Kita Bertemu

25 4 0
                                    

"Jika pertemuan ini hanya mendorongku untuk lebih mengenal Luka, maka lebih baik kita tidak pernah mengenal saja"

Vania

______________________________________

"

Ni! Ni! Vania bangon woi!"


Kelopak matanya terbuka secara perlahan, menampakkan netra coklat terang yang damai jika sebagian orang melihatnya lebih jelas ke dalam. Bulu mata lentiknya naik-turun ketika mata itu mengerjap terus menerus.

"Hoamm! Ah elah Nanda! Udah tau gua ngantuk! Kagak usah teriak-teriak di kuping gua ngapa!"

Gebrakan meja pelan berhasil mencuri sebagian perhatian orang-orang, anak Cowok yang sedang Mabar mengernyitkan alisnya bingung saat Singa kelas itu bangun dan langsung marah-marah.

"Apaan lo liatin gua hah?! Mau gua colok tuh mata! Sini gua colok biar mampus!"

Mereka tersentak kaget, dan melanjutkan kembali bermain game Online nya. Daripada mendengar Singa ngoceh-ngoceh lebih baik diam saja agar tidak terjadi perang ke dua.

Setelah dirasa anak Cowok tidak melihatnya lagi, ia melirik tajam seorang Gadis berpipi bulat yang kini tengah memegang perutnya lantaran panik. Bahkan sangat panik.

"Kenapa lu megangin perut? Panik? Iya? Gara-gara gua marah hm?!"

Gadis itu menggeleng cepat, "Bukan! Gua lagi naber!"

Dia terkekeh pelan, "Gak usah boong lu kadal gurun! Emangnya gua gak tau apa, lu kalo Naber pasti antara lagi panik atau emang beneran lagi naber. Iya kan?!"

Akhirnya setelah di pojokkan, dia mengaku "Ya habisnya, lu bangun tidur bukannya tenang atau kalem, malah kayak orang kesetanan"

Jari tengah ia acungkan, "Nih buat lo karna udah berani ganggu gua tidur, udah ah gua mau ke kantin dulu. Mau ikut kagak?"

Dan dia pun mengangguk mantap, di ikuti oleh teman-temannya yang lain. Mereka berjalan keluar kelas, diiringi tatapan berbagai macam dari semua orang yang melihat ke arah mereka.

SinTis. Alias Sinting Autis, Genk yang berkuasa ke dua di sekolah ini, dan tak lupa juga Genk yang selalu membuat nama sekolah menjadi berprestasi. Menyumbangkan Piala, mengikuti Olimpiade, mengikuti Baksos, dan kegiatan baik lainnya. Tak seperti kebanyakan Genk pada umumnya, Vania mampu membuatnya jadi lebih terpandang di bandingkan Genk ternama milik seseorang yang masih ia cari tau namanya.

Musuh bebuyutan SinTis. Yang selalu mengibarkan bendera perang, di sertai ajakan yang dimana selalu membuat darah ke enam gadis tersebut naik.

*****

"Bu saya beli seblak nya satu gak pake kerupuk ya"

"Mana ada makan seblak tapi gak pake kerupuk"

Kepalanya menoleh ke samping kiri, melihat dalam sesosok wajah tampan yang kini tengah menyenderkan badan kekarnya pada tembok Kantin. Dan jangan lupakan ke dua tangan yang terlipat di depan dada, menambah kesan Manly pada pria itu.

Paper HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang