Wendy menahan teriakannya saat melihat aktor vavoritnya sedang melakukan kissing dengan lawan mainnya.
"Andaikan gue ada di posisi sana!!" Jerit Dewi batinnya.
Tangannya menggigit-gigit jarinya gemas. Serangan baper dan meleleh memenuhi dadanya. Dia selalu alay begini setiap menonton drama, yah, umumnya juga seperti ini.
Dia sangat merasa senang sebelum ponsel miliknya berdering dengan nyaring saat di laptopnya muncul adegan pernyataan cinta.
"Ishh! Nganggu aja!" gerutunya yang memilih mengabaikan deringan itu. Akan tetapi semakin lama deringan itu semakin keras dan menganggu.
Itu sudah membuat Cewek berambut sebahu menjadi badmood.
"Sialan! Siapa sih?! Ganggu aja!" umpatnya dan langsung tersadar, "Bun! Maaf, Wendy khilaf!" sesalnya lalu menepuk pelan bibirnya karena berani mengumpat.
Mata Wendy membulat saat melihat nama "Ibu Negara" yang muncul di riwayat panggilannya.
4566 pesan tak terbaca, dan 34 panggilan tak terjawab
"HAH!! GUE KOK NGGAK TAU BUNDA NELPON SIH?! MAMPUS DAH GUE BESOK!" Jeritnya histeris. Ia teringat dengan slogan Bundanya.
"Bunda hanya mau nelpon orang 30 kali! Kalo sampe lebih dari segitu dan nggak mau jawab, foto-foto yang ada di kamar kamu bakal Bunda hilangkan."
Parah dah.
Wendy segera mematikan laptopnya, mengambil jaket, dan langsung bergegas menuju kediaman orang tua tercinta.
Sepanjang perjalanan, Wendy hanya bisa berharap, Jika Bunda miliknya mau memaafkan anaknya yang manis ini.
Dan disinilah dimulai.
Dengan berbekal sepeda, Wendy menyusuri jalanan ibu kota dengan terpaan sinar matahari pagi.
Rambutnya beterbangan dengan mata yang menyipit untuk menyesuaikan angin yang ikut menerpa wajahnya.
Kakinya mengayuh secepat yang Ia bisa. Dirinya seperti sedang balapan dengan mobil dan motor yang berlewatan.
"Neng! Kamu milea ya?"
Salah satu cobaan yang harus Wendy atasi adalah gombalan remaja SMA yang sangat receh. Setiap pagi dia selalu menghela nafas kasar dan memelototi remaja itu agar segera menjauh.
"Pagi gue buruk!" gerutunya yang tentu hanya didengar oleh dirinya sendiri.
Kaki Wendy mengayuh lebih cepat lagi, Berusaha menjauh dari segerombolan anak SMA yang terus menggodanya.
"Neeengg! Nitip nomor wa dongg!"
Wendy sempat melirik tajam ke arah gerombolan itu, lalu langsung belok ke arah gang sempit. Dan keputusannya untuk belok ke gang itu sedikit salah.
Karena..
"WOY! SIAPA BERANI MASUK WILAYAH SINI?"
"Sialan ada preman." gumam Wendy yang langsung memutar balikkan sepedanya. Mengayuh lagi dengan kecepatan luar biasa.
Para preman itu mengejar Wendy dengan motor butut. Motor yang suaranya seperti gelas plastik yang ditaruh ban sepeda.
Ngreng ngrenggg
"Cantiiikkk! Jangan cepet-cepet dong!" seru salah satu preman yang paling depan.
"Enak aja lu nyuruh gue nggak cepet, emangnya gue mau ditangkap Lo gitu?" gerutu Wendy. Entahlah, apakah hari ini adalah hari sialnya? Apakah Wendy terkena kutukan? Apakah Ia memiliki karma?
KAMU SEDANG MEMBACA
My World
Random"Ini jalan hidup lo, jadiin lo sendiri bagian yang terpenting, sama kayak gue. Bagi gue, di jalan kehidupan, Gue satu-satunya ratu yang paling manis." -Wendy, Gadis yang ngaku-ngaku mirip song hye hyo. Favorit nya drakor sama dracin. "Heran, bisa-bi...