FOUR-Helped

6 2 0
                                    

Ivvy berubah menjadi pendiam setelah perbincangannya dengan Danny di mobil tadi. Ia bahkan tak sadar jika sudah berada di depan pintu kamar inap mamanya.

"Udah gih jangan diem mulu horror gue liatnya" Ivvy terkejut karena barusan dia sedang melamun. "Bantuin gue ya ngomong sama mama papa" pinta Danny

"Idih urusan lo ngapain bawa-bawa gue" tolak Ivvy

"Ih lo mah abang lo ini masa gak mau lo bantuin, durhaka lo nanti" Danny memegang lengan Ivvy "ya? Bantuin gue ya? Plisss!" Danny membujuk Ivvy sambil berusaha mengeluarkan puppy eye miliknya.

"Idihhhh geli banget lo bang, lepas ah iya nanti gue bantuin" pasrah Ivvy

"Yesss makasih Michel yang cantik dan tidak sombong" Danny memeluk lalu mengecup pipi Ivvy

"Geli anjir, udah ah sana dilihat pacar gue mampus deh gue" Ivvy melepas pelukan abangnya

Ivvy membuka kenop pintu dan masuk ke kamar inap meninggalkan Danny yang hendak bertanya lebih lanjut mengenai penuturannya barusan. Padahal ia sendiri belum punya pacar biar saja abangnya itu kepo siapa suruh mengacangi dirinya tadi.
Ivvy langsung berjalan mendatangi papa dan mamanya lalu mengecup pipi kedua orang tuanya itu.

"Kok kalian lama sih? Papa sudah lapar nih nungguin kalian" tanya Jordan sembari memegang perut ala2 orang kelaparan.

"Duit papa kan banyak, masa gak bisa beli makanan buat ganjel dulu" canda Ivvy karena ia tahu papanya hanya bergurau saja.

"Nungguin si bocil siap-siap lama banget pa, untung sayang kalo gak udah aku tinggalin aja" sarkas Danny

"Kayanya ada yang gak mau gue bantuin nih" Ivvy terkekeh. Dia membuka tupperware dan menyusun makanan di atas meja di depan sofa

"Mainan lo ngeri ancam-ancaman" ketus Danny

"Bantuin apa dek?" Tanya Hanna

"Nanti aja deh ma kita makan dulu, tu muka papa udah pucet gara-gara lapar" goda Ivvy

"Yeee kamu ini, muka papa ini emang putih bening bukan pucet" ucap Jordan sembari mengambil air mineral yang berada di dalam kulkas.

"Iyain deh biar fast"

Lalu, mereka berempat menikmati makanan mereka sambil sesekali mengobrol dan bercanda ria.
----------
"Harus besok banget emang bang?" Tanya Hanna. Setelah selesai makan Ivvy dan Danny mengatakan kepada orang tuanya bahwa besok Danny harus ke Semarang karena dia perlu survey ke sana agar dapat menyelesaikan tugas akhirnya semester ini. Danny meminta ijin agar diperbolehkan berangkat dan menginap di sana selama 3 hari. Karena takut orang tuanya tidak mengijinkan dia meminta bantuan Ivvy agar ia bisa diijinkan. Tak perlu diragukan lagi, Ivvy yang ingin pergi ke Bali untuk menghadiri pernikahan kakak Mia saja diijinkan maka dari itu dia meminta bantuan adiknya itu agar diperbolehkan.

"Jadwal dari kampus harus besok berangkat ma" Danny berkata dengan nada memelas

"Dadakan banget bang, mama belum tau kapan bisa pulang ke rumah, papa kamu kerja ya masa dia ngelalain tugas dia di sana cuma buat jaga mama, dan Michel dia udah kelas 3 gak enak juga kan banyak ijinnya" kata Hanna, Danny yang mendengar pun menghela napas sudah pasti gak diijinin pikirnya.

"Gapapa kok ma, mama kan besok atau lusa udah bisa pulang jadi aku ijinnya cuma sehari doang, santai aja gak mungkin gak lulus cuma karena 1 hari ijin" ucap Ivvy meyakinkan mamanya.

"Kamu gak cuma 1 hari ya dek gak turun, waktu kamu jatoh itu udah 2 hari ini lagi 1 hari, nanti ngaruh lo dek sama nilai kamu" balas Hanna tak mau kalah

"Mama ngeraguin aku nih ceritanya? Tenang ma aku bakal kejar ketertinggalan aku selama 1 hari, jangan remehin Michel ya ma gini-gini Michel ranking kelas loh" ujar Ivvy menyombongkan diri.

"Sombong banget gaya lo" Danny menoyor kepala Ivvy.

"Eh lo udah gue bantuin lagi" sewot Ivvy tak terima.

"Sudah-sudah, ijinin aja ma untuk tugas kampus juga" lerai Jordan sebelum aksi baku hantam dari kedua anaknya dimulai.

"Iya kamu boleh berangkat besok" putus Hanna

"Thank you my pretty mommy and handsome daddy" Danny mengecup pipi Hanna dan Jordan bergantian

"Gue gak mau tahu stok es krim sama coklat buat sebulan sebagai tanda terimakasih" ucapan Ivvy mengintrupsi Danny

"Anjir lo mau gue melarat apa?"

"Coklat sama es krim buat sebulan cuma jajan lo seminggu doang itu bang"

"Congormu dek!!" Danny menyubit gemas pipi Ivvy.

"Ish!!!" Ivvy berusaha melepas namun Danny makin mengeraskan cubitannya. "Sakit bege" Ivvy memukul tangan Danny berusaha melepas cubitan maut di pipi manisnya itu.

"Eh btw siapa pacar lo?" Danny melepas cubitannya

"Kamu sudah punya pacar dek?" Tanya Hanna

"Siapa?" Jordan pun ikut bertanya

Mampus gue batin Ivvy

"Gak gak punya pacar kok, itu tadi canda doang biar abang gak ngemis-ngemis bantuan terus sama Michel" ujar Ivvy gugup, dia gugup bukan karena ada sesuatu tapi dia memang tidak suka atau lebih tepatnya malu hal seperti itu menjadi bahasan di keluarganya.

"Kok gugup sih adek cantik?" Goda Danny

"Gugup dari mana coba?!" Sewot Ivvy sekarang nadanya kembali normal

"Udah deh bang jangan goda adek kamu terus mending istirahat biar besok fit di perjalanan" kali ini Hanna yang melerai perdebatan putra dan putrinya

"Tiket kamu gimana?" Tanya Jordan

"Udah beres kok pa, besok siang tinggal ngambil koper habis itu berangkat deh" jawab Danny

Malam itu mereka habiskan dengan mengobrol sebelum mereka semua terlelap ke dalam alam bawah sadar mereka masing-masing.

__________
22/02/2020
Widih udah chapter 4 aja nih, suatu kebanggan tersendiri buat aku bisa selesain 4 chapter dalam sehari dan di setiap chapter jumlah kata selalu meningkat sumpah aku speechless bgt
Nulis ini tu kaya ngalir gitu aja dan aku enjoy bgt, gini ya ternyata yg dirasain penulis2 lainnya waktu bisa nulis ide di otak jenius mereka
Jadi curcol kan aku :D
Pokoknya thanks buat kalian yg udh baca cerita ini
Jangan lupa vote and comment yaaa sobat onlenku
See u 😚😚

💋💋
Jane

Something BETWEEN UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang