2. hari kedua

118 14 8
                                    

              Mellifluous|Minshua.

.


.


.

"Jisoo-ya? Kau sudah bangun?" Panggil Jieun sedikit ragu jika harus membuka pintu kamar Jisoo tanpa mendapat izin dari sang pemilik kamar, tapi ini sudah kali ke tiga ia mengetuk pintu namun belum juga mendapat balasan.

Tanpa banyak pertimbangan lagi ia langsung meraih gagang pintu memutarnya dan berhasil terbuka.
Yang benar saja Jisoo tidak mengunci pintu kamarnya, kepala Jieun menyembul ke dalam memperhatikan seisi ruangan yang masih gelap tiada penerang. Kakinya melangkah masuk mendekati ranjang dan menemukan Jisoo yang masih tenggelam di balik selimut tebal. Jieun mengernyit, samar-samar mendengar Jisoo bergumam namun tidak begitu jelas. Sontak tersadar karena suara itu sudah begitu tak asing baginya, segera menarik selimut dan mendapati Jisoo yang sedang meringkuk menggigil di baliknya.

Jieun panik langsung mengambil termometer dan mengecek suhu badan Jisoo yang ternyata mencapai 39 derajat celcius. Ia bingung sebenarnya apa yang terjadi karena jika kondisi Jisoo sudah begini berarti ia telah menemui sesuatu yang mengingatkan nya pada masalalu nya.
Pikiran Jieun jadi kalut, ia pikir rumah ini sudah sangat tepat untuk Jisoo tapi ternyata keadaan berbanding balik bahkan ini baru hari pertama mereka tinggal.

Jieun berkeliling kamar Jisoo mengamati segala hal, ia ingin mencari tau penyebab demam Jisoo setelah mengambil air dingin lalu mengompres kening Jisoo dan merebus teh hangat untuk nya.

"Noona ..."

Atensi Jieun teralih oleh suara lirih yang sedang memanggilnya. Dan mendapati Jisoo sedang berusaha bangun dari posisi berbaring. Jieun segera menghampiri Jisoo dan membantunya untuk bersandar pada kepala ranjang, kekhawatiran jelas sedang menyelimuti dirinya. Ia selalu begitu Jika Jisoo mulai kambuh dari sakitnya. Dan itu semua membuat Jisoo merasa sangat bersalah, bahkan Jieun harus meninggalkan pekerjaan nya hanya karena dirinya.

"Butuh apa hm? Katakan pada noona." Jieun memelankan suara takut Jisoo merasa terusik dengan suara nya yang cenderung tinggi dan keras sangat berbading balik dengan suara Jisoo yang terdengar pelan dan lembut.

"Aku baik-baik saja, noona tidak perlu khawatir, demam ini bukan--"

"Jangan membual Jisoo, kau sedang demam tinggi jangan membuatku semakin khawatir karena kau yang mulai ingin menutup diri dariku" sela Jieun dengan cepat, ia terkejut mendengar penuturan Jisoo yang terdengar tidak bersahabat bagi Jieun. Jisoo nya tidak pernah begini saat ia sakit dan akan selalu terbuka pada Jieun dan menceritakan semua yang menjadi ketakutan baginya.

"Noona, demam ini bukan seperti biasanya aku hanya terlalu lelah" Jisoo kembali menyandarkan kepalanya pada bantal.

"Kau yakin?" Jieun menatap Jisoo ragu dan langsung di balas dengan anggukan lemah.

"Syukurlah kalau begitu, aku sangat khawatir." Terlampau lega setelah mendengar pengakuan Jisoo. Yang berati ia tak perlu mencari tempat yang lebih aman lagi. "Bukan berarti aku mensyukuri dirimu yang sedang sakit, mengerti? Jangan banyak bergerak, noona akan kebawah sebentar," lanjut Jieun setelah mengkoreksi ulang ucapannya.

Jieun berjalan ke dapur dan mengecek tong sampah kecil yang ternyata sudah mulai penuh, mengambil plastik nya kemudian mengikat dengan kencang.
Ia harus membersihkan rumah barunya secara bertahap bukan? Mengingat dirinya yang sangat sibuk dan terlebih Jisoo sedang sakit saat ini. Meraih gagang pintu dan membukanya, seketika Jieun di kejutkan oleh pemuda yang luar biasa tinggi tepat di depan pintu rumahnya dengan menenteng sebuah bingkisan.

Mellifluous | Minshua [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang