Aku dan suara anila di penghujung waktu
Keseruan yang pernah dirasa kian sirna hirap dimakan waktu.
Dalam hati kutanyakan"Kenapa?"
Terngiang jawaban yang semu:
"Karna kau tak, pandai menghias waktu"Hati pun seolah membisu
Terpintas kilat dalam pelupuk qolbu
"Kenapa dengan diriku, mau hanyut dalam ujung tak menentu?!"Detik itu kucoba tepis akara yang membuatku jatuh
Sayangnya itu hanyala semuDiriku masyghul melihat waktu mencadarku
Rasanya mau ku putar ke lembayung
Seakan pasra dengan semua,
Selaksa peri yang dirasa menikam kedalam dada"Kau tahu kenapa?"
"Aku mengerang seakan sukmaku didera"Saat itu aku berharap ada dekapan kasih sang bunda,memberi lelap di pangkuannya.
Lagi lagi semua akara seakan kelabu
Hatiku dijejal masa laluSekarang terpancar keadaan lunglai
Hanya ada derai rinai yang terpupuk dalam pelupuk
Hari hariku berubah candramawa seolah kehabisan warna,
Hati ini begitu lara
Rinai relah terhempas tak berdarah
Memberi ambu pada zaminBerdiri ku dalam gelap malam
Bertandang bersama Sang Rahman
Dengan syair lirih penuh kasih
"Syukran yaa Rabby"
Ekspetasiku tak seindah skenariomu.Ini gambaran ceritaku...
Next... soonBy. Sari Sevenia Junita
https://seveniasari769.blogspot.com/2020/02/semu.html?m=1
KAMU SEDANG MEMBACA
Semu
PoetryAku dan suara anila di penghujung waktu Keseruan yang pernah dirasa kian sirna hirap dimakan waktu. Dalam hati kutanyakan "Kenapa?" Terngiang jawaban yang semu: "Karna kau tak, pandai menghias waktu" Hati pun seolah membisu Terpintas kilat dalam pel...