BAB 1

45 3 0
                                    

Terlahir dari keluarga yang berpendidikan dan berprestasi membuat Vio semakin minder dikeluarganya. Bagaimana tidak Ibunya-Karina adalah Dokter Syaraf, Ayahnya-Hendrawan Purnama adalah pengusaha mesin, dan kakaknya-Alvita Agnidevta mendapat beasiswa kuliah di Khairo piagam dan tropi sangat banyak sampai dijadikan hiasan almari, sedangkan Alviona? Ia pernah mendapat piagam penghargaan atas test IQ yang berada di rata rata atas.

"Vio, Papa berharap hari ini kamu tidak mendapat SP lagi!" Ucap Hendra, seraya melahap sarapan.

"Yaelah Pa hanya itu yang dapat Vio persembahkan untuk Papa" jawab Vio santai.

"Kamu nggak ingin mendapat beasiswa diluar negri seperti Kak Vita?" Kini ibunya ikut angkat bicara.

"Aelah Ma, buat apa coba kuliah di Luar Negeri? Bukanya disini banyak kampus yang keren, Fasilitas oke, wifi lancar, dosen ganteng kurang apa coba?"

Karina menghela nafas pelan, percuma berbicara dengan Vio pasti ada saja alasanya.

***

"Vio!!" Tidak salah lagi suara Pak Eko yang memanggilnya, Vio balik badan.

"Eh Pak Ganteng, selamat Pagi Pak Ganteng" sapa Vio sok cute.

"Jangan coba coba merayu saya, saya memang ganteng dari sananya!" jawab Pak Eko lantang, rasanya Vio ingin ketawa sekeras kerasnya.

"Kenapa sepatu kamu warna merah? Kamu buta warna atau bagaimana?! Ini hari apa?" Cecar Pak Eko

"Oh iya sekarang hari Senin ya Pak? Berarti bener ya kalau cinta itu memang buta" balasnya santai.

"Vio kamu itu mem..."

"Pak tadi Bu Fitri nyariin" potongku cepat, sebelum Pak Eko meneruskan kata-kata kejamnya.

"Yasudah! Sekarang pergi ke kelas! Ingat besok pakai warna hitam!"

Vio menghela nafas lega, akhirnya selamat dari jeratan Pak Eko yang kejamnya luar biasa.

Vio memasuki kelasnya yang berada dilantai atas, keringat mengucur deras dari keningnya, tapi jangan salah bukanya wajahnya tambah kusam malah tambah glowingg.

"Vi, lo habis nggombalin Pak Eko?" Tanya Rahma

"Oh jadi sekarang Vio penyuka om om ya" ejek Anida

"Cantik cantik seleranya om om ternyata" Arsa menimpali

"Bacot lo pada!" Sarkasnya lalu duduk.

"Gimane ceritanye lu gombalin Pak Eko? Lu sarap ape begimane si Vi?" Tanya Zahra seraya membenarkan bandonya.

"Gue terpaksa coy abisnya itu guru nggak ada bosen bosenya berhadapan sama gue!"

"Aelah kalo Pak Eko beneran baper sama lo gimana Vi, secara Pak Eko kan duda anak 4 lagi" ucap Arsa.

Vio bergidik ngeri, masak iya jadi istri om om beranak 4.

***

"Eh bray lo tau nggak cewek kelas sebelah yang cantik itu si Vio, tadi pagi dia nggombalin Pak Eko" ucap Zidan.

"Ah yang bener? Tuh cewek emang nggal ada rasa kapoknya ya urusan sama Pak Eko" timpal aziz

"Yakan ibaratnya Vio itu hama dan Pak Eko itu Pestisida semakin sering disemprot nggak akan mempan!" Zidan menjelaskan

"Mau kemana Than?"

"Lapangan"

"Ikut"

Fathan berjalan dengan gagahnya, postur tubuh yang ideal kulit kuning langsat rambut disisir kekanan membuat aura kegantenganya keluar.

My Sweet CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang