Prolog

14 2 1
                                    

Bagi anak berusia 17 Tahun, permasalahan hidup akan segera dimulai. Tetapi tidak untuk Vania semenjak ia kecil ia harus mampu meredam telinganya sendiri tentang permasalahan keluarga yang ia hadapi.

Terkadang ia menangis dalam diam dengan mp3 yang selalu menempel di telinganya. Tidak terasa waktu dengan cepatnya bergulir, Vania kecil tumbuh dengan luka yang ia tutupi dengan tawa dan keceriaan. Hari ini ia diberi kertas oleh sekolah untuk melanjutkan studi kejenjang yang lebih tinggi yaitu perkuliahan. Ia sangat lelah dengan kehidupannya, mungkin ia tidak akan melanjutkan pendidikannya, vania bergegas mengeluarkan mp3nya dan memasukan kelubang telinga kanan dan kiri, saat iya akan masukan kelubang telinga kanan, tangan itu lagi yang menahan. Dita, sahabat semenjak SMP yang sangat mengetahui apa yang ia rasakan setiap harinya.

"Lagi???" ucap dita.

"Apaan si. ta, gua cuma mau denger lagu baru" balas vania.

Dita menghela napas dan duduk disamping vania

"Kalau lagi engga nyaman bilang aja van, jangan jadi vania kedua. Gua bilangin lita lu kalau masih begini" ucap dita seraya mengambil handphone vania.

Dengan sigap vania meraih handphonenya dari dita dan berucap "oke fine gua cerita deh"

Cerita pertama yang berani di publish di dunia orange. sebenernya sering buat cerita tapi engga punya keberanian aja buat publish kedunia orange ini.

Sampe ada temen yang saking gregetnya kali bilang "Lu sering bikin cerita, nulis-nulis engga jelas. coba kali di publish dari pada menuhin memori laptop, sama buang-buang kertas"

And This is first time, aku publish cerita yang ini. maaf kalau bahasa atau ceritanya jelek.

Boleh kasih komen-komen tentang cerita ini.

Thank's

F262020

Vania's MaskWhere stories live. Discover now