Pagi yang cerah di hari minggu diisi Sasuke dengan bermain game untuk menghilangkan kebosanan. Dia telah melewati satu minggu yang berat dengan banyak peristiwa. Dimulai dari perjodohan dadakan dari orang tuanya agar mau berpacaran dengan Hinata, sampai Sakura yang terus menghindarinya sekuat tenaga.
Sasuke dan Sakura berbeda kelas, dia sulit jika ingin menemui gadis tersebut. Dari sisi Sakura, gadis itu memiliki insting dan mata yang tajam. Dia bisa menyadari kehadiran Sasuke dan mencari tempat bersembunyi agar tidak bertatap wajah dengan pemuda tersebut. Dia mulai frustasi dengan drama yang dibuat orang tuanya. Tega sekali mereka menempatkan anak SMA dalam percintaan rumit seperti ini, pikir Sasuke. Kini dia juga sedang bersembunyi dari kedua orang tuanya dengan mengunci pintu kamar dan bermain di dalam tanpa suara. Ponselnya di pasang headphone miliknya agar tidak ada suara yang keluar. Sedangkan headphone tersebut tidak dia pasang di kedua telinganya.
.
.
."Sasuke masih di kamar? Pasti anak itu lupa lagi!" Gerutu seorang wanita setelah mendengar laporan dari pembantu di rumahnya. Wanita tersebut berambut panjang sepunggung, dia juga memiliki bola mata onyx sama seperti Sasuke.
Wanita tersebut bernama Mikoto yang tidak lain merupakan ibu dari Sasuke. Mikoto langsung meletakkan pisau dan mematikan kompor. "Yasudah, terima kasih! Kamu lanjut nyapu dan ngepel saja!" Seru Mikoto memberi perintah. Pembantu tersebut mengangguk paham lalu berjalan keluar dapur.
Wanita tersebut menghela napas panjang. Dia melepas apron putih yang dia kenakan dan meletakkannya di sandaran kursi meja makan. Mikoto berjalan keluar dapur, lalu menaiki anak tangga satu per satu menuju ke lantai dua rumahnya, kemudian dia berjalan terus hingga sampai di depan sebuah kamar yang tertutup rapat.
Mikoto menggerakkan gagang pintu kamar tersebut naik turun dengan cepat. "Sasuke, ayo cepat keluar!" Wanita tersebut menggedor pintu kamar putranya sendiri sambil berteriak menyuruh putranya keluar kamar.
Tidak ada jawaban dari dalam kamar, Mikoto masih gigih menggerakkan gagang pintu dengan cepat dan menggedor-gedor pintu sehingga membuat keributan di rumah tersebut. Itachi, kakak Sasuke, anak sulung di keluarga mereka keluar dari dalam kamar karena terganggu dengan suara teriakan ibunya dan pintu yang digedor-gedor dengan keras.
"Ada apa sih, Bu? Berisik sekali! Ini masih pukul 07.20, loh." Tanya Itachi saat berjalan menghampiri ibunya yang masih melakukan kegiatannya tersebut.
"Ini loh, Nak. Adikmu pasti lupa sama janji temu bersama Hinata hari ini." Jawab Mikoto sebal. Dia berhenti menggedor pintu, namun masih mencoba menggerakkan gagang pintu naik dan turun.
Itachi menghela napas panjang, dia cukup muak dengan sikap ibu serta ayahnya yang keras kepala seperti itu. "Biarkan saja lah, Bu! Sasuke juga masih SMA. Beri dia ruang untuk bersenang-senang." Ujar Itachi kepada ibunya.
"Kalian ini masih belum paham atau gimana sih?! Sudah ayahmu katakan, perjodohan ini harus dilakukan karena hutang keluarga Hyuga kepada kita cukup besar! Menikahkan putri pertama mereka dengan putra kita bisa menaikkan pamor keluarga kita di mata publik!" Ucap Mikoto dengan semangat. Itachi tidak membalas perkataan ibunya, dia hanya menatap wajah ibunya tanpa ekspresi apapun. Sedari awal, Itachi benci perjodohan tersebut karena hal tersebut dapat mengganggu konsentrasi Sasuke serta masa muda adiknya. Tapi, orang tua mereka lebih mementingkan popularitas, profit dan perusahaan. Dia tidak memikirkan perasaan Sasuke, apa yang adiknya sukai, bagaimana kesehariannya di sekolah, dan pertanyaan seputar parenting lainnya.
"Kamu punya kunci cadangan kamar adikmu, tidak?" Tanya Mikoto yang mulai memikirkan cara lain untuk membuka pintu kamar anaknya.
"Ada." Jawab Itachi singkat. Itachi memang ditugaskan untuk menjaga dan mengawasi adiknya selama orang tua mereka pergi bekerja. Memang terkadang dia membutuhkan kunci cadangan apabila sewaktu-waktu Sasuke melakukan hal ekstrim seperti mengunci pintu kamarnya sendiri dari dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eyes Not On You
Fanfiction[CERITA KELIMA - ON GOING] . . Sasuke terpaksa menerima permintaan kedua orang tuanya untuk berpacaran dengan Hinata karena keluarga mereka terikat suatu hubungan bisnis. Pemuda itu tidak benar-benar mencintai anak sulung keluarga Hyuga tersebut. Se...