*Bel pulang sekolah*
bu nani " baik anak-anak silahkan rapihkan buku dan alat tulis kalian setelah itu kalian boleh pulang kecuali prilly, gritte dan salsa"
"baik bu" ucap anak-anak serentak
kami berbaris di samping meja bu nani. "bu..kenapa kami belum boleh pulang?" tanya itte kepada bu nani
" kalian diminta menunngu di depan ruang kepala sekolah karena bunda kalian sedang menghadap pak Budi sekarang" penjelasan yang bu nani berikan yang membuat kami serempak hanya berkata "oh".
"baik bu kalau gt kami tunggu bunda didepan ruang kepala sekolah ya bu, permisi bu" ucapku seraya mengecup punggung telapak tangan bu nani yang diikuti oleh kedua temanku.
*skip diruang kepala sekolah*
"Jadi begini bu, ibu tentu sudah tau maksud dan tujuan saya memanggil ibu untuk datang kemari. Saya sangat mengerti akan beban dan tanggung jawab ibu sebagai orang tua asuh dari prilly, gritte dan salsa. tapi sekolah tetap mempunyai peraturan yang harus dijalankan. Jika ibu tidak bisa melunasi uang sekolah anak-anak bulan depan maka dengan sangat terpaksa kami harus memberhentikan sementara mereka bu" penjelasan pak Budi bagai petir yang menyayat hati Bunda Esti, bagaimana mungkin dalam waktu satu bulan dia mendapatkan uang biaya sekolah 3 bualan untuk 3 anak sekaligus.
"tapi pak apakah tidak bisa diberi waktu lebih mengingat saya juga harus membiayai anak-anak di panti yang lain" ucap bunda penuh harap
" maaf bu, kami sudah memberikan keringanan yang sangat untuk ibu. sekali lagi mohon dimengerti karena mengingat tahun depan mereka juga sudah harus mengikuti ujian kelulusan SD" balas pak budi penuh iba.
"baiklah pak, akan saya usahakan. terimakasih pak atas kebijakan yang sudah bapak berikan dan mohon maaf atas semua ini" bunda pun bangkit dan berpamitan dengan pak Budi.
setelah membuka pintu ruangan bunda melihat prilly,gritte dan salsa yang menahan tangis. sepertinya mereka mendengar apa yang Bunda dan pak Budi bicarakan. "loh ko kalian nunduk gitu? anak-anak bunda kenapa?" pertanyaan bunda membuat kami justru makin mebundukan kepala tanpa menjawab pertanyaanya.
"tenang saja itu sudah urusan bunda tenggung jawab kalian hanya belajar yang baik ya" ucap bunda sambil tersenyum seraya meyakinkan kami bahwa semua akan baik-baik saja.
"iya bunda" jawab kami serempak
" yasudah ayo pulang" ajak bunda dan kami hanya mengangguk berjalan mengikuti bunda.
*skip di panti*
Semenjak dari sekolah bunda belum keluar kamar. bahkan biasanya bunda menemani kamj bermain di teras belakan tapi kali ini kami bermain tanpa diawasi bunda.
"itte...kita main basket yuk udah lama nih kita gak ke taman itu sambil main basket" ajakku pada itte. "eh, iya yaudah ayok pril" jawab itte yang menyetujui ajakan ku.
" yah kebiasaan kalian nih, aku bakal di tinggal. yaudah aku mau gambar aja deh dikamar. kalian jangan lama-lama ya" pinta salsa pada aku dan itte karna dia memang tak suka bermain basket.
"iya sa, nanti aku bawain bunga di taman ya buat kamu nanti" ucapku lalu pergi bersama itte.
*skip taman*
"yah lapangan nya lagi di pake te sama anak laki-laki itu" kataku sambil menunjuk seorang anak yang hanya bermain sendiri di lapangan itu. tapi tiba-tiba itte justru menarik tanganku menuju lapangan basket tersebut.
"hei..kau,, kita boleh ikutan main gak? kan gak seru kalau main basket sendirian" ucap itte pada anak laki-laki itu.
anak laki-laki tersenyum dan berkata " boleh asal kalian bisa kalahin aku". jawabnya sambil mulai berlari kecil memainkan bola seakan mengajak aku dan itte ikut bermain bersamanya.
tanpa sadar hari mulai sore aku dan itte pun harus berpamitan pulang karena takut ibu dan bunda mencari kami " kami harus pulang, terimakasih sudah mau bermain bersama kami" ucapku tersenyum smbil mejulurkan tangan ku.
" aku ali, nama kalian siapa" dengan nada terengah-engah
"aku illy dan dia itte. kami tinggal di panti sana " sambil menunjuk ke arah panti yg ku maksud. dia tersenyum dan kemudian pergi begitu saja.
*skip panti*
" kalian dari mana aja sih, bunda sakit aku daritadi bujuk bunda untuk makan tapi bunda bilang dia gak laper. coba pril kamu yang bujuk bunda" lalu salsa mendorongku masuk kedalam kamar bunda.
aku melihat bunda sedang tiduran dan badannya ditutupi selimut tebal. " bunda kenapa belum makan? kan sayang bun makanan nya. bukannya bunda yang mengajari kami untuk selalu menghabiskan makanan kami sebagai bentuk rasa syukur kita" lalu aku berjalan perlahan ke samping ranjang bunda. benar saja bunda sedang menangngis. ku beranikan diri menghapus air matanya dan tersenyum kepada nya.
"bunda belum lapar sayang, kamu dari mana kok baju kamu kotor gitu?" jawab bunda dengan suara serak.
aku sampai lupa kalau tadi habis main basket bersama itte. " abis main ke taman bun.. sama itte, heheee..." jawab ku dengan sedikiy cekikikan.
" kamu sama itte udah mulai nakal ya, baru sehari gak bunda awasi sudah berani keluar tanpa ijin. besok-besok kalau ketauan pergi tanpa ijin bunda kalian bunda hukum gak boleh liat bintang di teras depan lagi tiap malam" ancam bunda kepada ku yang ternyata di dengar oleh kedua temanku yang ternyata mereka mengintip dari balik pintu.
"yah....jangan dong bun. itukan udah jadi kebiasaan aku, itte dan salsa tiap malam biat liat bintang di langit-langit sana bun. kan kata bunda orang tua kami di atas sana berada diantara bintang-bintang itu" jawabku polos dan tanpa kusadari bunda menitihkan air matanya.
" iya sayang... bunda gakkan pernah larang kalian untuk liat bintang-bintang itu. yaudah sekarang bunda mau dong disuapin sama bintang kesayangan bunda" ucap bunda sambil mengelus pucuk kepalaku.
aku hanya tersenyum dan menyuapi bunda untuk menghabiskan makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang dan Harapan
Fanfictionaku tau dalam hidup tak semuanya berjalan dengan semua yang kita inginkan. tapi jika kita menyerah pada keadaan maka kita akan tenggelam dalam keterpurukan. aku tak tau seberapa berarti aku untuk orang disekitar ku tapi yang hanya ingin ku tau membu...