Terpisah...

1.1K 37 4
                                    

seusai aku menemani bunda aku bergegas mandi dan mengganti pakaianku. lalu aku menemui itte dan salsa di teras depan, ya.. ini sudah menjadi kegiatan rutin kami. memandang bintang-bintang dilangit sana dan berharap kami juga dapat merasakan kasih sayang orang tua seperti anak-anak yang lain.

" hooaaammm...mmmm...aku ngantuk nih tte...,, sa...." ucapku sambil terus menatap langit namun perlahan-lahan mataku terpejam juga.

" yehh...dasar tembem biasa nya dia yang paling semangat kalau kita lagi liat bintang, tp sekarang main tidur aja. huh....." gerutu salsa sambil duduk disampingku yg sudah memejamkan mata.

" kayanya dia kecapean sa, kan tadi aku sama dia abis main basket di taman terus tadi ada anak laki-laki yang ikut juga. jadi kita main nya lebih semangat deh" kata gritte seraya ikut tiduran disampingku. " salsa ,, gritte,, prilly...kalian ngapain tidur-tiduran diteras?? ayo masuk nanti kalau kalian masuk angin nanti ibu juga yang repot " tegur bu rita kepada kami kemudian itte dan salsa membangunkan ku untuk pindah masuk ke kamar kami.

*skip pagi hari*

" tok..tok..tok... "

Bunda esti dan BuRita yang sibuk membantu anak-anak untuk sarapan dikejutkan dengan tamu yang datang di pagi itu. bu rita berjalan ke ruang depan untuk membukakan pintu.

" selamat pagi bapak, ibu.. ada yang bisa saya bantu? " tawar bu rita kepada kedua orang yang datang ke panti.

" begini bu maksud kedatangan saya dan suami saya pagi-pagi kesini untuk mengapdosi salah satu anak di panti ini" terang si perempuan kepada bu rita. " baik kalau begitu silahkan masuk pak, bu... " ucapa bu rita seraya menunjuk re ruang tamu untuk mereka duduk. " tunggu sebentar ya pak, bu.. saya akan panggilkan bunda esti karena beliau yang lebih mengerti tentang prosedur pengasuhan anak-anak " lanjut bu rita lalu mendapat baladan anggukan dari kedua tamu tersebut.

"bun....ada tamu di depan mencari bunda, kita kedepan sebentar ya bun. itte, salsa prilly kalian tolong bantu awasi adik-adik kalian ya. ibu sama bunda mau nemuin tamu dulu didepan " kami hanya menjawab dengan anggukan dan membantu adik-adik yg masih kecil untuk makan.

Bunda berjalan menuju ruang tamu dan menemui kedua tamu tersebut " selamat pagi bapak dan ibu... ada yang bisa saya bantu? " seraya menjabat tangan kedua tamu tersebut.

" jadi begini bu, maksud dan tujuan saya dan suami saya kesini adalah untuk mengadopsi salah satu anak yang berada di panti ini " ucap wanita itu lagi.

" dan kami juga sudah memperhatikan beberapa anak disini sebelumnya dan kami memutuskan untuk mengadopsi nya karena kebetulan kami tidak memiliki anak perempuan" terang sang pria kepada bunda Esti dan bu rita.

" baiklah kalau niat baik bapak dan ibu sudah matang. kalau boleh kami tau siapa anak yang sudah menarik perhatian bapak dan ibu itu? " tanya bunda kepada kedua orang itu.

" kami tidak tau siapa namanya tapi biasanya dia selalu bersama kedua temannya" kata wanita itu menerangkan.

" bu rita...bisa tolong panggilkan gritte, prilly dan salsa kemari " ucap bunda dan di iyakan dengan anggukan. selang beberapa menit kini ketiga nya berada dihadapan tamu tersebut. dan memberi penghormatan dengan mencium punggung telapak tangan dari tamu tersebut.

" ibu , bapak apakah anak yang kalian maksud ada diantara mereka?" tanya bu rita kembali.

"betul ada, sini nak" kata wanita itu dan menyuruh prilly untuk duduk diantara mereka.

"dia cantik mah...." ucap sang pria kepada istrinya sambil matanya berkaca-kaca.

"iya pah, sangat cantik.." kini giliran wanita itu mengecup pucuk kepala prilly dan membelainya dan dia juga menitihkan air mata.

*prilly pov

" prilly...jadi mulai hari ini bapak dan ibu yang ada di hadapan kamu berniat untuk mengadopsi kamu. dan kamu juga akan tinggal bersama mereka. kamu bersedia kan sayang" penjelasan bunda bagai petir untukku. aku langsung menatap kedua temanku yang sekaranv sedang menangis dan tanpa sadar aku juga ikut menangis.

"tapi bunda..gimana sama itte dan salsa? aku gak mau pisah bun sama mereka" aku terus menangis. " itte sama salsa kan masih ada bunda esti dan bu rita yang jaga jadi kamu jangan takut" bu rita coba untuk menenangkanku.

"iya cantik...nanti kami juga akan membantu biaya sekolah mereka. jadi kamu nanti bisa ketemu merwka disekolah" wanita ini mencoba untuk menengahi lalu aku berlari menuju kamar diikuti kedua temanku.

aku duduk di tepi ranjangku, disini biasanya aku dan kedua temanku terlelap. aku memperhatikan dinding di kamar kami yang penuh dengan gambar-gambar buatan salsa. "prill...kamu kalau mau pergi, pergi aja. kita gakpapa kok disini. iyakan sa? " kata itte yang langsung menyenggol bahu salsa. "eh,,,,...iya pril....kita gakpapa kok. kamu harusnya seneng sekarang kamu punya orang tua. kamu gak perlu lagi lakuin kebiasaan kita tiap malam. lihat bintang-bintang di langit dan berharap punya orang tua " kali ini ucapan salsa membjatku sedikit tenang tapi aku gak mungkin menghilangkan kebiasaan kami setiap malam.

" iya aku akan ikut mereka, lagi pula mereka janji akan bayar uang sekolah kalian jadi aku rela ikut mereka dan bunda gak perlu sakit lagi mikirin cara bayar uang sekolah kita" lalu aku berdiri dan memeluk kedua temanku. "janji jangan lupain kita ya prill..." ucap itte kepadaku. " iya awas aja kalau kamu sampe lupa, aku akan gambar muka jelek kamu terus aku pajang di ruang makan. biar semua anak ketawa setiap mau makan karena liat muka jelek kamu" ancaman salsa yang membuat kami sontak tetawa geli.

"hahaaaa....iya-iya,,,, aku janji" lalu kami berpelukan lagi sebelum bu rita masuk dan berada diantara kami.

"prilly sayang....ayo kita beresin barang-barang kamu. kamu sudah di tunggu di depan" bu rita berjalan menuju lemari pakaianku dan membawa sedikit dari sana. "loh kok cuma sedikit bu, nanti prilly pakai bajunya itu-itu trus bu. kenapa gg dibawa semua" tanyaku polos.

"gak perlu sayang, nanti katanya orang tua asuh mu akan membelikan baju-baju baru untukmu. sisanya ditinggal disini aja ya, buat kenang-kenangan kita " perkataan bu rita membuatku kembali menangis dan larut dalam perpisahan kilat ini.

Didepan aku dan kedua orang tua asuhku pamit kepada bunda esti dan bu rita. aku bersaliman kepada kedua orang yang sangat berjasa dalam hidupku. "prilly sayang...jangan nakal ya disana, jaga kesehatannya. inget pesan-pesan bunda ya sayang " ucap bunda lalu memelukku erat.

" iya bunda, prilly janji. bunda jangan nangis lagi ya" kataku langsung menghapus air mata bunda.

"kami pamit ya bu, nanti untuk surat-suratnya biar diurus langsung oleh pengacara saya" ucap ayah angkatku lalu kami berpamitan dan masuk kedalam mobil yang sangat mewah.

mobil yang sangat bagus, ac nya cukup dingin membuat aku tertidur dalam perjalanan di pangkuan ibu angkatku. sementara mereka memperhatikan ku sambil tersenyum bahagia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bintang dan HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang