkan bibirnya dan tiba-tiba terlihat sedih. "Waktumu untuk bersamaku jadi makin berkurang, dan itu membuatku khawatir. Aku takut nantinya kau malah lebih sering menghabiskan waktumu dengan orang lain. Atau bahkan kau mungkin lebih memilih menghabiskan waktu dengan mereka daripada aku,"

Draco tersenyum lembut. Ia kemudian membawa suami mungilnya itu ke dalam pelukannya. Draco mengecup pipi Harry berkali-kali. "Kau bicara apa sih? Asal kau tau saja, aku sering kali tidak fokus di pertemuan karena terus memikirkanmu. Aku bahkan sudah merasa rindu padamu saat aku baru sampai di kantor. Dan kau masih memikirkan semua kemungkinan-kemungkinan bodoh itu?"

Draco makin mengeratkan pelukannya. "That's imposible. Aku tidak mungkin berpaling darimu, my love. Never, and will never, you know that,"

Baru saja Draco ingin mencium bibir peach Harry, pemuda berkacamata itu melepaskan pelukannya. Draco jadi bingung.

"Kau sok romantis, Draco," komentar Harry dengan wajah malasnya. Draco tidak bisa menebak apa yang terjadi sekarang. "aku mau menyiapkan makan malam dulu," ucap Harry dan kemudian meninggalkan Draco yang masih bingung.

Draco benar-benar bingung dengan sikap Harry. Padahal yang tadi bilang jika ia sangat takut adalah Harry, dan sekarang malah Harry yang meninggalkannya. Mencoba tetap tenang, Draco beranjak untuk mengganti pakainnya.

Draco menghampiri meja makan saat Harry memanggilnya. Dan Draco sedikit bingung melihat piring Harry yang hanya berisi salad.

"Kenapa hanya makan salad?" tanya Draco.

Harry hanya angkat bahu. "Nothing." jawabnya singkat dan tidak mempedulikan Draco yang masih belum puas dengan jawabannya.

Makan malam berakhir, dan kini kedua pasangan Malfoy tersebut tengah bersantai sambil menonton televisi.

"Draco," panggil Harry tanpa menoleh. "ingat cafe yang kita kunjungi kemarin?"

Draco mencoba mengingat. "Ya, ada apa?"

"Aku ingin eskrim yang saat itu," pinta Harry dengan nada yang begitu memohon.

Draco mengangkat alisnya bingung. "Sekarang?" Harry mengangguk. "tapi malam ini sangat dingin, sayang," balas Draco lembut sambil mengelus wajah mulus Harry.

Harry mendadak cemberut. "Hanya malam ini. Apa kau bahkan tidak mau menuruti satu permintaanku?"

"Bukan seperti itu Harry,"

"Tapi kenyataannya seperti itu!"

Draco menggeleng cepat. "Tidak Harry, aku hanya takut kau nanti malah demam," Draco memberi alasan.

Harry menatap Draco dengan memohon. "Please, honey,"

Draco menghela napasnya mendapati tatapan memohon Harry yang sudah pasti tidak bisa ia tolak. "Baiklah," ucapnya final membuat sebuah senyum lebar terlukis di wajah Harry.

"Thanks Draco!"

Draco mengacak rambut Harry gemas. Dan kemudian mengambil jaketnya. Malam ini benar benar dingin, asal kalian tau saja. Cafenya pun cukup jauh, jadi tidak salah jika Draco melajukan mobilnya begitu cepat.

Sampainya di cafe, Draco segera memesan eskrim yang sama seperti eskrim yang seminggu lalu dibeli Harry. Namun sepertinya dewi keberuntungan tidak terlalu memihak Draco. Lihat saja jalanan yang begitu padat ini.

"Damn! Bagaimana mungkin jalannya jadi begitu penuh hanya dalam waktu beberapa menit," Draco mendesah frustrasi sambil melihat ke arah jam tangannya. Baiklah, sepertinya ia akan disambut tatapan tajam Harry saat pulang nanti.

Setelah duapuluh menit terjebak macet, akhirnya Draco sampai di rumahnya. Dia berkali-kali mengutuk eskrim yang sekarang sudah meleleh.

"Harry, maaf aku lama," ucapnya penuh penyesalan saat sudah masuk.

Namun ia begitu heran mendapati Harry yang kini sedang menyantap sepiring pasta.

"Ah, Draco, welcome home," sambut Harry tersenyum ramah.

"Kau membeli pasta?"

"Tidak, tadi Hermione sempat mampir dan membawakanku pasta," ucap Harry girang.

Draco hanya menganggukkan kepalanya. "Maaf ya, eskrim mu sudah mencair," ucap Draco penuh penyesalan.

"Tidak apa, aku juga tidak mau,"

Draco termenung di tempatnya mendengar jawaban Harry. "Kenapa? Bukannya tadi kau yang meminta?"

"Ya, tapi sekarang aku sudah tidak mau lagi. Kau bisa memakannya," dan kemudian Harry langsung beranjak untuk mencuci piring pastanya. Meninggalkan Draco yang masih terpaku di tempatnya.

"Aku serius, apa yang salah dengannya?"
Setelah Harry mencuci piringnya, Draco segera menghampiri Harry dan memeluknya dari belakang. Harry yang sedikit terkejut menoleh.

"What?"

"Aku yang seharusnya bertanya," balas Draco. "kau kenapa sih? So confusing. Pertama kau bersikap seolah begitu membutuhkanku, lalu kemudian dengan seenaknya meninggalkanku. Lalu kau memintaku membelikan eskrim, namun kau malah bilang jika kau tidak mau eskrim. Apa kau ingin mempermainkanku?"

Harry sedikit bingung. "Me?" Harry menunjuk dirinya sendiri. Draco melepaskan pelukannya dan mengangguk.

Harry memutar mata malas. "Kau terlalu berlebihan, Dray,"

"No dear, kau tidak seperti biasanya," Draco bersikeras. "pasti ada sesuatu kan? Apakah ada masalah?"

Harry menghembuskan napas. "Aku serius Draco, tidak ada apa-apa. Dan aku juga tidak apa-apa," Jawab Harry dan kemudian berjalan menuju ruang tengah.

"I'm just pregnant," sambung Harry yang sudah sampai di sofa.

Draco yakin jika pendengarannya masih sehat. Apakah Harry baru saja bilang jika dia hamil?

Draco langsung menyusul Harry ke ruang tengah dan mencium Harry dengan begitu manis. Kemudian tersenyum lembut.

"Seharusnya kau bilang jika aku akan segera menjadi seorang Daddy,"

'''''''''

Random — Completed

Magic CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang