Menang dan Kalah

13 2 0
                                    

Author POV

Tuk

Tuk

Tuk

Ayoo Kevin!! Semangat!!!

Tangannya sedari tadi berusaha merebut bola basket yang sekarang tengah di pantulkan oleh sang Kaptennya sendiri. Siapa lagi kalau bukan Kevin. Tetapi, cewek itu kalah cepat lantaran terus saja terlahang oleh pasukan milik Kevin.

"Ah asu! Jangan ngalangin gua dong! Kalo gini terus gimana kita mau menang! Nanda! Serang Vino!!!"

"Vino yang mana, ni!!! Gua gak tau orangnya!" Terlihat pipi kemerahan milik Nanda menunjukkan jika cewek itu sedang kewalahan menghadang berbagai serangan dari lawan.

Percuma saja dia mengejar Vani yang sekarang sudah berada di dekat ring basket milik kelompok mereka. Karna itu mustahil, lantaran di depannya berdiri cowok jangkung yang sedang merentangkan tangannya lebar-lebar.

"Hmmm permisi mas, boleh minggir dulu gak? Hehehe saya mau lewat. Boleh kan?"

Cowok jangkung itu menoleh seraya berdehem keras, "Lu mau lewat?"

Kepalanya mengangguk antusias "Iyaa mau lewat! Boleh kan?! Woah baik banget si mas---"

Pruittttt

"SATU-KOSONG!"

"Asu!"

Cowok bernama Vino tadi langsung saja berlari ke tengah lapangan dan memeluk Kevin yang kini sedang menunjukkan senyum remeh kepada Vani. Sedang si empunya mengacungkan jari tengah secara sempurna tanpa tau malu.

"Dasar setan jahannam! Kali ini! Di detik ini juga! Gua dan temen-temen gua yang lain nya kagak bakal kalah! Iya kan gaes?!"

"Iya"

"KOK KALIAN RAGU-RAGU?!"

"IYAAAAAA!!"

"MANTAP!"

Lanjut babak ke dua, bola tetap di pegang kendali oleh Kevin, namun yang anehnya cowok itu seakan memberikan peluang agar Vani bisa mengejar skor mereka yang tertinggal satu-kosong.

"Mau gak?" Tangannya menyodorkan bola bakset tersebut tanpa berpikir panjang terlebih dahulu. Terlihat seperti baik-baik saja tanpa adanya sedikit pun keraguan di dalam wajahnya.

Mata Vani melotot, namun buru-buru ke dua tangannya langsung menyambar cepat bola basket tersebut  "Makasih tai kebo! Emang faktanya otak lu itu minus! Ahahahah"

"Are you crazy brother?!" Teriak Vino dari kejauhan, sedangkan di belakangnya berdiri Nanda yang tengah melipat tangannya di depan dada sembari memasang muka jutek namun terlihat kebingungan.

"Enggak!" Balasan dari Kevin membuat ke lima teman-temannya menjadi di landa GeGaNa. Gelisah Galau Merana.

Jangan bilang kalimat Otak Minus yang kerap kali di lontarkan oleh cewek Singa itu memang benar adanya. Oh Come'on.

"NANDA TANGKEP BOLANYA!" Operan bola yang di lempar Vani bukannya terjatuh di tangan Nanda melainkan di tangan..

Kevin

Hap

"Aduh sayang, tadi kan bola nya udah aku kasih. Kenapa malah kamu balikkin lagi hm? Aku terima lagi ya bola nya ahahahah"

Brakk

"KEVIN ASU! OTAK MINUS! TITISAN DAJJAL!"

Dan permainan tersebut tetap berlanjut hingga jingga kemerahan mulai berangsur muncul, di ikuti tenggelamnya Matahari yang memang pada hukum Alam tugasnya harus tergantikan oleh Bulan untuk menemani Bumi.

******

"Oke, kita bagi-bagi babu dulu gaes!"

"Nanda jadi babunya Vino"

"Kania jadi babunya Razka"

"Fira jadi babunya Willy"

"Arfah jadi babunya Darren"

"Ayu jadi babunya Marvel"

"Dan lo! Jadi babunya gue!"

Kertas putih berisikan nama-nama anggota kelompok Genk Mamah Sinting di buang ke tong sampah begitu saja oleh Kevin. Setelahnya ia bertepuk tangan secara meriah dengan tawa terbahak-bahak yang membuat Vani ingin sekali memutar ulang kejadian tadi.

Andaikan kakinya tidak tersandung batu, dan lututnya tidak berdarah di akibatkan ia terjatuh. Maka pasti ia akan yakin kalau pertandingan tersebut bisa dia menangkan meski itu kecil peluangnya.

Skor mereka adalah 4-0. Pantas saja tawa Kevin sangat terdengar bahagia karna kemenangan menjadi milik mereka saat ini. Menjadikan Vani babu, cewek galak yang baru ia temui di kantin? Oh rasanya sangat menyenangkan sekali bung.

"Ubab! Ambilin gua celana dalem!" Perintah Kevin seraya tersenyum jail

"Bangsat!"

"Babu qyuh! Pesenin gua pizza!" Perintah Vino dengan tampang tengil bin usil

"Kagak mao!"

"Dayang gue! Ambilin permata biru di segitiga bermuda!" Suruh Darren seraya mengibas-ngibaskan tangannya di udara.

"Oggah!"

"Bab! Tolong ambilin tas sama buku gua di kelas, gua males belajar" Timpal Willy memasang wajah cengengesan namun di paksakan datar.

"Najis!"

"Pijetin bahu gua!" Titah Marvel dengan nada songong, di ikuti pandangan matanya yang tertuju pada wajah Ayu.

"Jijay!"

"Beliin gua boba dong! Yang rasa Oreo. Tapi gua maunya bobanya warna pelangi" Lanjut Razka, dan jangan lupakan perintah khas miliknya.

"Dih lu siapa nyuruh-nyuruh gua?! Beli aja sendiri"

Tatapan tajam dari ke enam cewek itu membuat yang di tatap malah terkekeh dan tertawa, bahkan sampai memegangi perutnya yang sakit karna terus saja tertawa tanpa henti.

Terutama Kevin, cowok itu memberikan senyuman jail plus remeh kepada Vani dan ke lima teman-temannya. Dalam hati Vani membatin Gua harap geledek dateng terus nyamber ke badan tuh cowok! Biar dia mati terus gua dapet besek dah bwahahahah

"Gak usah nyumpah serapahin gua dalem hati, gua tau di dalem hati lu udah gondok setengah mati. Yaa tapi babe, emang gitu keadaannya sih,  Tuhan menakdirkan kita-kita untung menang"

"Ya gak gaes?" Lanjut Kevin sembari bertolak pinggang. Dia merasa sangat bangga dan bangga, mungkin tak ada kata lain selain kata bangga dan bahagia yang mewakili hatinya saat ini.

"Yoi brother!"

"Iman gua kuat! Iman gua kuat!" Begitulah isi hati ke enam cewek tersebut. Menahan rasa amarah yang bisa saja meluap di detik ini juga.

"Karna majikan harus berbaik hati kepada pembantunya. Kali ini kita semua anterin lu pulang. Dan besok kita jemput"

"Lah apa--"

"Sttttt, gak ada penolakkan. Udah ayok cabut!"

Paper HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang