After that

1.1K 48 5
                                    

Sementara itu, ditempat orang tua Aisyah bertugas.

"Kenapa perasaanku tidak enak? Beberapa hari terakhir ini aku selalu mimpi buruk terus tentang Aisyah." Dokter Rina termenung sendiri di post tempat dia berada

"Dokter. Maaf Dokter. Saya mau mengobati anak saya" seorang ibu memanggilnya sambil mengendong anaknya yang masih kecil.

Melihat anak kecil tersebut, Dokter Rina termenung lagi memikirkan anaknya.

"Biar saya yang mengobati anak Ibu." Terdengar suara laki-laki dari belakang Dokter Rina. Ia pun terkejut melihat siapa yang datang.

"Abang?" Ternyata itu adalah suaminya sendiri

Dokter Rina pun beranjak dari tempat itu dan duduk di salah satu kursi di dekat tempatnya tadi.

"Maafkan saya, Bu. Tadi saya sedang banyak pikiran." Ucap Dokter Rina dengan sedikit bersalah bersalah.

"Tidak apa-apa, Dokter. Saya maklum. Dokter pun pasti juga kecapean." Ibu itu berucap dengan lembut.

Setelah selesai mengobati anak tersebut, Dokter Ridwan langsung mendekati istrinya.

"Ada apa? Dari tadi aku lihat kamu termenung dengan tatapan kosong." Ucap Dokter Ridwan

"Apakah Aisyah baik-baik saja?" Tiba-tiba tangis Dokter Rina pecah.

"Kita sudah menitipkannya pada orang yang sudah terpercaya. Insyaallah dia aman." Jawab Dokter Ridwan sambil mengelus ubun-ubun istrinya.

Namun, Dokter Rina masih belum merasa tenang. Ia pun membicarakan masalah ini pada suaminya. Mereka pun pergi ke posko utama untuk meminta izin pulang. Mereka pun diizinkan untuk pulang karena sudah ada tambahan dokter yg bergabung.

Di rumah Dokter Ridwan
Sekarang, pintu depan rumah sudah dibuka karena orang lain sudah tau. Mereka pun berkenalan dengan Ali, Alicia dan Ejen Bakar. Salah satu dari orang-orang tersebut berhasil membuat Ejen Bakar terpesona. Ia pun langsung menggoda gadis tersebut. Melihat kejadian itu, Ali menyikut lengan uncle-nya. Ejen Bakar pun menggerutu melihat kelakuan Ali.

Alicia hanya tersenyum geli melihat kelakuan keduanya. Tanpa sadar, Ali menengok ke arah Alicia pada waktu bersamaan. Pipinya sedikit merona melihat senyuman Alicia

"Cantik." Satu kata tanpa sadar terucap dari mulut Ali

"Maksudnya?" Alicia bertanya dengan heran.

"Maksudnya Aisyah yang kau gendong itu terlihat cantik." Ali memalingkan wajahnya ke arah yang lain. Wajahnya semakin merona dan tidak berani lagi melihat ke arah Alicia.

"Ooh. Aisyah mana patut kau panggil cantik. Dia ini masih cute. Nanti kalau udah besar baru bisa dipanggil cantik." Alicia membalas sambil memalingkan wajahnya ke arah yang berlawanan.

Terlihat ekspresi kecewa pada wajahnya. 'aku pikir itu untukku' ucapnya dalam hati. Setetes air mata mengalir di pipinya. Tentu saja Ali tidak menyadari itu.

Tak lama kemudian, panggilan masuk ke handphone Ejen Bakar.

"Halo, General." Ternyata itu dari General Rama. Ejen Bakar diam sejenak. Kemudian ia menutup telponnya.

"Ada apa, Uncle?" Ali bertanya

Alicia pun menunggu jawaban.

"Bos penjahat itu sudah diketahui lokasinya. Polisi sedang menuju ke tempat tersebut." Ucap Ejen Bakar

Ali dan Alicia pun lega. Tak lama kemudian, sebuah mobil masuk ke dalam halaman rumah. Mobil itu tidak asing bagi mereka. Itu adalah mobil orang tua Aisyah.

Ketika keluar dari mobil, mereka heran dengan keramaian yang ada di sana. Mereka pun langsung mendekat ke sana.

"Ada apa ramai-ramai begini?" Tanya Dokter Ridwan.

Ejen Bakar menceritakan pada mereka apa yang terjadi dan Dokter Ridwan juga menyampaikan alasan kepulangan mereka lebih cepat dari rencana sebelumnya.

Dokter Rina yang awalnya khawatir menjadi lega karena anaknya baik-baik saja. Ia pun mengambil Aisyah dari gendongannya.

Setelah itu, Alicia langsung masuk ke dalam rumah menuju ke kamarnya. Belum sempat ia masuk, Ali memanggilnya. Namun ia mengabaikan Ali dan langsung berlari masuk ke kamarnya.

Namun Ali bisa melihat kalau Alicia sedang menangis. Ali pun langsung mengejar Alicia ke kamarnya. Belum sempat ia sampai ke kamar Alicia, pintu itu dikunci dari dalam.

Ali langsung berhenti di depan pintu kamar tersebut. Ia mengetuk pintu sambil memanggil-manggil Alicia. Namun tidak ada jawaban dari dalam. Ali menjadi heran dengan sikap Alicia. Ia pun duduk di depan kamar Alicia.

"Kalau kau ada masalah, kenapa kau tak bagi tau kat aku? Kita kan rekan." Ali berteriak dari luar. Namun yang terdengar hanyalah suara isakan tangis.

"Rekan, ya. Ya, kita orang hanya rekan. Tak kan lebih. Bodohnya aku berharap lebih" bisik Alicia sambil segugukan.

Di luar, Ali tertidur bersandar pada pintu kamar. Tiba-tiba pintu terbuka. Ali pun jatuh ke lantai. Ia langsung terbangun dan melihat Alicia.

"Kau tidak apa-apa, Alicia?" Ali masih bisa melihat mata Alicia yang merah dan basah. Ali semakin khawatir pada Alicia.

Ali pun mengusapkan jari telunjuknya pada mata Alicia dan menghapus air matanya. Alicia semakin kaget ketika ia sadar ia sudah dalam pelukan Ali. Alicia tidak berbuat apa-apa. Ia hanya diam dalam pelukan Ali.

Kemudian Alicia melepaskan diri dari pelukan Ali. "Aku sudah tidak apa-apa. Aku ke kamar mandi dulu." Ucapnya sambil tersenyum

Senyuman Alicia kembali membuat wajah Ali merona. Sebelum meninggalkan tempat itu, mata Ali menangkap sebuah buku terbuka di atas meja. Ia pun masuk ke dalam kamar Alicia dan melihat buku itu. Ada tetesan air jatuh di atas buku itu. Ternyata itu adalah air mata Alicia. Buku itu adalah buku diari Alicia.

Di halaman yang terbuka ada sebuah gambar yang membuat Ali terkejut. Gambar itu adalah gambar love dan di dalam love itu ada nama Ali dan Alicia. Rasa kaget dan senang bercampur menjadi satu.

Kemudian Ali membaca tulisan di bawah gambar love tersebut.

Ternyata aku tak cantik di matanya. Aku kalah sama anak balita,😅

Setelah membaca itu, Ali pergi mencari Alicia.

"Kau kenapa Ali? Apa ada yang mengejarmu?"Ejen Bakar bertanya.

"Tidak apa-apa, Uncle."

Ternyata Alicia juga ada di sana. Ali langsung mendekati Alicia dan menariknya serta membawanya ke arah kebun belakang.

Alicia kembali dikagetkan dengan pelukan tiba-tiba dari Ali.

"I love you, Alicia." Alicia kaget mendengar ucapan Ali. Dia kembali menangis. Ali yang melihat itu langsung menghapus air matanya.

"I love you too." Alicia memeluk Ali dengan  erat. Ia pun menempelkan keningnya pada kening Ali.

Mereka tidak sadar kalau ada yang melihat kejadian itu di balik jendela. Begitu mereka berjalan ke dalam rumah dengan bergandengan tangan, para pengintip tadi kembali pada posisinya masing-masing.*kalian tebak sendiri siapa mereka.

Dalam perjalanan ke dalam rumah. Ali memberi tau Alicia siapa sebenarnya yang dia katakan cantik. Mereka pun mempererat genggaman mereka masing-masing.

Tamat.
Terima kasih buat kalian yang udah kasih vote dan nunggu kelanjutan ceritanya

Mission Impossible Be PossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang