Rumah selalu menjadi tempat ternyaman bagi setiap orang tetapi tidak untuk vania. Di pagi hari tidak ada suara yang bisa membangunkannya dari tidurnya selain jam beaker yang telah usang. Setelah alarm berbunyi ia bangkit dari kasur dan bergegas ke kamar mandi dan menyiapkan semua keperluan sekolahnya sendiri. Setelah siap, ia menuju kamar kamar adik semata wayangnya.
"TOK... TOK... TOK... Dek bangun udah siang" ucap vania sambil mengetok pintu kamar adiknya.
"Hmm... iya kak Dino bangun" jawab dino dengan suara khas bangun tidur.
"Jangan lama-lama mandinya kakak tunggu dimeja makan" ucap vania, dan langsung bergegas menuju dapur untuk memasak nasi goreng.
Jika kalian bertanya kenapa vania menyiapkan semua keperluan dia dan adiknya sementara ia masih mempunyai ibu. Ibu vania masih tertidur lelap dikamar, dikarnakan ibunya vania seorang pekerja malam. sedangkan ayahnya entah dimana sekarang, ayahnya terkadang pulang hanya untuk marah-marah dan memita uang kepada vania ataupun ibunya. Pada saat SD ia tidak mempunyai teman dikarnakan teman – teman vania dilarang oleh orang tua mereka untuk berteman dengan vania. Maka dari itu ia terbiasa dengan kesendirian. Tetapi saat memasuki Sekolah Menengah Pertama, vania mulai menemukan teman tempatnya berkeluh kesah.
Saat menyiapkan sarapan ia teringat dengan teman-temannya. Lalu ia membuat nasi goreng dari sisa nasi semalam yang ia keluarkan dari kulkas. Dengan cepat ia menyiapkan sarapan dan tak lama Dino keluar dari kamar yang telah rapih dengan seragam merah putih yang ia kenakan.
"Kak Nasi goreng lagi" ucap dino dengan nada bosan.
Vania menjawabnya dengan senyum yang menampilkan giginya.
"Udah mau mateng nih. Tolong ambilin minum sama piringnya yah" ucap vania
Setelah makanan siap vania bergabung dengan Dino di meja makan dengan kursi plastik ber jumlah 4 orang dan meja makan kayu yang telah usang peninggalan nenek vania.
"Kak, Dino engga mau sekolah lagi boleh yah? Dino cape dikatain sama temen-temen" ucap dino seraya menundukan kepala
"Jangan dong dek, Dino harus sekolah katanya dino mau jadi boss besar biar mamah engga keluar malem terus. Udah kamu engga usah dengerin yah kata-kata temen kamu. Kamu harus rajin sekolah biar pinter terus jadi boss besar" jawab vania dengan jumawa agar adiknya semangat lagi.
Lalu Dino tersenyum dan berkata "Pokoknya Dino harus jadi boss besar biar kakak engga cape lagi trus biar mamah engga keluar malem lagi"
"Nah. Gitu dong. Yaudah abisin nasi gorengnya" ucap vania.
Setelah selesai makan vania mengantar adiknya dan menuju halte untuk menunggu angkot
menuju sekolah.
Vania
Diperjalanan diriku masih memikirkan perkataan Dino pada saat makan tadi.
Ternyata Dino juga merasakan apa yang pernah aku rasakan. Pikirku
Sebenarnya aku tidak ingin dino mengalami apa yang pernah aku alami disekolah. Dijauhi teman-teman, lalu teman-teman mulai meledek diriku karna tidak pernah diantar oleh ibu. Maka dari itu sebelum berangkat kesekolah aku selalu mengantar Dino terlebih dahulu agar ia merasakan diantar kesekolah walaupun bukan dengan ibu. Ternyata aku salah, bukan perkara hanya mengantarnya kesekolah tetapi Dino memerlukan sosok ibu juga disampingnya agar olokan tidak pernah diantar ibu itu tidak pernah dilontarkan lagi oleh teman-temannya.
"Neng, Udah sampe nih di depan gerbang SMA" ucap supir angkot yang membuyarkan lamunanku.
"Oh iya pak" Jawabku.
Lalu aku turun dan membayar ongkos angkot tersebut.
Sesampainya didepan gerbang aku mulai berpikir lagi Apakah nanti dino bisa mendapatkan teman yang mengerti situasi yang ia alami. Yah... semoga saja nasib baik selalu menghampiri Dino apapun yang terjadi. Saat aku ingin melangkahkan kakiku masuk kedalam sekolah.
Tiba –tiba ....
Lita menepuk pundakku dan berkata "VAN!!!"
"Masih pagi Lu udah ngelamun aja" sambung lita
"Siapa yang bengong??? Engga kok" jawabku riang.
"Yaudah masuk yuk, bentar lagi bel" ucap lita dan menarik tangan ku.
"Makasih yah ta udah mau jadi temenku" ucapku dengan suara mengecil sehingga lita tak bisa mendengarnya.
Aku sangat bersyukur mempunyai sahabat yang mengerti perasaanku, walaupun kehidupan dikeluargaku tidak sebagus dan seutuh kehidupan orang lain.
Janganlah membedakan kehidupanmu dengan kehidupan orang lain. Karna Allah SWT pasti memberikan jalan yang terbaik bagi kehidupan para umat-Nya.
Jangan Lupa Masukan-masukan kalian tentang BAB ini.
Thank's
F262020
.
YOU ARE READING
Vania's Mask
Teen FictionCerita seorang anak yang mampu menutupi segala kerumitan hidup yang ia alami. Dalam kesendirian ia berusaha menguatkan diri yang mulai rapuh karena permasalahan hidup. Vania Rinjani, seorang anak dari keluarga yang kurang sempurna dengan segala perm...