SEBELUM BACA WAJIB VOTE DULU!
Napas memburu terdengar saat bibir mereka telah terpisah. Aren dibuat pening dengan rasa manis yang baru ia rasakan, matanya menatap Raya yang masih menunduk.
"Em tad." Ucapan Aren terhenti saat ia melihat mata bening Raya menatap nya.Raya menghembuskan nafasnya saat dia tidak mendengar lagi kelanjutan kalimat yang ingin diucapkan Aren.
"Lupakan_lupakan yang barusan" ujar Raya seraya berlari meninggalkan Aren yang masih bingung dengan kerja otak dan badannya yang tidak sinkron."Sial! Kenapa semua jadi gak bener gini" seru Aren sambil meremas rambutnya frustasi.
Disisi lain Raya masih terus berlari dan memasuki bilik kamar mandi. Raya memegang bibirnya yang masih terasa kebas akibat ciumannya dan Aren, tidak dapat tertahan jantungnya berdegup kencang mengingat semua kejadian yang barusan terjadi. Kakinya terasa seperti tidak bertulang ia merutuki kebodohannya yang mau saja saat Aren mencium nya. Malu itu yang tengah Raya rasakan.
"Lo tau gak. Gue di ajak jalan loh sama Aren" terdengar suara seorang gadis dari balik pintu bilik kamar mandi yang ditempati Raya.
"Aren anak baru yang hott itu? Gila!" Seru gadis lain tidak percaya.
Entah kenapa tiba-tiba muncul rasa tidak nyaman di dalam hati Raya. Rasa yang mati-matian dia sangkal rasa yang membuat nya takut.
Dengan sedikit ragu akhirnya Raya keluar dari bilik kamar mandi, sempat membuat kedua gadis yang sedang berbicara didepan cermin tadi terkejut namun Raya tidak peduli dan memilih berlalu begitu saja.
Sekembalinya Raya ke kelasnya. Ia disuguhi pemandangan yang sangat membuat nya tidak nyaman. Di bangkunya Aren terlihat sedang meladeni rengekan Shila gadis populer di sekolah nya ini.
Melihat itu Raya menghembuskan nafas keras dan berjalan kembali ke tempat duduk nya. Tanpa sengaja tatapan mereka berdua bertemu, Raya segera berpaling menghindari nya.
Melihat itu Aren merasa tindakan nya tadi benar-benar membuat masalah besar. Ia memejamkan matanya untuk meredam guratan emosi yang sedang menderanya akibat kebodohan nya sendiri.
"Aren kamu kenapa? Pusing?" Tanya Shila sambil memeriksa dahi Aren dengan punggung tangannya.
Dengan pelan Aren menyingkirkan tangan Shila dari dahinya. "Gak kok saya baik-baik ajah, kamu gak pergi ke kantin?" Ujar Aren berniat mengusir Shila secara halus.
"Nggak. Aku kan mau ajak kamu tadi tapi karena kamu nya lagi gak mau jadi aku gak jadi deh" mendengar itu Aren harus menahan geramnya. Aren menatap punggung Raya yang duduk di depan nya dengan tajam, mencoba mencari cara agar dia bisa berinteraksi dengan normal seperti biasa nya dengan Raya.
Getaran di handphone nya bertanda ada pesan masuk membuat Aren sedikit menjauh dari Shila yang masih terus bergelayut manja di lengannya.
+62..
VVIP di pesan oleh salah satu pejabat
Pukul 21.00 .Sudut bibir Aren perlahan tertarik dengan santai ia membawa tangan kirinya ke atas bahu Shila yang terlihat senang dengan sikap Aren yang dia rasa mulai luluh. Sebalik nya Aren justru tersenyum karena telah menemukan cara untuk bisa kembali dekat dengan Raya.
"Ren.. nanti malem mau gak jalan sama aku? Nanti aku kasih kamu sesuatu yang spesial" bisik Shila yang masih bisa terdengar sampai ke telinga Raya.
Raya memutar bola matanya jengah,bayangkan barusan dia dengar Aren mengajak gadis toilet tadi dan saat ini dia mengajak Shila juga. Laki-laki memang tidak bisa cukup satu saja.
"Raya. Boleh duduk di sini?" Ujar seorang siswa laki-laki yang terkenal dengan sikap ramah nya ia adalah Raja.
"Apa si Raja segala pake ijin, duduk ajah sih modus nih" seru salah satu teman mereka yang terkenal sangat comel dikelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET
General FictionDewasa (18+) bagai mana jadinya jika, Raya seorang gadis penerima beasiswa di sekolahnya harus terjebak sebuah kasus perebutan kekuasaan politik bersama, Aren seorang most wanted yang terkenal sangat dingin dan tak tersentuh. Awalau terhalang sebua...