Sudah satu jam aku menunggu di depan gedung fakultas seni. Tapi yang ditunggu tak menampakkan batan hidungnya juga. Dengan helaan nafas kesal, aku memutuskan untuk pulang saja."Jia!"
Panggilan keras membuat aku yang baru melangkah tiga langkah berbalik. Dari sana terlihat pria dengan mata bulat dan senyuman besar yang memperihatkan gigi kelincinya berlari dengan lambaian tangan. Aku memutar mata kesal.
Pria itu menghampiriku dan langsung memeluk erat. Aku menepuk lengannya cepat. Malu dan sesak nafas menjadi satu.
"Ya, Jeon Jungkook! Aku sesak nafas."
Pelukan itu perlahan terlepas. Aku memajukan bibirku dengan wajah yang ditekuk sebal. Melihat itu Jungkook mengacak rambutku pelan.
"Jangan ngambek. Tadi aku ketemu dosen sebentar." ujarnya.
Aku mengangguk perlahan dan dibalas senyuman manis pria itu. Perlahan aku pun ikut tersenyum. Aku benar-benar tidak bisa marah dengannya.
"Aku merindukanmu." ujarnya perlahan.
Aku yang mendengar itu entah kenapa merasa hangat. Kami berdua cukup lama tidak bertemu akhir-akhir ini. Karena aku sedang mengurus berbagai kegiatan di klub drama. Sedangkan Jungkook sedang mengerjakan tugas akhirnya.
Aku melangkah mendekati Jungkook dan perlahan memeluk pria itu. Sungguh. Aku juga merindukannya.
Perlahan aku merasakan tangannya yang mulai membalas pelukanku. Kami memeluk cukup lama, hingga aku yang melepaskan pelukan itu terlebih dahulu.
"Aku lapar." ujarku padanya. Jungkook yang mendengar itu pun terkekeh pelan.
"Kalau begitu, bagaimana dengan satu porsi jjajangmyeon yang terlihat seperti dua porsi?" usul Jungkook dengan jarinya yang ia angkat membentuk hurus V untuk menunjukkan dua porsi.
Aku tertawa mendengar usulan Jungkook. Lalu aku mengangguk bersemangat sebagai jawaban. Pria itu pun menarik tanganku dengan genggaman erat.
Sepertinya sekarang, isi dunia hanya tersisa aku dan Jungkook saja.
Sekarang Jungkook sedang menceritakan segala kegiatannya akhir-akhir ini. Selama aku dan dia tidak pernah bertemu. Ia merasa cukup lelah dengan tugas akhirnya. Namun merasa pulih ketika melihatku kembali.
Aku yang mendengar pernyataannya hanya tersenyum. Sepertinya selama tak bertemu, Jungkook tambah manis saja. Sudah lama sekali rasanya tak mendengar keluh kesah dia.
"Lalu, bagaimana dengan klub drama?" tanya Jungkook disela makan jjajangmyeonnya.
Aku menghela nafas pelan, "Melelahkan. Tapi mau bagaimana lagi. Aku ketuanya. Ya harus bertanggung jawab."
"Wah, Han Jia. Kau benar-benar keren."
Aku terkekeh mendengar pujian Jungkook dan memukul lengannya pelan, "Pacarku lebih keren menurutku."
"Jinjja? Aku penasaran dengannya." jawab Jungkook.
"Kau pasti akan senang melihatnya."
"Ceritakan padaku tentang dia." pinta Jungkook setelah menelan satu suapan besar jjajangmyeonnya.
Aku merapikan dudukku dihadapannya. Memasang wajah serius yang ku punya. Sedangkan Jungkook sudah memasang wajah penasaran menunggu ucapanku.
"Bagaimana ya. Dia itu tampan, baik, keren, senyumannya sangat manis. Yang paling penting aku mencintainya."
Jungkook menutup mulutnya dengan kedua tangan. Ia memasang wajah berlebihan yang menunjukkan ia tak percaya. Aku yang melihat itu hanya terkekeh pelan.
"Lalu bagaimana dengan pacarmu?" tanyaku sedikit memajukan badanku.
Kali ini Jungkook memasang wajah cukup serius. Pria itu berdehem pelan. Lalu menatap mataku. Matanya benar-benar indah. Aku serius.
"Pacarku..." ujar Jungkook sedikit berhenti. Kulihat dia menatap langit-langit seperti sedang berpikir.
"Dia sangat biasa."
Aku menyipitkan mataku dan menyandarkan kembali tubuhku pada kursi. Merasa jengkel dengan jawaban Jungkook. Sedangkan Jungkook terkekeh pelan.
Jungkook kemudian berhenti tertawa dan menatapku dengan senyuman manisnya, "Banyak orang yang berkata padaku seperti itu. Tapi sepertinya aku tak peduli. Bagiku, pacarku adalah yang terbaik di dunia ini."
Aku mendengar jawabannya mencoba menahan senyumku. Terlihat aneh. Tapi pada akhirnya aku tak bisa. Aku pun tersenyum.
"Lalu, dia adalah yang tercantik jika tersenyum. Dan aku sepertinya sudah terlalu jatuh padanya." ujar Jungkook menatapku dalam.
Aku dengan senyumanku balik menatap pria itu. Sepertinya mata itu adalah salah satu dari banyaknya hal indah dari seorang Jeon Jungkook.
"Kau tahu?" tanya Jungkook memecah keheningan.
"Hm?"
"Waktu seperti ini sangat cocok untuk berciuman."
Pipiku memanas. Aku tertawa mendengar tuturan Jungkook yang sangat frontal. Sedangkan pria itu tersenyum begitu manisnya di hadapanku.
Jungkook menghembuskan nafasnya lega, "Sepertinya rasa rinduku sedikit terobati sekarang."
•••
"Kau kenapa?" tanyaku pada Jungkook setelah sampai di halte.
"Wae?" tanya balik Jungkook.
Genggaman tangan kami masih belum terlepas. Aku mencoba melepaskannya tapi pria itu malah lebih kuat menggenggam.
"Kau tak balik ke kampus?" tanyaku pada akhirnya. Melihat pria itu malah berdiri cukup lama di sini membuatku keheranan.
Jungkook menggeleng pelan. Bibir pria itu dia majukan. Aku hanya menghela nafas perlahan.
"Kau kan harus bertemu dosenmu sekarang." ujarku padanya.
"Bisakah aku mengantarmu saja?" tanya pria itu.
Aku menggeleng cepat, "Aniya. Kau harus bertemu dosenmu. Aku tak apa naik bis." jawabku kembali.
"Tidak. Aku, bisa menelpon dosenku memberi alasan."
Aku menyipitkan mataku, "maksudmu kau akan berbohong, begitu?"
Jungkook yang tahu maksudku menundukkan kepalanya. Aku yang melihat dia seperti itu menghela nafas pelan. Aku pun mendekatkan diriku padanya dan perlahan memeluknya erat.
"Aku mencintaimu. Tapi, aku tak mau menjadi alasan kau harus berbohong." ujarku padanya dengan masih memeluknya erat.
Perlahan aku merasa pelukanku dibalas oleh pria itu. Memiliki kekasih seperti Jungkook adalah anugerah bagiku. Dia memang tidak sesempurna dan seromantis kekasih orang lain. Tapi, jika menyangkut perasaan dan kenyamanan, dia adalah tempat terbaik bagiku.
End.
Duh aku suka gemes kalau bayangin Jungkook dengan sifat bayinya. Suka pen gigit. Hehe.
Happy reading. Jangan lupa vote dan comment. Aku bakal rajin update. Merasa bersalah karena cerita ini dari 2018. Dan jarang banget-nget update. So.. Yeah, aku bakal rajin update. Yeah.
Buat kalian yang mau baca cerita lain dari aku. Ayok buka profil aku dan liat2.
Ya walaupun hanya dua cerita yang aku buat. Hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS x You
FanfictionCerita kisah kamu bersama member BTS. Bikin hati meleleh dan baper. ❤ #107 - Beyondthescene #116 - Beyondthescene #666 - rm