Pintu ruang kerja Hanna terhempas terbuka lebar. Teman kerjanya yang bernama Jimin hendak membuka pintu untuk keruangan Hanna langsung memekik kaget, sambil mengelus pelan dada bidangnya atletis.
"Astagah kau mengagetkanku!" Hanna hanya menyeringai kearah laki-laki bertubuh atletis itu. "Maaf tapi aku sedang buru-buru," ujarnya.
Jimin mengerutkan alisnya setelah melihat alrojinya yang tepat menujukkan pukul enam sore, yang artinya kantor baru saja bubaran dan seluruh karyawan sudah semestinya untuk menyudahi aktivitas mereka hari ini. Hanya saja yang membuat Jimin kebingungan, tidak biasanya Hanna pulang tepat waktu. Biasanya ia harus menyelesaikan beberapa berkas yang nantinya akan membuatnya stress dan jauh terlihat seperti orang gila dengan rambut acak-acakannya. Tapi berbeda dengan hari ini yang tampak rapih dan wangi.
"Tumben sekali jam segini sudah pulang, kau ingin kemana?" tanya Jimin penasaran. Tadinya Hanna tidak ingin menjawab, tapi karena Jimin teman dekatnya yang bertanya jadi ia harus menjelaskannya.
"Hari ini merupakan hari yang sangat spesial Jim,"
"Spesial maksudmu?"
Hanna tidak bisa menyembungikan senyumannya. Dengan sedikit ragu dan takut ada yang menguping, Hanna melirik kekanan dan kirinya untuk memastikan tidak akan ada orang yang mendengar percakapan mereka berdua.
"Aku hamil," bisik Hanna lalu membungkam wajah bahagianya, diiringi wajah Jimin yang tengah membuka mulutnya terkejut mendengar pernyataan dari Hanna. "Hey! Kau- bagaimana bisa?"
"Mengejutkan bukan?"
"Selamat kalau begitu untukmu, tapi Hanna-"
Jimin masih terkejut. Ia sangat penasaran sambil mengecilkan suaranya ragu. Tidak enak jika dirinya harus berkata seperti ini,
"Tapi kau kan belum menikah Han. Apa kekasihmu tau?" Jimin sangat khawatir akan kabar yang baru saja dilontarkan teman dekatnya. Tentu. Mana ada teman yang tidak khawatir saat mendapati temannya yang hamil diluar pernikahan. Walaupun statusnya Hanna sudah bertunangan dengan kekasihnya, tapi tetap saja. Pertunangan bukan berarti akan fix menikah dengan kekasih yang dipilihnya itu. Jimin bukannya mendoakan hal buruk, tapi itu bisa jadi kemungkinan, karena statusnya masih tunangan, bukan menikah yang sudah disahkan.
Hanna menghela napasnya pelan. Tangannya menyentuh punggung temannya itu, mencoba menenangkannya. "Hari ini kekasihku berulang tahun, dan ini akan menjadi hadiah yang mengejutkan untuknya. Jangan khawatir, Yoongi bukanlah orang yang seperti kau bayangkan," kemudian Jimin mengangguk mengerti.
"Aku akan selalu mendukung pilihanmu," ujarnya sekali lagi memastikan.
Sesaat dirinya berdiri diambang lift kantor. Ia memekik kearah Jimin dengan suara kencang, "Apa tidak apa jika wanita membelikan kekasihnya bunga?" setelah mengatakan itu ada kekehan terselip di wajah Jimin. Ia mengangguk melihat respon Hanna yang antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Collection by MJ.ink Authors
FanfictionKumpulan Oneshoot karya dari Author MJ.ink Agency. So, tunggu apalagi. Dibaca yuk. Kumpulan semua bias kalian ada disini. Jadi siapkan waktu, pikiran dan hati jangan sampai Bias terganti.. hihih P.S Ny. Min sayang MJ Readers.