Dua

9 1 0
                                    

Dua hari setelah Ano menerima undangan pernikahan dari Sera, Ano hanya berdiam diri di kamarnya. 

"Jadi semua ini berkaitan?" Ucap Ano menerawang langit langit kamarnya. 

- 2 tahun lalu -

"Oke, hari ini cukup. Makasih semua!" Kata Bang Bimo tersenyum.
Sera buru buru membereskan peralatan dan ingin segera pergi.
"Ser, buru buru banget!" kata salah satu crew yang memperhatikan Sera.
"Gue mau pulang!" Balas Sera spontan.
Tiba tiba semua crew berhenti dari aktifitasnya dan memperhatikan Sera.
Awalnya Sera tidak terlalu memperhatikan. Tapi tatapan mereka udah mirip buaya kelaparan. Sera jadi ngeri sendiri. 
"Kenapa?" Tanya Sera bingung.
"Lo lupa? Lo kan ada janji sama Ano." Kata Bang Bimo akhirnya buka suara. 
Sera kemudian mengedarkan pandangannya mencari sosok Ano. Ternyata Ano sedang duduk di samping gebetannya sambil melototin Sera. 
"Oh shit!!" Kata Sera menutup tas ranselnya secara kasar.
Sera kemudian menyusul Bang Bimo yang lagi jalan keluar.
"Bang! Bang Bimo!!" Teriak Sera sambil berlari kecil. Bang Bimo berhenti dan menoleh.
"Kenapa ser?" Tanya Bang Bimo setelah Sera sedikit dekat dengannya. 
"Ini gk bener bang!" protes Sera.
"Apanya yang gk bener?" Tanya Bang Bimo menggiring Sera ke pinggir koridor.
"Soal projectnya Ano." Jawab Sera terlihat sedikit canggung. 
Bang Bimo memutar mata tanda dia bosan dengan pembicaraan ini.
"Kenapa? Lo udah setuju dari awal."
"Persetujuan itu udah lama banget bang. Sebelum.... " Perkataan Sera menggantung. Sera sedikit ragu ragu melanjutkan kalimatnya. 
"Sebelum apa?" Tanya Bang Bimo memperjelas. 
"Bang, please!!"
"Ser, lo harus profesional! Ini cuma beberapa hari." Kata Bang Bimo menepuk pundak Sera dan meyakinkannya. 
"Gue pikirin lagi!" Kata Sera akhirnya mengakhiri pembicaraannya dengan Bang Bima dan pergi sambil terus sibuk menelepon seseorang. 

Tiba-tiba "BRAK!!"
Sera menabrak sesuatu. Ponselnya jatuh. Saat dilihat ternyata Sera menabrak punggung seseorang.  Dan saat yang punya punggung menoleh, betapa Sera ingin segera kabur. Itu punggungnya Ano. 
"Sorry.. " Kata Sera memungut ponselnya dan buru buru pergi.
Tapi keburu ditahan sama Ano. Sera berhenti ditempatnya. Dia diam mematung dan melotot ke Ano saat sadar Ano sedang menahannya dengan megang tangan Sera.

"Apa? Kenapa? Kan gue udah bilang sorry." Kata Sera menatap dan melirik tangan Ano yang masih megang tangannya. 
Sadar dengan tangannya, Ano buru buru melepas tangan Sera. 

"Gue mau minta maaf." Kata Ano mundur 1 langkah. Ano aja gak nyaman kalo terlalu dekat begini. Apalagi Sera.
"Udah gue maafin." Ucap Sera sambil berlalu pergi melewati Ano.
Ano masih diam di tempatnya. Sementara bang Bimo cuma geleng geleng kepala melihat keduanya. 

Sorry! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang