selalu tentang dia

242 20 10
                                    

dr. Thin dan beberapa dokter jaga serta perawat berlari ke luar untuk menyambut pasien yang baru keluar dari ambulan, mereka mendapat laporan bahwa mereka akan kedatangan pasien korban lakalantas yang berjarak 400 meter dari Rumah Sakit Vongvhipan

dr. Max membawa korban pertama dengan sekali lihat saja dr. Thin tahu bahwa pria itu mengalami fraktur pada tulang tangan kanannya, dr. Max langsung membawa korban masuk ke ruangan untuk mendapatkan perawatan

dr. Thin menerima pasien berikutnya yang keluar dari ambulan, sepatu dan celana korban terkoyak karena mungkin gesekan dengan aspal yang terlalu panas hingga menembus ke daging putihnya, tangan dan kakinya penuh darah, dia bersyukur pria itu masih mengenakan helmnya, setidaknya benda keras itu bisa menyelamatkan kepalanya.

dr. Thin perlahan membuka helm fullfacenya.

"kau lagi??!!" ucap dr. Thin terkejut setelah tahu siapa yang ada dia di balik helm itu.

"hai dokter Thin.." ucap pria tadi dengan senyum manisnya

"kau masih bisa tersenyum?" ucap dr. Thin kesal, Tol kembali tersenyum lalu diam, dia pingsan.

dr. Thin terkejut dia memeriksa semua vitalnya dengan teliti tapi tidak ada gejala yang berbahaya.

"ini sudah ketiga kalinya dok" ucap perawat yang membawa korban dari tempat kejadian.

dr. Thin segera mendorong brankar Tol masuk

"perawat Fa! Lakukan CT dan X-Ray!" teriak dr. Thin dan mendorong brankar dengan Tol di atasnya

"segera!" jawab perawat bertubuh mungil nan gesit itu

Ini sudah lebih dari 10 kali sejak pertama kali ketemu, Tol datang ke Rumah Sakit menemui Thin dengan penuh luka dan dan darah di sekujur tubuhnya. Jika tidak karena kecelakaan mengendarai motornya maka alasan lainnya adalah dia di keroyok orang karena membela teman atau karena dia berkencan dengan wanita yang sudah memiliki kekasih.

Beam dan Tol benar-benar twin! Hanya bagian soal wanitanya, yang lainnya... Mereka sungguh berbeda.

dr. Thin melakukan beberapa jahitan di luka terbuka yang ada di kaki kanan Tol.

Tol mengerjapkan matanya saat dr. Thin selesai menutup jahitan di kakinya dengan perban.

"kau sudah sadar?" tanya dr. Thin tanpa mengalihkan fokusnya membereskan sisa-sisa pekerjaannya

"hmm"

"apa kau tidak bosan melakukan ini? Datang padaku dengan badan penuh darah, kau membuatku khawatir" ucap dr. Thin menatap Tol kesal

Tol hanya tersenyum

"bagaimana aku bisa bosan jika aku akan bertemu dengan dr. Thin, dan Phi mengkhawatirkanku? WAOW! Aku benar-benar bahagia" ucapnya

dr. Thin menatap malas ke arah Tol

"karena kau mirip dengannya!"

Senyum Tol seketika menghilang

"jadi jika aku bukan kembaran Beam Phi tak akan mengkhawatirkan aku?" tanya Tol, sedih.

"Tentu saja aku tetap mengkhawatirkanmu, karena aku selalu mengkhawatirkan pasienku" ucap dr. Thin, ia hendak berdiri ketika sebuah suara mengurungkan niatnya.

"kau tak perlu mengkhawatirkannya Phi, biarkan saja bocah itu mati"

Tol menatap Beam malas

"iya dan bocah itu akan aku gentayangi seumur hidupnya" ujar Tol

dr. Thin menatap kedua bocah itu bergantian.

'Aah, ternyata mereka benar-benar twin' pikirnya.

Cinta dalam Diam (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang