WARNING : Mature Content
Cerita ini bermuatan hal-hal dewasa.
Ambil yang baik buang yang buruk."Terlalu matang. Adonannya terlalu lembek dan... apa kau tidak memeriksa keju yang kau gunakan sebelum memasukkannya ke dalam makanan ini?" Seokjin mengerutkan kening, susah payah ia menelan makanan yang sudah berada di ujung tenggorokkannya. Wajah pria itu sama sekali tidak terlihat puas dengan masakan yang tersaji di depannya. "Kau kalah," imbuhnya setelah menegak segelas air mineral sampai tandas.
Ini hanya masalah terlalu matang dan kejunya saja, Kak!" Cheonsa yang tidak terima pun mengambil garpu bekas Seokjin, lalu memotong sedikit lasagna buatannya dan menjejalkan makanan itu ke mulut. "Rasanya tidak buruk-buruk amat, kok!"
"Ada yang salah dengan lidahmu, Nona Han. Kau bisa membuat pelanggan lari kalau kau menjual sampah seperti ini."
"Sampah!?" Gadis itu memejam sejenak, geram bukan main mendengar ucapan pedas Seokjin. Bayangkan, Cheonsa sudah membuat lasagna ini hampir tiga jam. Menakar semua bahan dengan akurat dan memasaknya dengan cara yang paling otentik, meski hanya mengikuti tutorial via kanal video online. "Setidaknya Kak Seokjin bisa menilai usahanya. Aku ini baru mempelajari masakan Italia, masa langsung dicap gagal! Tidak adil!"Seokjin menggeleng mantap. "Kau kalah. Kita putus."
"Kak—"
"Aku sudah memberi kesempatan dua kali dan pada akhirnya... masakanmu tidak memenuhi standar lidahku, Cheonsa." Seokjin tersenyum getir. "Lagi pula, aku sudah tidak betah menjadi selingkuhanmu."
Ini semua berawal dari malam di mana Cheonsa kacau bukan main. Gadis itu menghabiskan beberapa botol wine di sebuah restoran Italia milik Seokjin. Malam semakin larut dan Cheonsa masih betah menegak cairan pekat itu sampai kesadarannya memburam. Salahkan Min Yoongi dengan segala sikap otoriter dan posesifnya terhadap Cheonsa yang menyukai kebebasan, pengekangan pria itu membuat keduanya bertengkar hebat sampai Cheonsa berakhir di balkon restoran Italia ini untuk melupakan segala pertengkaran itu.
Cheonsa tidak membuat kerusuhan di restoran Seokjin, tetapi gadis itu sama sekali tidak kooperatif saat Seokjin menyuruhnya pulang. Restoran sudah mau tutup lima belas menit lagi, dan gadis itu masih meracau tak tentu arah sambil tertawa-tawa. Tepat saat pintu restoran hendak ditutup, Seokjin merasa tidak memiliki pilihan selain menyeret gadis itu keluar bersamanya.
"Aku akan membunuhmu, Min Yoongi, posesif, sialan. Kurang penurut apa aku padamu." Kalimat itu yang paling Seokjin ingat saat menyeret Cheonsa keluar dari restorannya dulu. Pria itu hanya berpikir bahwa Cheonsa—yang saat itu tidak ia ketahui namanya—hanya korban patah hati yang sedang kacau dan perlu ditolong. "Jangan pukuli aku lagi, hiks! Sudah banyak yang memar, kulitku jadi tidak cantik lagi."
"Bunuh saja, kalau begitu," balas Seokjin waktu itu dan tak diduga Cheonsa justru mendongakkan kepala menatapnya heran. "Kalau dia pukul, balas pukul lagi."
"Kau bukan Min Yoongi rupanya?" Gadis itu mencengkeram kemeja Seokjin dan merapatkan tubuhnya pada pria itu. "Tapi kau cukup tampan."
"Cukup tampan, ya?" Seokjin terkekeh, ia baru menyadari bahwa wajah gadis yang sedang bersamanya saat ini sangat memikat meski sedang super berantakan. Pipi merah akibat pengaruh alkohol justru membuat gadis itu seperti sedang memakai perona pipi dalam kadar yang berlebihan. Manis sekali.
"Kau mau memperkosaku, ya—hik!" Telunjuk gadis itu terarah pada Seokjin, tawa berlebihan terlontar setelah melepaskan kalimat terakhir.
"Kalau mau memperkosaku, buatlah aku hamil sebab pacarku tidak pernah mau aku hamil. Dia tidak mau komitmen, tapi kalau soal menyoal meniduriku... dia paling nomor satu, sesukanya."
Seokjin terkekeh, terus menyeret gadis itu menuju pelipir jalan agar memudahkan mereka mendapatkan taksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Collection by MJ.ink Authors
FanfictionKumpulan Oneshoot karya dari Author MJ.ink Agency. So, tunggu apalagi. Dibaca yuk. Kumpulan semua bias kalian ada disini. Jadi siapkan waktu, pikiran dan hati jangan sampai Bias terganti.. hihih P.S Ny. Min sayang MJ Readers.