MF || 07. Rumah Sakit

2.8K 201 7
                                    

Bau obat-obatan begitu menyengat saat Azka membuka matanya perlahan. Seluruh tubuhnya sangat sakit, saat ia mencoba menggerakannya. Pandangan matanya sedang menyusuri ruangan yang serba putih, tidak ada orang yang dikenalnya.

Kemudian ia mengingat kejadian terakhir saat dirinya terpental jauh ketika mobil itu meledak, hal yang diingatnya yaitu Erna, tunangannya.

Azka pun ingin mencoba bangun dari tidurnya. Namun, ada orang yang malarangnya. "Akhirnya Mas siuman juga. Syukurlah. Mas, jangan bangun dulu. Kondisi Mas belum pulih." ucapnya pelan seraya menahan Azka supaya tidak bangun dari brankar rumah sakit.

"Aku dimana?"

Hal yang Azka ucapkan, tentu saja sangat maintream. Sama seperti tokoh-tokoh utama yang mengalami kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit. Azka pun menanyakan hal yang ingin ia ketahui, dimana dirinya berada, meskipun dari bau obat-obatan dan ia berada. Harysnya Azka tau kalau dirinya berada di rumah sakit. Tapi, tidak apa-apa saat Azka menanyakan hal yang demikian.

Karena Azka memang ingin memastikan kalau dirinya benar ada di rumah sakit. Namun, ia tidak tau dimana rumah sakitnya berada.

"Mas berada di rumah sakit, aku menemukan Mas terapung di dekat sungai yang mau ke laut lepas. Kalau gak ditolong, mungkin Mas akan terbawa jauh ke tengah laut."

Azka mendengar ucapan wanita yang tidak dikenalnya itu. "Kamu siapa?" ucapnya lirih.

Si wanita itu pun tersenyum. "Aku Jane, aku yang menolongmu, Mas."

"Terimakasih, Jane. Kalau tidak ada kamu, mungkin aku sudah...."

"Sudahlah, Mas. Mungkin Mas ini belum waktunya, makanya Mas harus banyak-banyak bersyukur, Mas masih diberikan kesempatan kepada Tuhan."

"Iya, Jane, sekali lagi terimakasih ya." ucapnya pelan. "Oh iya, kamu tau ibuku dirawat dimana? Aku ingin memastikan ibuku baik-baik saja."

Kening Jane mengerut mendengar ucapan laki-laki yang ia tolong. "Ibu? Maaf ya Mas, soalnya aku tidak tau. Aku menemukan Mas sendirian terapung, lho."

Deg!!!

"Sendirian? Lalu ibuku kemana?" ucap Azka mulai gemetar, "Aku mengalami kecelakaan dengan ibuku dijurang."

Jane sontak terkejut mendengar ucapan Azka barusan. "Jurang? Saat aku menemukanmu, Mas. Didaerah situ gak ada jurang ataupun pegunungan, karena aku tinggalnya didekat pantai."

"Lalu, dimana ibuku?"

"Kalau daerah pegunungan sangat jauh sekali dari lokasi aku menemukanmu, Mas. Apa jangan-jangan, kamu terbawa arus sungai sampai mau ke laut? Itu tidak mungkin."

Jane berasumsi dengan dirinya sendiri, karena mendengar ucapan Azka, laki-laki yang ditolongnya itu tidak mungkin bercanda, apalagi dirinya tidak mengenalnya sama sekali.

"Jane, sudah berapa hari aku disini?" tanya Azka yang menahan sakit setiap kali ia melakukan pergerakan kecil.

"Satu bulan lebih, kamu berada disini, Mas. Dan kamu baru saja siuman dari masa kritisnya."

"Apa satu bulan? Tidak-tidak, kalau satu bulan lebih berada di sini, pasti semua orang akan khawatir. Aku harus cepat pergi dari sini. Aaaaaakh."

Azka mencoba kembali bangun. Namun, kondisi tubuhnya yang tidak memungkinkan itu, membuatnya mau tidak mau harus kembali rebahan di brangkar rumah sakit ini.

"Mas, kamu istirahat dulu. Kamu harus sembuh dulu. Kalau sudah sembuh kamu pulang juga tidak apa-apa. Yang penting kamu sembuh dulu."

Meskipun Azka ingin sekali cepat-cepat pulang. Tapi, ucapan wanita yang menyelamatkan dirinya ini memang benar adanya.

My Fiance ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang