"Kak Fathan darimana? Ibu sakit kak" ucap Sarah adik Fathan, Fathan lalu bergegas ke kamar Ibunya.
"Fathan kamu sudah pulang nak" ucap Saras seraya berusaha bangun namun Fathan mencegahnya.
"Ibu tiduran aja ya, maaghnya kumat lagi ya bu, Fathan anterin ke rumah sakit ya"
"Nggak usah ibu nggakpapa kok, kamu makan gih tadi mbok inah udah masak ca kangkung kesukaanmu" ucap Saras seraya mengelus kepala Fathan.
"Ibu udah makan?"
"Sudah kok"
"Ibu istirahat ya Fathan mau ganti baju dulu, kalau ada apa-apa panggil Fathan ya" Saras mengangguk.
Keluarga Fathan tergolong sederhana, ayahnya sudah lama meninggal karna kecelakaan, syukurlah masih ada restoran yang tidak terlalu mewah peninggalan ayahnya.
Saras, ibunya beberapa bulan terakhir terkena penyakit maagh karna terlalu sibuk mengurus restaurant sampai lupa menjaga kesehatanya.
Fathan merebahkan tubuhnya, menatap langit kamarnya, wajah baby face Vio terbayang dimata Fathan padahal sebelumnya mereka belum pernah mengenal meskipun sudah 2 tahun sekolah disana.
Tuk.. tukk..
"Fathan makan dulu nak!" Suara Saras membuyarkan lamunanya, dibukanya pintu kamarnya, benar saja Saras membawa sepiring nasi dan segelas air putih.
"Ibuk, istirahat aja nanti Fathan biar ambil sendiri" ucap Fathan.
"Kamu pasti capek, makanya ibuk bawain makanan kekamar"
"Sekarang makan dulu ya nak, jangan lupa ganti baju. Ibu mau minum obat dulu" Fathan mengangguk patuh.
***
"Waalaikumsalam Mama!" Ucap Vio dari ruang keluarga seraya merebahkan badanya disofa.
"Assalamualaikum Vio" sambut Karina dari dapur.
"Oh iya kebalik ya Ma" Vio cengengesan tanpa dosa. 1 2 3 Vio beranjak dari sofanya menuju dapur menghampiri Karina yang asik memasak.
"Ma tau nggak tadi seharian Vio dapet pahala karna Vio banyak bantu-bantu disekolah. Vio membersihkan taman, menyapu perpustakaan, mengepel masjid" cerocos Vio tanpa henti, Karina mulai paham dengan arah pembicaraan putri bungsunya.
"Jangan bilang kamu dihukum lagi!" Potong Karina, Vio mengangguk semangat.
"Vio aduh anak mama yang cantik ini kenapa mesti jadi buronan guru sih nak" ucap Karina memelas berharap anak bungsunya mengerti dan berubah.
"Aelah Ma lagian asik kok itung-itung jadi amal diakhirat nanti"
"Terserah deh Mama pusing mikirin kelakuanmu, Mama berharap syaraf otak kamu nggak konslet akibat kena omel guru terus!"
"Loh, Mama kan Dokter Syaraf kenapa Vio nggak diperiksa aja biar ada kepastian, karna menurut Vio berharap tanpa kepastian itu sakit Ma"
"Vio kapan sih kamu mau berubah?"
"Nanti aja deh Ma, Vio masih mager. Nanti kalau udah gedean dikit Vio pasti berubah" kekeh Vio
"Gedean dikit? Kamu pikir sekarang kamu masih balita!" Karina mulai emosi, Mendengar nada suara Karina mulai naik satu oktaf, Firasat Vio mulai tidak enak.
"Ma Vio mau keatas dulu capek mau tidur oke" Vio mencium pipi kanan Karina lalu bergegas pergi sebelum Mamanya benar-benar marah.
#Hy Readersss jangan lupa Vote n Comment yoiii👌
#Ig? Rtndsy_ jangan lupa follow 😘🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Couple
Teen Fiction"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, karena kamu adalah tulang rusukku, hidup, dan matiku." (Fathan Daniel Danindrama) "Kamu telah mengganti mimpi burukku dengan mimpi indah, kekhawatiranku dengan kebahagiaan, dan ketakutanku dengan cinta." (Alvio...