"Aku suka saat kau berada di dalam dan menghujamku dengan begitu keras" kata wanita dalam dekapannya.
Jonathan merasa senang jika wanitanya ikut merasa senang, "Kalau begitu, apakah kau tidak keberatan jika aku memintanya lagi?" Tanya Jo sambil membelai lembut rambut panjang Alicia, wanita yang ia pacari 2 tahun belakangan ini.
Tidak perlu waktu lama untuk mengulang pergumulan panas mereka, suara kecapan, desahan dan erangan mereka terdengar di seluruh penjuru kamar itu dan juga bunyi ranjang kayu yang berderit seakan ikut mengalun untuk mempertegas seberapa liarnya mereka dalam memadu kasih.
Kuku-kuku panjang gadis itu tertancap di punggung Jhonatan. Jhonatan tidak keberatan sama sekali, walau terasa sedikit perih namun sebanding dengan kenikmatan yang dapatkan, ahh surga dunianya.
Setelah memuntahkan cairannya, ia pun mengeluarkan kejantanannya dari liang kewanitaan gadisnya, gadis yang ia renggut kepolosannya dulu kini telah berubah menjadi gadis binal yang hanya miliknya seorang.
Jhonatan pun bergulir kesamping Alicia, mengecup pelipisnya dan mendekapnya erat, mencoba untuk tidur dan meredam hasratnya untuk menyentuh gadisnya lagi dan lagi, seakan tidak pernah puas dengan percintaan panas yang baru saja mereka lakukan."
🖤🖤🖤
Wangi kopi di pagi hari adalah alarm yang paling efektif untuk membangunkan Jhonatan, setidaknya itu benar-benar berhasil. Terbukti saat Alicia meletakan cangkir kopi hitam tersebut di nakas, Jhonatan yang pada awalnya masih bergelung di dalam selimut tiba-tiba terbangun karena menghindu aroma kopi.
"Morning babe" kata Jo dengan suara serak khas bangun tidur yang entah mengapa terdengar sangat seksi di telinga Alicia.
"Good morning mas" jawabnya setelah mencuri satu ciuman panjang dari Jo.
"Gadis nakal, jangan sekali-sekali menggoda ku kalau kau tidak ingin berakhir di sini sepanjang hari"
"Oh sayang, mas tau dengan pasti terkungkung dan tak berdaya dalam kuasa mu adalah kegemaran baru ku. Tapi maaf mengecewakan mu, hari ini aku harus ke kantor"
"Benarkah, sepagi ini?"
Alicia memutar matanya dengan malas, sambil berjalan kearah jendela dan membuka gorden. "Ini sudah jam 7 mas, dan aku sudah menyiapkan sarapan dibawah. Jadi kalau kau tidak keberatan, bisakah kau segera bergegas dan mengantarkan ku ke kantor?"
Otak licik dalam kepala Jo bekerja dengan sangat cepat, terutama saat melihat gadisnya berlalu lalang hanya memakai bathrobe, ia yakin pasti di dalamnya Alicia tidak memakai apa-apa.
"Tentu saja tidak, aku akan segera bergegas untuk mandi asal kau ikut mandi bersamaku"
Alicia hanya mampu memekik pelan saat Jo mengangkatnya ke kamar mandi.
Jo menurunkannya di depan cermin westafel, Alicia yang belum pulih dari rasa terkejutnya hanya bisa berdiri mematung melihat pantulan bayangan dirinya dan Jo di cermin.
Saat Jo menunduk dan menghisap lembut lehernya, ia hanya mampu memiringkan sedikit lehernya memberi akses pada kekasihnya. Bahkan pada saat Jo menarik simpul tali pada bathrobenya ia hanya bisa memanda cermin di depannya dengan mata yang penuh akan kabut gairah.
"Kau tau, wajahmu yang berkabut akan gairah adalah pemandangan kesukaanku" kata Jo sambil meloloskan kain penutup tubuh Alicia, hingga kini mereka berdiri di depan cermin dalam keadaan tidak tertutup sehelai benang pun.
Melihat wajah Alicia yang mulai memerah karena membendung gairahnya sendiri membuat Jo merasa tertantang untuk memuaskan kekasihnya.
Diraupnya payudara kiri Alicia yang menggantung indah dengan puting coklat kemerahan yang telah mengeras sepenuhnya, ia remas pelan dengan gerakan memutar sebelum memilin putingnya.
Napas Alicia mulai memberat, melihat apa yang Jo lakukan terhadap tubuhnya, namun tidak sampai disitu saja. Selain menjilat-jilat lehernya dan memainkan putingnya, Jo juga menginvasi pusat tubuhnya dengan tangannya yang lain.
Ia tidak pernah merasakan sex yang seintens ini sebelumnya, erangan demi erangan yang keluar dari bibirnya hingga akhirnya ia mengeratkan pegangannya di wastafel, takut terjatuh karena kakinya lemas bagaikan jelly yang tidak bisa lagi menopang berat badannya.
"Kau suka?" Tanya Jo.
Alicia hanya sanggup mengangguk, ia tidak mampu berkata-kata lagi yang keluar dari mulutnya hanya erangan dan desahan nikmat.
Melihat gadisnya di ambang puncaknya, Jo semakin menambah ritme permainannya, yang tadinya hanya bermain di sekitar klitoris Alicia namun kini ia telah memasukan jari telunjuk dan jari tengahnya kedalam liang kewanitaan Alicia, seiring dengan otot vagina yang terasa kuat menjepit jari-jari tangannya ia tau gelombang itu akan segera tiba.
"Mas aaarrggghhhhhh" erang Alicia.
Apa itu tadi, ia merasakan gelombang yang sangat besar, bahkan saat kekasihnya tidak memasukkan kejantanannya yang besar, kecoklatan dan berurat itu.Tapi belum juga reda, Jo seakan tidak memberi ampun padanya, Jo menekan punggungnya hingga membungkuk dan membuka kakinya lebar-lebar.
"Ini belum selesai sayang, jangan harap aku bisa melepaskan mu begitu saja" kata-katanya terdengar seperti ancaman, tapi bukannya takut Alicia malah makin bergairah mendengarnya.
Sejujurnya ini yang ia tunggu-tunggu sedari tadi, batang tebal berurat favoritnya yang memasukinya dengan cepat dan keras. Oh sungguh Alicia kini bagaikan jalang yang menungging dan membuka kakinya lebar-lebar. Hingga gelombang itu datang kembali ia memberanikan diri untuk melihat tampilannya di cermin.
Jonathan kekasihnya terlihat sangat seksi saat menggagahi nya. Tubuh sintalnya ikut berayun saat Jo memompa tubuhnya, puting-putingnya semakin mengeras dan membengkak hingga akhirnya ia merasakan semburan hangat di rahimnya dan ikut meleleh keluar di sela-sela pahanya.
TBC
Hareudang.. hareudang..
Panas.. panas..
Lap keringat dulu fiuhhh, gimana gimana udah hot apa kurang hot nih?
Kalau kalian suka, minta votenya dong klik ⭐ disisi kiri bawah yah, makasih 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Wild Dream
Romance🔞 Mature content 🔞 Adik-adik dibawah umur silakan menjauh Pemuda yang sakit hati karena putus cinta memutuskan untuk pergi melancong mengunjungi tempat-tempat wisata di penjuru Nusantara. Ia adalah Jonathan, 33 tahun. Pakar gizi sekaligus Instrukt...