Happy reading
Terlihat gadis mungil baru bangun dengan rambut acak-acakan tapi sama sekali tidak membuatnya terlihat jelek. Arletta Dema Addison gadis berparas cantik mempunyai lesung pipi, hidung mancung serta bibir bak merah jambu.
Letta yang mengingat bahwa hari ini merupakan hari ulang tahunnya yang ke-17 tahun, segera mungkin ia bergegas bangun kemudian mengambil diary kesayangannya dan menuliskan sesuatu di dalam diary tersebut.
Semesta, kita telah terjalin selama 17 tahun lamanya. Terima kasih telah membantuku merangkai kisah manis ini.
Kau tahu, dulu gadis kecil ini hanya seorang bayi yang sering menangis, bermain di taman kanak-kanak, meminta mainan jika tidak dibelikan ia akan merengek, sungguh sangat menyusahkan kedua orang tuanya tapi, selama ini aku sangat bersyukur kau telah memberiku keluarga yang mampu menjagaku semesta. Sekarang gadis kecil ini, telah tumbuh dewasa.
Terima kasih Semesta.
Setelah menulis, Letta tersenyum dan siapa saja yang melihat senyum Letta pasti timbul rasa ingin memilikinya. Letta mengambil ponselnya dan dia ingin mengecek apakah ada notifikasi dari teman-temannya yang memberi selamat atau tidak.
"Hah kok gak ada sama sekali, kalian tidak ingatkah bahwa aku ultah hari ini?" gumam Letta.
Letta yang amat kesal melempar ponselnya sembarang lalu Letta bergegas mandi daripada dia memikirkan hal yang tidak pasti, membuatnya malah tambah kesal.
***
Letta yang gugup saat menuruni tangga, tidak sengaja kakinya tersandung tapi sebelum pantatnya mendarat ke lantai ada seseorang yang menolongnya.
"Kebiasaan." ucap laki-laki tersebut.
"Abang ...makasih ya udah nolongin Letta." ucap Letta yang berterima kasih dengan abangnya.
"Iya my princess." jawab gerald.
Gerald Vero Addison seorang laki-laki yang berumur 21 tahun memiliki rahang tegas,mata yang tajam bak elang, bertubuh tinggi, gagah serta sifat bijaknya yang membuat Letta nyaman jika harus curhat dengan abangnya itu.
Kalau dilihat Letta lebih mirip dengan dengan mamanya sedangkan Gerald lebih dominan ke papanya. Papa Letta dan Gerald sudah meninggal kini Gerald lah yang menjadi tulang punggung bagi keluarga kecilnya itu.
Gerald menggandeng tangan adeknya yang mungil itu, lalu mereka berdua menuju ke meja makan karena disana sudah ada orang yang menunggu mereka berdua yaitu Ferilla Angelston mama Letta dan Gerald.
"Mama, Letta datang." ucap Letta lalu memeluk mamanya tercinta.
"Iya sayang, ayo makan!Keburu dingin nanti." perintah Angel mama Letta.
"Hm... Letta doang nih yang ditawarin?" ucap Gerald dengan gaya lebaynya.
"Kasian sekali abangku ini." ujar Letta yang ingin sekali tertawa.sementara Angel hanya menggeleng-gelengkan kepala ketika melihat tingkah kedua anaknya itu.
"Sudah-sudah kalian berdua ini, cepat dimakan!" perintah Angel.
"Siap kanjeng ratu." ucap Gerald dan Letta secara bersamaan.
"Hm kalian ingat gak hari ini hari apa?" tanya Letta disela-sela makannya.
"Ditelen dulu oncom,baru bicara." ujar Gerald.
"Ish abang jahat." kesal Letta. "gak jadi,lupakan aja." lanjut Letta.
Letta yang selesai makan, dia segera berpamitan dengan Angel dan Gerald.
"Letta berangkat dulu ya mah, bang Gerald." pamit Letta.
"Iya sayang, hati-hati." ujar Angel.
Letta yang memilih menggunakan sepeda, bukan karena keluarganya tidak berkecukupan tapi Letta benar-benar tidak mau menyusahkan abangnya itu. Dia sadar dia harus bisa mandiri karena itu, Letta membeli sepeda dari uang tabungannya. Lagipula itu tidak terlalu buruk menurutnya.
Disisi lain Gerald dan Angel merencanakan kejutan bagi Letta.
"Bang kamu tidak kasian dengan adek kamu itu?" tanya Angel.
"Tenang mah, Santuy aja Gerald udah nyiapin sesuatu." ucap Gerald.
"Serah abang deh, yang terpenting Letta harus bahagia." sahut Angel.
"Itu udah pasti mah." yakin Gerald.
Hai hai hai gaes balik lagi bersama saya, wkwk ... ini cerita yang saya buat setelah lama gak pernah buat cerita lagi
Jangan lupa vote and comment !!!
Jangan sungkan-sungkan untuk memberi kritik dan saran kepada saya dan saya akan senang hati menerima itu, lagipula saya juga masih dalam proses belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's time change everything
Teen FictionBerawal dari pertemuan yang sama sekali tidak pernah direncanakan mungkin itu salah satu takdir tuhan. . . "Terima kasih telah menjadi bulan untukku yang setiap malam menerangi kegelapanku." - Algiedi Dergle lexon . . "Menghancurkan dinding pertaha...