Hal yang paling membahagiakan adalah ketika matamu terbuka dipagi hari dan wajah orang yang kau cintailah yang pertama kali kau lihat.
Sama seperti Kim Mingyu.
Ketika ia membuka mata, wajah damai sang istri lah yang pertama kali ia lihat. Jeon Wonwoo namanya atau sekarang sudah berganti menjadi Kim Wonwoo.
Tangan Mingyu terangkat untuk merapikan helaian rambut Wonwoo yang sedikit berantakan. Matanya tak lepas dari wajah cantik sang istri. Senyumnya muncul ketika Wonwoo merasa terganggu. Karena gemas Mingyu akhirnya mendaratkan ciuman di bibir itu berulang kali, membuat Wonwoo semakin tidak nyaman dalam tidurnya.
Mingyu tertawa kecil ketika melihat mata Wonwoo yang mulai terbuka. Segera saja ia kembali menutup matanya dan berpura-pura tidur. Sepertinya mengerjai sang istri akan menyenangkan
Perlahan mata Wonwoo terbuka menampakan manik coklat terangnya. Dengan pelan ia mengusap matanya. Perhatiannya langsung mengarah kearah orang yang tertidur di depannya. Tangannya menusuk-nusuk pipi Mingyu pelan.
"Gyu?"
Ia mengernyit ketika mengetahui jika ternyata Mingyu masih tertidur. Saat tadi tertidur ia merasa jika seseorang mencium bibirnya. Ia yakin itu bukanlah mimpi dan ia yakin yang melakukan hal itu adalah Mingyu, tapi sekarang yang ia lihat adalah Mingyu yang masih tertidur. Lalu siapa yang menciumnya tadi?
Tidak mau ambil pusing Wonwoo memilih untuk memperhatikan wajah Mingyu yang tengah tertidur. Wajahnya begitu dekat sampai ia bisa merasakan hembusan nafas laki-laki itu. Tapi tiba-tiba,,
Cup
Mata Wonwoo membulat ketika Mingyu mendaratkan ciuman singkat dibibirnya. Kemudian matanya mengerjap beberapa kali sampai membuat Mingyu terkekeh geli.
"Ihh!! Mingyu!! Kamu ngerjain aku ya!!!!" rengek Wonwoo sambil memukul-mukul dada Mingyu.
Sedangkan Mingyu tengah berusaha menghindari pukulan laki-laki manis itu dengan bantal yang tadi ia ambil dari belakangnya.
"Tau ah! Kesel aku sama kamu!!" rajuk Wonwoo kemudian memilih untuk bangkit dari kasur dan masuk ke kamar mandi, dan Mingyu hanya bisa tertawa melihat tingkah sang istri.
Lalu terdengarlah suara shower dari dalam kamar mandi. Mingyu mendekat dan mengetuk pintu.
"Sayang, aku juga mau mandi! Bukain pintunya!" ujar Mingyu agak keras agar Wonwoo bisa mendengarnya.
Dan benar saja Wonwoo ternyata mendengarnya, terbukti dengan suara Wonwoo yang menjawab.
"BODO AMAT!! SANA MANDI DI KAMAR MANDI DAPUR AJA!!!"
Dan akhirnya Mingyu mengalah. Ia memilih untuk menuruti apa kata Wonwoo untuk mandi di kamar mandi dapur, daripada ia tidak mendapat jatah karena tidak menuruti perkataan sang istri.
^^
Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Wonwoo sudah berkutat didapur untuk membuat sarapan. Tangannya dengan telaten mengiris bawang dan cabai diatas talenan kemudian memasukannya kedalam kuali. Lalu dari arah kamar mandi terdengar suara pintu terbuka. Tidak perlu ditebak juga Wonwoo sudah tahu siapa itu.
Saat sedang asik memasak tiba-tiba sebuah tangan melingkari pinggangnya, ditambah tetesan air yang jatuh mengenai tangannya.
"Kamu ngapain sih? Rambut kamu masih basah kenapa gak dikeringin?" tanya Wonwoo lembut masih sambil memasak. Sepertinya ia sudah lupa kejadian tadi.
Mingyu menggelengkan kepalanya. "Males," jawabnya singkat.
Mendengar jawaban itu Wonwoo menghela nafas. Ia kemudian mematikan kompor karena memang sarapannya sudah matang dan berbalik menghadap Mingyu.
"Kamu tuh kerjaannya males mulu, kapan rajinnya!" omel Wonwoo.
Tangan Mingyu kemudian ditarik Wonwoo untuk duduk di kursi makan, lalu meninggalkannya begitu saja. Mingyu menatap bingung punggung Wonwoo yang menghilang dibalik pintu kamar.
"Ngambek ceritanya?" gumamnya.
Tidak lama kemudian Wonwoo kembali lagi sambil membawa handuk kecil ditangannya. Begitu sampai didepan Mingyu, ia langsung meletakan handuk itu diatas kepala sang suami kemudian mengusapnya dengan penuh perhatian.
"Kamu tuh kebiasaan kalo habis mandi gak suka ngeringin rambut. Nanti kalo kamu sakit siapa yang repot, hm? Kamu mau dapet ceramahan dari ayah kamu karena gak masuk kerja gara-gara sakit? Nanti pasti aku yang diomelin. Katanya aku gak bener ngerawat kamu. Kamu mau ayah hukum aku dengan cara dengerin dongengnya dia tentang kucingnya yang udah lama mati? Jangan mentang-mentang kamu CEO kamu bisa seenaknya!" ceramah Wonwoo panjang lebar.
Sedangkan yang diberi ceramah hanya bisa diam tanpa menjawab atau merespon sedikitpun. Wonwoo yang melihat itu merasa heran. Tidak biasanya Mingyu kalau sedang diceramahi diam, biasanya juga sedikit-sedikit menyela, sedikit-sedikit protes.
"Udah ceramahnya?" tanya Mingyu kemudian membuat Wonwoo mengernyit bingung. "Kamu tuh ngomel-ngomel mulu dari tadi. Gak cape apa? Aku aja yang denger cape."
Mendengar itu Wonwoo menarik rambut Mingyu ke belakang dengan cukup keras, membuat Mingyu meringis kesakitan.
"Ihh!! Kamu kok ngeselin banget sih!! Dibilangin bukannya nurut malah ngeyel!!"
"A-aduh! Sakit sayang, jangan dijambak dong rambut akunya! Nanti kalo aku botak gimana? Kamu mau?"
"Kamunya sih ngeselin!"
"Iya, iya aku minta maaf. Sini peluk dulu."
Mingyu menarik pinggang Wonwoo dan membenamkan kepalanya di perut sang istri.
"Maafin papa ya sayang, pagi-pagi udah bikin mama kesel," gumam Mingyu dengan pelan.
Mendengar itu Wonwoo tersenyum. Tangannya mengelus surai Mingyu yang masih berantakan. Wonwoo suka ketika Mingyu mengelus atau menciumi perutnya yang mulai terlihat menonjol. Atau ketika ia mengajak bicara perutnya yang kini terdapat satu sosok malaikat mereka.
Iya jadi Wonwoo sekarang sedang hamil, dan kandungannya sudah menginjak usia 4 bulan.
"Abis sarapan kita jalan-jalan ya, sekali-kali olahraga biar aegi di dalam sehat," ujar Mingyu sambil menatap Wonwoo.
"Hum," balas Wonwoo sambil mengangguk.
Kemudian mereka diam untuk beberapa saat. Sampai suara Mingyu memecah keheningan diantara mereka.
"Mana morning kiss buat aku?" tanyanya sambil mendongakkan kepalanya.
Wonwoo muter bola matanya males. "Kan tadi udah."
"Kapan?"
"Tadi di kamar."
"Itu mah dari aku, dari kamunya belum."
"Dih bisa aja kamu mah."
Setelah berkata seperti itu, Wonwoo langsung mendekatkan wajahnya dengan wajah Mingyu. Lalu bibir keduanya bertemu. Ketika Wonwoo hendak melepaskan bibirnya, Mingyu langsung menahan tengkuk Wonwoo dan memperdalam ciuman mereka.
Wonwoo hanya bisa pasrah saja. Kalau sudah seperti ini Wonwoo tidak akan bisa menghentikannya.
END
Ini masih permulaan. Kalo banyak yang suka dan berminat buat baca, aku bakal bikin lagi. Sebenernya aku tuh ada banyak oneshoot yang udah aku tulis, cuma aku baru ada niatan buat publish sekarang.
Jangan lupa jejaknya ya^^
![](https://img.wattpad.com/cover/201624581-288-k175033.jpg)