Chapter 1

56 21 29
                                    

  "Woi Leo, diam diam aja terus tuh muka lo kusut amat sekali kali senyum kek." Ucap Saka sambil mengguncang guncangkan badan Leo, karena kesal Leo menatapnya dengan tajam membuat nyalinya ciut.

  "Mampus lo Sa,  makanya jangan jailin Leo,kalau masih mau mukanya ganteng," ledek Zico. "Dan seorang Ravael Leo Aiden tersenyum, itu mustahil pakai banget." Tambah Zico sambil menjitak kepala Saka. "Bukan mustahil, hanya saja Leo mau tersenyum saat Yara bersamanya." Sahut Raihan.

Mereka berempat saat ini berada di kafe yang sering mereka kunjungi.

  "Han, gue pinjam Video game lo dong yang keluaran terbaru itu ya, ya, ya." Pinta Saka pada Raihan.  "Beli sendiri, jangan minjem doang bisanya, gak modal, kayak gak pernah dapat uang jajan aja lo. " Jawab Raihan.
   "Katanya kaya, kok beli video game aja gak mampu." Ledek Zico habis habisan. "Rencananya gue mau minta sama nyokap siapa tau mau di beliin, tapi ragu gue, kemarin gue minta di beliin sepatu keluaran terbaru itu. Pasti nyokap ngomel ngomel kalau gue minta di beliin video game." Curhat Saka pada sahabat sahabatnya. "Aneh lo Sa, sepatu di koleksi, masih mending kalau di pakai semua nah lo pasti belum pakai semua ya kan," celetuk Zico.  "Mending gue nih, ngoleksi mantan." Tambah Zico dengan tampang yang jahil.

Zico dan Raihan saat ini sibuk meledek Saka. Sedangkan Leo saat ini tengah serius menatal layar ponselnya, Ia sibuk membalas chat Yara. Tiba tiba Leo tersenyum karena satu pesan dari Yara.

Yara
Bulan depan aku pulang ke Indonesia. Aku harap kamu bisa jemput aku di bandara, aku juga akan sekolah di tempat yang sama denganmu. Ku harap kita bisa sekelas ya, dan jangan lupa buatkan aku makanan yang banyak ya, aku rindu masakan Indonesia.

    "Ada apa gerangan hingga Leo si muka datar ini tersenyum dengan bahagia?" tanya Saka dengan antusias. "Pasti Yara kan?" tanya Raihan memastikan.  Sedangkan Zico hanya terdiam terkejut melihat Leo tersenyum. "Yara bakal balik ke sini, gue bahagia banget, dan Yara juga akan sekolah  di tempat yang sama dengan kita." Jawab Leo dengan antusias sambil tersenyum tipis. "Karena gue lagi senang, gue akan traktir kalian di sini, kalian pesan aja sepuasnya." tambah Leo lagi. Membuat sahabat sahabatnya itu berteriak kesenangan karena di traktir makan. "Sekali kali makan gratis, jangan di sia siakan kalau ada yang berbaik hati mau traktir kita." sahut Saka dengan penuh semangat. Sedangkan yang lain meneriaki Saka, dan Leo hanya terkekeh melihat pertengkaran sahabatnya.

Yara membawa pengaruh yang besar untuk Leo, mengetahui kabar bahwa Yara akan kembali membuat hatinya menghangat, selama Yara di Jerman ia tak pernah kesana karena takut nanti nekat ikut pindah sekolah di Jerman. Bahkan sampai di rumahpun ia masih tersenyum, membuat orang orang di rumah terheran heran, karena tidak biasanya ia tersenyum selebar itu.

  "Ada apa Leo, tumben kamu senyum selebar itu?" tanya Kinan pada anaknya. Melihat mamanya ia langsung memeluknya, dan lompat lompat. Membuat mamanya semakin terheran heran.

"Yara bakal balik ke Indo mah." Jawab  Leo degan antusias. Leo akhirnya memutuskan untuk ke kamarnya, ia berlari lari kecil sambil bersiul. "Semoga dengan kembalinya Yara membuat hidupmu lebih berwarna, mama ikut bahagia." Kata Kinan dengan suara yang kecil.

Keesokan harinya...

Hari ini adalah Senin, rencananya Leo mau bolos upacara tapi di gagalkan oleh sahabatnya karena katanya mereka sudah kelas xii makanya harus rajin gak boleh ada lagi kata bolos. Leo itu pandai di semua mata pelajaran di kelasnya, dia sangat suka pelajaran Kimia.

  "Gila panas banget nih, tuh kepsek kapan berehenti pidato sih. Pegel nih kaki." Keluh Saka sambil mengomel.
"Bilang aja kalau lo itu cemen, baru aja gitu udah ngeluh lo." Ucap Raihan dengan nada sarkas. "Alay, besok besok pakai rok aja deh lo." Ejek Zico.
"Kalian kok jahat banget sih sama dedek. Apa salah dedek?"
"Mau tau salah lo apa?" tanya Leo dingin, di sambut dengan cengiran lebar Saka. "Salah lo tuh terlalu banyak  bicara dan ngeluh." Sambung Leo lagi. "Kalian jahat sama aku, aku sedih banget, aku butuh sandaran." Ucap Saka mendramastis.

  "Sekian pidato singkat saya, sebenarnya masih banyak yang ingin saya sampaikan tapi kita sudah terlalu lama upacara  bapak takut proses PBM tidak terlaksana dengan baik maka saya tutup pidato saya." Ucap kepsek dengan santai. 

Beberapa menit kemudian upacara telah selesai.

   "Pidato singkat katanya, gak nyadar si bapak kalau udah pidato selama 30 menit lebih, auto mau pingsan ini kalau gak segera di bubarin, tuh kepsek minta di tampol sama murid muridnya mungkin." Saka mengomel ngomel tak jelas mendengar ucapan kepala sekolahnya tadi.

Setelah selesai upacara mereka singgah ke kantin buat mengisi perut masing masing.

"Hai Leo, gue bawain bekal untuk lo di makan ya. Aku buat sendiri loh." Sapa Zeanne pada Leo sambil memberikan kotak bekalnya. "Hm... " Respon Leo dengan singkat.
"Gue boleh nebeng sama lo gak?" tanya Zeanne pada Leo.
"Gak."
"Kita bisa berangkat bareng besok?"
"Gak."
"Singkat amat responnya,  Leo nyebelin deh untung sayang."
"..."
"Leo," panggil Zeanne.
"..."
"Leo." Panggil Zeanne sekali lagi.
"Apa lo udah mulai cinta sama gue?" tanya Zeanne.
"Gak." Jawab Leo dengan singkat dan dingin.
"Tapi kenapa?"
"Karena gue udah cinta sama seseorang dan itu bukan lo."
"Siapa?" tanya Zeanne sekali lagi.
"Bukan urusan lo." Jawab Leo dengan nada dingin.

Untung saja kantin masih sepi hanya ada Leo dan  sahabatnya. Jadi itu tidak terlalu membuat malu Zeanne. Zeanne sudah 2 tahun mengejar ngejar cinta Leo, Zeanne selalu berusaha untuk mendapatkan hati Leo. Tapi saat ini belum ada peningkatannya. Leo tetap dingin pada Zeanne. Zeanne semakin penasaran dengan orang yang di cintai Leo, tentang bagaimana dia dan rupanya. Pasti gadis itu sangat sempurna, pasti gadis itu selalu bahagia. Begitu pikir Zeanne. Zeanne ini benar benar keras kepala meski di tolak ratusan kali dia tetap mengejar ngejar Leo.

Di kelas XII IPA 1.

Zeanne masuk ke kelasnya, dia memandang ke arah tempat duduk Leo. "Ternyata Leo belum sampai ke kelas ya." Batin Zeanne.
Zeanne melamun di pintu kelasnya.

  "Minggir." Perintah Leo dengan nada dingin. Zeanne tersentak dari lamunannya. Ia refleks memandangi wajah Leo. "Minggir." Perintah Leo sekali lagi Zeanne. Zeanne akhirnya tersadar dan memberi jalan untuk Leo. Tak lama kemudian Saka,Raihan dan Zico pun datang.

  "Gila, lo jalan cepet banget. Capek nih gue nyusulnya." Ucap Saka pada Leo. "Yang nyuruh lo susulin gue siapa?  Gak ada kan. Lah terus kenapa lo nyusulin gue. Lo bisa tetap di kantin, gue gak maksa." Ucap Leo."Ngeluh aja kerjaan lo." Ucap Zico pada Saka.  "Iya, udah mirip cewek. Sana ganti rok aja lo." Ledek Raihan.
Saka memanyunkan bibirnya. "Gak usah manyun tuh bibir. Lo udah jelek, makin jelek deh jadinya." Ledek Raihan sekali lagi.

"Woiiii pak Alan udah datang, duduk dengan tenang semuanya." Teriak sang ketua kelas yang tergesa gesa menuju bangkunya.




TBC...
Jangan lupa vote dan komen ya guys 😊😊😊. Karena itu sangat berharga.
Jangan bosan baca cerita aku ya.

                         Sabtu, 22 Februari 2020

Salam Sayang ❤❤❤
F_Lara

Perjalanan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang