Part 10 (Edited)

1.1K 127 16
                                        

"Kayaknya, Kunikida-kun tertarik padamu" Ungkap Dazai menyatakan apa yang dia simpulkan dari gelagat Kunikida yang kini sedang berteriak frustasi karena tingkah laku Dazai.
"Sasaki-san, tipe priamu seperti apa?" Tanya Dazai sepenuhnya mengabaikan Kunikida di belakangnya.
"Ti-tipeku?" Gugup, Sasaki menjawab dengan gugup. Ada sedikit rona merah muncul di wajahnya. Tapi wanita itu tetap mengatakannya.
"Mungkin tipeku akan terdengar berlebihan kalau mengatakannya, tapi

Err. Menurutku pria yang kuat idealismenya, terlihat sangat keren" ungkapan Sasaki ini menghentikan teriakan frustasi Kunikida. Terutama ketika Dazai mengatakan.
"Itu mah, Kunikida banget. Kalau begitu kalian berdua ngobrol aja sana" dengan gamblang Dazai menggoda Kunikida yang menjadi kaku dan panik setelah mendengar ungkapan dari Sasaki sebelumnya.

"H-ora, Dazai. Jangan mengada-ada!"  Ancam Kunikida walau tidak terlihat seperti ancaman ketika pria itu panik setengah mati.
"Kunikida-kun orangnya gambang ditebak, ya" Dazai terus menggoda Kunikida yang kini semakin panik dengan kalimat yang diutarakannya.
"Iya, banget!" Timpal Atsushi dengan wajah tak percaya setelah melihat interaksi aneh duo rekan tim ini.
"Yah, sifatnya memang kadang begitu. Tapi seperti yang kau lihat, dia orang yang pendiriannya kuat tentang idealisme. Meski gara-gara idealismenya, dia jadi sulit mencari wanita idealnya" ucap Dazai seakan mempromosikan Kunikida pada Sasaki. Menjadi pihak ketiga untuk menggabungkan cinta keduanya.

Ouka hampir tak dapat menahan ketawanya karena hal ini. Untunglah dia sudah menyalakan rekaman suara sedari tadi hingga nanti dapat di putar kembali untuk sepenuhnya dia tertawa.

"Mau lihat?" Tawar Dazai menyodorkan buku Idealisme Kunikida yang entah sejak kapan jatuh ke tangannya. Mengingat Dazai ahli dalam hal pencurian seperti ini, Ouka sudah tidak aneh. Saat itu pun dia masih ingat bagaimana Dazai mengambil belati Chuuya untuk membebaskan Kyuu. Walau adegan itu belum terjadi saat ini, tapi kemampuan Dazai dalam mencuri memang patut di acungi jempol(?).

Sebenarnya Ouka pun penasaran dengan isi buku milik Kunikida, apalagi kriteria perempuannya. Ketika Sasaki membacanya Ouka pun ingin sekedar melihat tapi itu akan membuat keberadaannya yang hingga sekarang tidak disadari ketahuan. Maka dari itu Ouka mati-matian menahan dirinya untuk tidak bangkit dan mencuri lihat ke buku yang kini berada di tangan Sasaki.

"Kunikida-sama, ini berlebihan" ungkap Sasaki setelah membaca kriteria wanita dalam buku tersebut. Hal yang membuat Kunikida tumbang akibat ungkapannya.

'Ah hahh. Aku penasaran' Ouka membatin. Dia tak dapat melihat isi buku itu sama sekali dan sekarang mereka harus segera pergi ketika sms dari Haruno ke ponsel Atsushi yang menyatakan bahwa Ranpo sudah menghubungi mereka.

Setelah agen detektif bersenjata melakukan diskusi singkat mengenai lokasi bom bersama dengan Sasaki, mereka kemudian bubar pamit meninggalkan Sasaki untuk segera melaksanakan tugas sore itu, Ouka mulai menghembuskan nafas lega karena detektif bersenjata sudah keluar, selanjutnya hanya Sasaki yang masih diam di tempatnya.

Kari yang dia makan sudah habis dan hanya tinggal menikmati kopi yang baru tersentuh setengah.

'Akhirnya mereka pergi, sejak kapan aku menahan nafas?'

Dengan dahi berkerut, Ouka mencoba melupakan hal tersebut. Tak lama suara helaan nafas terdengar, dari bangku sampingnya Sasaki bangkit dan mulai berjalan pergi.

Ouka memperhatikan semua itu dalam diam, dapat dia lihat tatapan dingin tak beremosi yang ditampilkan Sasaki saat dirinya beranjak pergi.

'well, aku bisa melihat penampakan lain dari karakter villain kecil ini. Lebih baik dari tidak sama sekali'

Utusan Raja Biru, orang mungkin tak akan percaya bahwa wanita yang terlihat lemah dan tak berdaya seperti Sasaki Nobuki adalah orangnya. Tidak, topeng yang dia kenakan cukup bagus menurut Ouka. Tapi dia tidak tahu jika kakaknya, Dazai Osamu dapat melihatnya dan berpura-pura tidak tahu atau bagaimana. Namun, jika itu kakaknya Ouka yakin yang pertama.

Menurutnya, Dazai Osamu merupakan seorang ahli. Kau tak bisa tidak ahli jika tinggal di port mafia, bukan? Terlebih dia itu mantan eksekutif kejam. Walau Ouka tak tahu pasti bagaimana otak sang kakak bekerja, dia yakin Osamu sudah menyadari satu dua hal mengenai insiden yang terjadi di sekitarnya.

Sambil menyesap kopi untuk terakhir kalinya, Ouka memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan hal yang berkaitan dengan sang kakak. Dia pun bangkit untuk pergi melakukan kegiatan lain, hari sudah sore dan masih ada beberapa hal yang harus dia urus sebelum pulang, seperti membeli persediaan kulkas yang sudah menipis.

--

Langit sore itu tampak indah, sinar orange menyinari hampir setiap sudut jalan yang terlewat. Kini Ouka berjalan menjinjing tas belanjaan penuh di jembatan yokohama. Langkah kakinya terhenti, sekilas menikmati pemandangan sore yokohama yang jarang terjadi. Dia merasakan ketenangan saat ini, lucu juga mengingat sore ini agen detektif bersenjata tengah sibuk menjinakkan bom yang akan meledak.

Pun padangannya beralih pada beberapa bangunan jauh di sana, tepatnya sebuah bangunan terbengkalai dimana agen detektif bersenjata kini tengah berusaha mendapatkan kunci untuk menjinakkan bom.

'orang awam sungguh tak mengetahui kengerian apa yang menanti bilamana bom tersebut gagal di jinakkan'

Tubuhnya sedikit merinding membayangkan adegan mengerikan yang tak mungkin terjadi. Ya, Ouka yakin adegan menjinakkan bom akan berjalan lancar seperti dalam alurnya, karena sejauh ini Ouka tidak mengganggu alur tersebut.

'aish, memikirkannya membuatku merasa seperti ekstra yang benar-benar ekstra'

Dengan sekali helaan nafas, dia kembali melanjutkan jalannya dengan santai.

Bruk!

Well, sepertinya seseorang menyenggolnya. Namun tak ada perkataan maaf dari orang tersebut, jadi Ouka memutuskan untuk menjadi orang yang mengatakannya.

"Ah, Sumimasen"

Ring
Ring

Ketika dia berbalik membungkuk, Ouka dapat melihat siluet gadis kecil memakai kimono merah, rambut navy panjang yang terikat rapih. Sepertinya Ouka mengenalinya walau dari belakang.

Gadis itu terus berjalan tanpa memperhatikan apapun, Ouka memandang punggung kecil itu sembari mengingat-ingat. Entah kenapa dirinya merasa mengenal sekaligus asing disaat bersamaan.

'Ah, bukannya itu Kyouka? Pantas saja tidak asing'

Setelah mengetahui identitas gadis itu, Ouka hanya mengangguk tapi tidak melakukan apapun.

Baginya dan Kyouka, mereka hanya orang asing. Tentu Ouka mengenalinya, tapi hanya dalam cerita. Tidak dalam kehidupan nyata, walau dia ingin membantu seperti Atsushi, tidak yakin jika Kyouka akan mengapresiasi bantuannya, sekali lagi mereka hanya orang asing untuk satu sama lain.

'Yah, hidup itu berat bahkan untuk gadis kecil seusianya. Kuharap dia segera mendapat kebebasan yang diinginkan'

.

TBC

.

E-to~ part 10 sudah di edit haha~ selanjutnya adalah chapter baru.
Author harus nonton dan baca ulang setelah sekian lama tak tersentuh. Lagi pula, season baru belum saya tonton 😭
Well, author harap, reader suka dengan chapter ini~
Mohon maaf aja ilangnya lama 🤣
Writer block oh writer block~

Osamu Twins || DISCONNECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang