"Sekali lo mengusik, jangan harap ada jalan keluar"- Rafael
Keenam inti Regla segera memasuki kelas 11 MIPA 2 tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Sontak seisi kelas terkejut akan kehadiran mereka.
"Astaghfirullah, kalian bisa kan ketuk pintu dulu" Kaget Bu Arsita.
"Hehe lupa bu" Ucap Vino menyengir
"Mau di ulang bu?" Tanya Vano dengan tampang bodohnya
"Tidak perlu!" Jawab Bu Arsita kesal
Vano yang tidak memperdulikan jawaban Bu Arsita langsung saja menarik tangan kembarannya yang berujung dengan tarik menarik yang diikuti oleh Rey dan juga Erik.
Tok! Tok!
Assalamualaikum!
Keempat Pria tersebut mempraktekan adengan memasuki kelas dengan nada sopan yang dibuat-buat. Sontak hal tersebut mengundang tawa seisi kelas.
"Udah engga kaget lagi kan bu?" Tanya Erik menggoda
Bu Arsita yang sudah naik pitam, langsung saja mengeluarkan suara emasnya yang membuat sakit telinga.
"KALIAN INI SUDAH TIDAK MENGUMPULKAN TUGAS, SEKARANG MALAH MEMBUAT ULAH DI KELAS LAIN"
Rey yang mendengar teriakan mengelegar dari Bu Arsita sontak saja mengusap telinganya. "Aduh ibu cantik, sakit ini telinga saya denger suara emas ibu,"
"Diam kamu!" Sentaknya
Mendengar sentakan dari Bu Arsita, langsung saja Rey mengatupkan mulutnya.
"Kenapa kalian tidak mengumpulkan tugas yang ibu suruh?! " Tanyanya dengan emosi
"Kalau inget, udah gue kumpul kalik," celetuk Vano tanpa melihat situasi.
"Kamu Vano! Sudah jarang mengumpulkan tugas,ini juga nilai kamu banyak yang merah, masih bisa melawan?"
"Selagi masih ada tenaga bisa bu," jawabnya yang mengundang tawa tertahan bagi penghuni kelas.
"Berani menjawab kamu!"
"Siapa suruh nanya, kan gue jawab jadinya" Batin Vano kesal
"Kamu juga Rafael, kamu itu pintar. Tetapi kenapa mau bergaul dengan mereka," ungkapnya sambil menunjuk Rafael
Rafael yang tidak terima sahabatnya dipojokan, langsung saja berkata. "Percuma jika saya berteman dengan orang genius sekali pun jika mereka tidak pernah ada di saat saya susah. Lebih baik saya memiliki teman yang bodoh tetapi selalu ada untuk saya"
Perkataan Rafael mampu membukam mulut Bu Arsita. "Saya minta besok pagi tugas kalian sudah ada di meja ibu,"
"Pulang sekolah saya pastikan sudah ada di atas meja ibu" Setelah mengatakan hal tersebut, Rafael meninggalkan kelas 11 MIPA 2 tanpa pamit terlebih dahulu, diikuti oleh kelima sahabatnya kecuali Vano yang masih berdiam diri.
Seakan tersadar dirinya sudah ditinggalkan "Astaghfirullah gue ditinggal" Vano menghadap Bu Arsita yang sedang menatapnya dengan mata melotot "Vano nyusul sahabat Vano dulu, ibu jangan marah terus nanti cepet tua. Assalamualikum" Pamitnya.
****
Bel istirahat kedua telah berbunyi, tetapi keempat sekawan ini tidak ada yang ingin meninggalkan kelas .
Lain halnya dengan kelima inti geng Regla yang sedang berkumpul di rooftop.
"Babang Rafael, ini seriusan kita ngumpul tugasnya waktu pulang sekolah?" Tanya Vano meyakinkan. Rafael melirik sebentar lalu lanjut memainkan game di ponselnya,"Hmm"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutiara
Teen FictionSlow update Siapa yang tidak mengenal Mutiara Chelsea Albevian, seorang gadis yang memiliki wajah rupawan dan kepintaran di otaknya, eitss jangan lupa dengan sifat judesnya yang mampu memikat para kaum pria. Tetapi jangan salah, di balik sikapnya it...