🕊️ Prolog 🕊️

4.4K 74 1
                                    

Affair With Andra


Prolog

🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🌸🌸🌸🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️

Alvie memandang sendu pemandangan kota dari balik kaca hotel yang Andra tempati. Tangannya masih terlipat memeluk tubuhnya, membelakangi Andra yang menatapnya penuh harap.

Andra memutuskan untuk mendekati Alvie, memeluknya dari belakang. Memeluknya dengan erat karena rasa takut kehilangan. Andra meletakkan dagunya pada pundak terbuka Alvie, sesekali mendaratkan kecupan hangat pada leher putih nan halus itu. "Aku mohon padamu. Hiduplah bersamaku," pinta Andra dengan suara lirih, dan semakin mengeratkan pelukannya.

Alvie menghela napas. "Aku tidak bisa, Ndra." Ucapan Alvie lagi-lagi membuat Andra menahan napasnya. Andra memiringkan kepalanya sehingga menghadap pada leher Alvie.

"Kenapa?" Embusan napas Andra saat berucap menyentuh leher Alvie, mengalirkan udara hangat yang membuat Alvie meremang.

"Kau tahu aku sudah bersuami," ucap Alvie yang mencoba menahan gejolak akibat embusan napas Andra pada lehernya.

Andra menggeram, ia memutar tubuh Alvie agar menghadapnya. Tak ada jarak di antara mereka, karena Andra seolah tak ingin membiarkan ada jarak di antara keduanya. Masih dengan memeluk Alvie, tatapan Andra kini penuh intimidasi.

"Suami yang mana maksud kamu? Suami yang tidak menganggap kamu ada? Suami yang akan pulang ketika ia hanya membutuhkan kamu saja? Iya?" Andra bertanya masih dengan intonasi rendah, namun datar. Meskipun begitu, Alvie tahu jika Andra tengah menahan kemarahannya.

"Ndra-"

"Sampai kapan kamu akan mempertahankan rumah tangga kamu yang terasa asing itu? Kamu sendiri yang mengatakan kalau kehidupan rumah tangga kamu hampa. Ceraikan dia, Alvie. Hiduplah bersamaku." Andra kembali mengungkapkan permintaannya. Tatapan yang Andra tunjukkan syarat akan permohonan.

Alvie memejamkan matanya sejenak. "Aku tidak bisa, Ndra. Ini adalah wasiat dari ayahku."

Andra melepaskan pelukannya pada Alvie. Ia memundurkan langkahnya sedikit lalu mengusap wajahnya kasar. "See? Kamu menikah karena wasiat, tapi tidak ada cinta di antara kalian. Bicaralah baik-baik dengannya, katakan kalau kamu tidak mencintai dia dan hanya mencintai aku. Dia pasti mengerti. Setidaknya, kalian pun juga sudah melakukan wasiat almarhum ayah kamu." Rentetan kata-kata panjang yang Andra ucapkan membuatnya berharap Alvie bisa luluh, berharap Alvie mau menyetujui sarannya.

Namun, lagi-lagi Andra harus menelan kekecewaan saat Alvie menggeleng. "Maaf, Ndra. Aku nggak bisa." Alvie berucap parau, salah satu tangannya terkepal dan terlihat menekan dadanya. Jujur, ada rasa sesak di dadanya saat Alvie mengatakan itu pada Andra. Namun, ia pun tak dapat melakukan apa-apa.

Andra kembali menahan napas sejenak, ada rasa sesak dalam dadanya. Kemarahan pun sempat bergejolak di dalam dirinya. Namun, melihat bahu Alvie yang bergetar membuat ia merutuki dirinya sendiri.

Andra menyadari, apa yang ia lakukan sebelumnya secara tidak langsung telah menekan Alvie, membawa Alvie pada keputusan yang sangat sulit.

Saat Andra mendengar isakkan dari Alvie, Andra segera mendekati Alvie dan membawa ke dalam pelukannya. "Maaf, maafkan aku," ucap Andra dalam pelukannya, sesekali ia mendaratkan kecupan di puncak kepala Alvie.

Affair With My Sexy ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang