Chapter 6 : Blush

481 74 2
                                    

Sana tertidur dalam perjalanan, sementara Jungkook sibuk menyetir. Ia sudah menghubungi panti beberapa waktu yang lalu, untuk mengabari ia tak akan pulang dalam kurun waktu yang tidak dapat ditentukan.

Jungkook melihat Sana meringkuk dirinya sendiri kedinginan karena Ac mobil yang menyala. Jungkook mematikan Ac nya lalu tersenyum melihat gadis itu dengan wajah damai nya yang berbeda saat ia sedang sadar.

"Jika saat terbangun, kau adalah orang yang pendamai dan manis. Mungkin tadi, aku sudah menyukaimu sejak pandangan pertama. Sayang nya kau sangat galak dan menyebalkan." Jungkook tersenyum, ada keindahan tersendiri dari diri Sana jika gadis itu sedang tertidur. Sangat cantik dan lembut.

Jalanan cukup ramai, walaupun bulan sudah mengambil alih posisi matahari saat ini. Mereka baru saja memasuki kota Busan, kota yang penuh dengan lampu dan keramaian itu membuat Jungkook terkejut. Hampir semuanya berbeda sejak terakhir kali ia kemari.

Jungkook berniat untuk membangunkan Sana, gadis itu harus melihat betapa indahnya kota kelahirannya. Tapi ada rasa tak tega juga untuk membangunkan nya.

Akhirnya Jungkook membangunkan Sana, mereka berhenti di depan sebuah tempat makan. Menjalankan misi boleh, tapi jangan sampai mengancam kesehatan dengan tidak makan.

"Sana, ireona... " ucap nya berkali-kali namun si gadis tak kunjung bangun.

"Ireona... Atau aku akan menggunakan senjata ampuh." ujarnya lagi namun Sana masih menutup matanya. Jungkook tak yakin kalau Sana masih tidur, jadi ia putuskan untuk mengerjai nya.

"Bangun atau kucium kau sekarang juga. Kebetulan kita hanya berdua di mobil ini. Pasti akan menyenangkan."

Sana tak bergerak, Jungkook tahu kalau Sana itu keras kepala. Jadi ia nekat mendekatkan wajahnya. Matanya terpejam saat mendekat dan sebuah tamparan berhasil mengenai pipinya.

"Apa yang kau lakukan?! Apa kau ingin mati?!"

Tepat seperti dugaan Jungkook, Sana memang sudah sadar sejak tadi tapi tetap pada posisinya.

"Kenapa bangun? Padahal aku ingin mengganti ciuman mu siang tadi."

"Jangan harap! " Sana keluar duluan dari mobil, perutnya memang sudah berteriak ingin diisi sejak tadi.

Jungkook ikut turun mengikuti gadis berdarah Jepang itu.

Tempat makan ini cukup ramai, wajar saja karena sekarang masih pukul 8 malam.

Mereka duduk di sebuah meja kosong dan mengecek menu nya.

"Kau ingin makan apa? Aku akan membayarkan nya." tanya Sana pada Jungkook.

"Um... Ramyeon instan saja. " jawab nya. walaupun Jungkook nampak urakan, tapi ia sering merasa tidak enak kepada orang lain.

"Tidak boleh. " larang Sana.

"Kenapa?"

"Sebisa mungkin, kita harus menjaga pola makan sehat di saat makan malam. Jangan makan sesuatu yang instan. Kalau kau tiba-tiba sakit perut di perjalanan, aku tidak ingin bertanggung jawab walaupun aku adalah ketua tim ini." apa Jungkook salah dengar saat ini? Gadis itu mengkhawatirkan nya atau apa?

"Terserahmu saja lah... Samakan saja denganmu."

"Arraseo, aku akan memesan Kimchi Jjigae."

Jungkook membuka ponselnya lalu memberikan nya pada Sana.

"Wae? "

"Masukkan nomor mu kesini. " jawabnya to the point.

Hold Me Tight [SaKook] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang