Chapter 1

70 8 11
                                    

Rabu, 06 Mei 2020—

Chapter 1
— L U V I T A   K A E L A—

Selamat Membaca
(◍•ᴗ•◍)❤
.
.
.
.
.
.

"Nama saya Luvita Kaela, dari kelas X-IPS2. Nama belakang saya Hermawan, sama kayak si pemilik sekolah. Jelas, karena saya anaknya, haha. Tapi tenang, saya gak akan gunain kekuasaan sebagai anak pemilik sekolah, karena takut digetok si Om atau dijauhin Alvin. Salam kenal, semua."

Hari ini adalah hari pertama tahun ajaran baru di SMA Harapan Baru. Dan selayaknya di sekolah mana pun juga, perkenalan merupakan hal yang wajar, bukan? Tapi kalau model perkenalannya macam punya Luvita, itu namanya kurang ajar.

Dan pernyataan itu disetujui oleh teman-teman Luvita di kelas barunya. Dia disoraki. Bahkan Ravi –yang memang kelewat akur dengannya dari kelas 10– dengan gemas hendak membuka sepatunya untuk kemudian dia lempar pada sosok gadis cantik dengan senyum manis tersebut.

Sebelum suasana semakin ricuh, wali kelas barunya sigap melerai. Dengan sopan dan dihiasi senyuman, dia meminta Luvita kembali duduk di kursinya.

Okay, mari kenalan ulang. Namanya Luvita Kaela. Siswi kelas 11, jurusan IPS. Sekolah di SMA Harapan Baru, sekolah swasta, punya Papanya. Walau sekolah itu punya Papanya, jangan kalian pikir Luvita bakal sombong dan seenaknya, ya. Karena seperti yang dia ucapkan sebelumnya, ada dua orang yang menghalanginya berbuat demikian. Pertama Om Irvan, Kepala SMA Harapan Baru sekaligus Omnya sekaligus utusan langsung Papanya. Kedua, Alvin, gebetannya tercinta yang mulai dia dekati saat kelas 10 dulu berdasarkan love at first sight.

Selain itu, sombong dan seenaknya bukanlah watak Luvita. Meski dari kecil hidup bergelimang harta, Luvita berhasil dididik menjadi anak –terlalu– baik yang tidak sombong dan ramah pada siapa saja.

Dia juga jujur, murah senyum, membuatnya disukai oleh semua orang karena wataknya. Poin minus yang dimilikinya adalah, dia hobi ngutang ke ibu-ibu kantin.

By the way, tadi sempat menyebut nama Ravi, kan? Nah, Ravi itu teman plus musuhnya Luvita. Two in one gitu. Lumayan kan, orangnya satu, fungsinya dua.

Luvita kenal sama Ravi dari kelas 10, berkat Alvin sebagai jembatan penghubungnya. Awalnya temenan biasa. Tapi Ravi itu jahil orangnya. Luvita yang memang tidak pernah suka dijahili, membalas semua kejahilan Ravi.

Tanpa sadar, bertengkar setiap bertemu sudah menjadi kebiasaan mereka sampai saat ini. Masalah kecil saja diperbesar, dijadikan alasan untuk bertengkar.

Seperti sekarang ini contohnya.

Luvita sedang asik menulis karangan tentang liburannya. Setelah libur panjang, beberapa guru memang senang meminta muridnya untuk menulis karangan tentang bagaimana mereka menghabiskan masa liburan, walaupun kebanyakan hanya rebahan.
#rebahan4life

Ketika menyadari ada kata yang salah dalam karangannya, Luvita segera meminta correction-tape untuk memperbaikinya. Kenapa minta? Karena dia tidak punya, jelas.

Pertanyaan. Dari 36 murid, kenapa yang punya correction-tape dan jarak duduknya dekat dengan Luvita, hanya Ravi? Karena saya sayang Ravi, xixi.
—ditampol.

Sebenarnya Luvita gengsi minta-minta ke Ravi, tapi bagaimana ya... terdesak situasi. Kata yang salah itu harus diperbaiki apapun yang terjadi.

"Ravi, pinjem, ya?" Luvita baru izin setelah correction-tape itu berpindah dari meja ke tangan putihnya.

Narapidana's Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang