Prolog

1.1K 108 2
                                    

Jam menunjukkan pukul dua belas malam ketika badan Guntur akhirnya menyentuh tempat tidur. Hari ini cukup melelahkan baginya karena harus menemui banyak orang dalam waktu singkat. Tunggu, jangan berpikiran negatif dulu. Guntur bersyukur karena akhirnya bisa mencapai titik ini dalam hidupnya, tetapi ketika wajahnya mulai dikenal massa, banyak pula konsekuensi yang harus ditanggung.

​Salah satunya adalah inbox e-mail pribadi yang tidak pernah sepi.

"Ah, padahal gue udah bikin e-mail khusus buat terima yang kayak ginian," gumam Guntur kepada dirinya sendiri sembari melihat-lihat isi inbox-nya. "Harus bikin e-mail baru kali, ya?"

Guntur baru saja akan mematikan ponselnya ketika salah satu e-mail menarik perhatiannya. Subjeknya aneh, berbeda dengan e-mail lainnya yang mirip-mirip.

"Pertanyaan yang tak akan terjawab," ucap Guntur, membaca subjek e-mail tersebut.

Sebelum membaca isi e-mail tersebut, Guntur kembali melihat isi inbox-nya. Bisa jadi, ini bukan e-mail pertama yang dikirimkan oleh orang ini, bukan?

"Wah, banyak juga e-mail dari dia," ujar Guntur. "Oke, gue baca dari awal dan coba jawab ya, biar jadi pertanyaan yang akhirnya terjawab."

Stardom SyndromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang