[²] Fast Wearing : The Best Goddess are Beautiful [✔]

Bab 234

234. Tersenyumlah Selir Favoritku (54)

Bibir tipis bocah itu terangkat sedikit, suaranya sedikit magnetis dengan senyum.

"Para putri iblis ini mempermalukan negara dan orang-orang. Saya harap kaisar berpikir dua kali ...

Fusang segera menutup memorial dan sedikit memiringkan kepalanya.

"Kenapa kamu pikir aku juga selir peri?"

Li Yang Tang memegang pinggang lembutnya dan memutar tubuhnya, matanya yang dalam menatapnya.

Mata seperti itu membuat orang tampak tenggelam.

Fusang agak takut menatapnya.

Sedikit patuh menunjukkan mata yang panas ...

Benar saja, seperti yang dia harapkan.

Remaja itu mengulurkan jari-jari jarinya dan meletakkannya di saku roknya, perlahan melepaskan ikatan ikat pinggangnya.

Hari ini ia mengenakan jubah merah yang menggairahkan, dan di balik jubah bersulam halus itu ada kulit putih krem, yang akan membuat orang kecanduan.

Membuka kancing rok itu mengungkapkan tulang selangka seksi gadis itu, dan keputihan lembut untuk diekspos.

Li Yangtang menundukkan kepalanya dan mencium bibirnya. Jari-jarinya tidak menganggur, dan dia menahannya setelah dia menyelidiki. Ketika ciuman itu menjadi lebih ganas, kekuatan aduknya meningkat banyak.

"Yah," erangan keluar dari bibir gadis itu.

Fusang sedikit mengernyit, berusaha menangkap tangannya yang mengganggu atriumnya.

Suara yang agak magnetis dari kaisar muda membujuk: "Bagus ..."

Fusang dicium dari kekuasaan, dan dia berbaring dengan lembut di bawahnya seperti genangan air.

Saya tidak tahu kapan, keduanya memiliki kulit yang dekat.

Suara lucu pemuda itu memiliki kekuatan magis, setengah membujuk dan setengah memerintah untuk membiarkannya mengungkapkan diri.

Campuran ikan dan air, dan airnya beriak.

Tangan Fusang Bainen mengepalkan seprai, dan dia tidak tahan dengan kekuatannya yang berat.

Remaja itu benar-benar pribadi di tempat tidur, tidak berperilaku seperti biasa, kuat dan agresif.

Fusang menggigit bibirnya dan menelan rasa malu yang terisak di tenggorokannya, matanya menyipit seperti mata air, dan gerakan menggoda dan menggoda membuat orang ingin menggertak keras.

Rambut hitam, halus, panjang Li Yang Tang menjuntai, dan Bai Jie meneteskan keringat di antara dahinya dan mendarat di atas putih itu.

Mata suramnya berkedip, kepalanya menunduk dan mencium, tindakannya seksi dan menawan.

Lampu-lampu lentera hijau berkedip-kedip, memantulkan sosok-sosok yang terjerat.

Saya tidak tahu berapa lama.

Fusang berulang kali meminta maaf agar bisa dibebaskan.

Li Yangtang dengan puas memegangi tubuhnya yang lembut dan lembut, dan menghela nafas yang menyenangkan.

Keduanya memeluk dan tidur.

...

...

Surat-surat para menteri menyebut selir tidak berguna.

Kaisar masih merusak selir, dan akan menghabiskan semua sumber dayanya untuk membangun kembali istana yang cantik untuknya.

Banyak desas-desus, dan orang-orang mengikuti tren dan membenci selir, mengkritiknya karena buruk.

Ada sekelompok perdana menteri di DPRK, dan mereka mencari Perdana Menteri Liu dengan cemas.

Lagi pula, selir adalah putri perdana menteri. Bisakah putrinya mendengarkan?

Namun, setelah perdana menteri mengirim pembicaraan rahasia sepanjang malam.

Beberapa pejabat Perdana Menteri putus dengan Liu Yan, dan sisanya mengikuti Perdana Menteri.

Letnan itu meninggal karena keponakannya dan membenci kaisar.

Dia awalnya dengan Raja Bupati, tetapi untungnya, ada Su Ruxue, keponakan, yang saat ini senang dengan Raja Bupati.

Su Ruxue telah lama dipindahkan dari Huan Xiufang oleh seseorang yang telah ditanam di istana pada malam hari.

Pangeran api menunjukkan kaisar bertepatan dengan pikiran Su Ruxue, Su Ruxue memberi Bupati banyak berita di istana dan skema pribadinya.

Mengambil keuntungan dari sentrifugasi kaisar dan abdi dalem, bupati dapat memimpin tentara untuk memberontak dan menurunkan kota kekaisaran selama adegan suar keempat.

Tidak lebih dari tiga.

Jika kaisar telah menggoda para pangeran tiga kali, siapa yang akan percaya padanya.

Su Ruxue mencibir.

Tidak ada yang salah dengan kata-kata sejak zaman kuno.