Vania
"Lu kenapa si van? Masih pagi udah bengong" ucap dita dan duduk didepan bangkuku"Gua engga apapa kok dit" jawabku agar dita tak bertanya lagi.
Tetapi aku salah."Apanya yang engga apapa cerita aja kali, sedih lu sedih gua sama temen-temen juga" ucap dita
Aku tidak mengerti kenapa Dita selalu tepat kayak gini, dia selalu tau apa yang aku rasain. Padahal diriku hanya bengong.
Akhirnya aku bercerita mengenai masalah surat yang diberikan dimas tadi. Setelah bercerita panjang leber, lalu ia berucap "Lu harus lanjut van, ini beasiswa penuh. Kalau gua jadi lu, gua ambil. Masalah ongkos dan yang lainnya untuk keperluan kuliah kan selama ini lu kerja sampingan".
Aku tau ia akan mengucapkan itu bagimana untuk sekolah adikku yang masih kelas 2 SMP.
Lalu aku menjawab "Tapikan ta ..." ucapan ku menggantung karna dita langsung berbicara "Masalah Dino? Kan dia sekolahnya negri van, engga bakal banyak biaya"
"Nanti gua pikirin deh" ucapku. Lalu aku merebahkan kepala pada meja.
Tak lama Bina, Ninis dan Gina duduk didepan bangkuku dan dita."Van,lagi puasa?" ucap Bina saat ingin menyerahkan roti.
"Insyaallah" ucapku.
Lalu bina menarik kembali roti tersebut dan menyerahkan roti tersebut kepada lita "Emang utang puasa kamu belum selesai van. Perasaan udah selesai kan kemaren terakhir bayar utang puasa bareng gina" ucap Gina."Hehe... tanggal tua gin" jawabku dengan senyum.
"Bilang aja kali van, kalau duit lu udah menipis bulan ini" ucap Bina sambil mengunyah siomay.
"Batalin aja Van, udah setengah hari ini" ucap Ninis seraya menaik turun kan alisnya.
"Gesrek lo orang lagi puasa disuruh batal" ucap Bina lalu mejitak kepala Ninis.
"Engga apapa kali bin, sekali - kali" jawab Ninis sambil tertawa.
"Enggalah. Lumayan dong puasa senin kamis siapa tau rejeki gua nambah nis sambil mengurangi pengeluaran jajan bulan ini, Hahaha..." ucapku sambil tertawa jenaka
Lalu Bina berkata "udah jangan dengerin si ninis van, temen kok ngajak jadi zahaman mulu. Lu harusnya banyak-banyak berbuat baik biar masuk surga"
"Kata siapa gua engga berbuat baik bin? Gua anak baik, rajin menabung, tidak sombong" jawab Ninis sembil menyombongkan diri
Dan kami pun hanya tertawa karna kelakuan mereka.
Mereka mungkin orang-orang yang berasal dari surga yang dikirimkan Tuhan untuk menjadi sahabatku.Nulis ini jadi kangen sama mereka deh, udah lama banget engga kumpul. Semenjak lulus SMA jadi susah banget kumpul. Kalo kumpul harus disempet-sempetin walaupun cuma sekedar nonton abis itu makan doang, WKWKWK...
Kalian gitu engga si?
Mana sekarang lagi wabah corona tambah susah aja ketemunya, stay safe dan jangan kemana-mana dulu yah. #dirumahaja
Thank's
A062020
YOU ARE READING
Vania's Mask
Teen FictionCerita seorang anak yang mampu menutupi segala kerumitan hidup yang ia alami. Dalam kesendirian ia berusaha menguatkan diri yang mulai rapuh karena permasalahan hidup. Vania Rinjani, seorang anak dari keluarga yang kurang sempurna dengan segala perm...