Pertemuan Pertama - Pagi Hari

127 19 0
                                    

'Sebenarnya apa yang menarik dari subway?'

Jinhwan mendengus memikirkannya, ini sudah hari kedua ia menaiki kendaraan tersebut dan rela berdiri demi memberikan kursinya untuk orang yang lebih membutuhkan. Karena ternyata masih banyak penumpang yang tak acuh pada keadaan.

Pemandangan yang ia dapat cuma para lelaki pemain games, para perempuan yang fokus pada tontonan make-up, dan para siswa yang mengeluh di pagi hari karena malas belajar.

Rasanya sudah lama sekali tak menaiki subway yang penuh. Kalau bukan karena mobilnya rusak, dia pasti takkan mau bersusah payah begini.

Ia memakai earphone, tapi belum saja memutar lagu, subway berhenti dan pintu di depannya terbuka. Jinhwan mendecak, sibuk mempertahankan posisi agar tak tergeser ketika seseorang berlari kencang dan masuk sambil menubruk dadanya.

Jinhwan ingin memperingatinya untuk lebih berhati-hati—mungkin ditambah sindiran juga, tapi niatnya tertahan ketika gadis berseragam SMA itu mendongak dan melengkungkan senyum yang terlalu ramah untuk orang asing sepertinya.

"Eh, maaf!!" katanya nyengir bersalah hingga matanya nyaris hilang yang sialnya tampak manis bagi Jinhwan.

"O—oh, iya."

"Aku terburu-buru," jelasnya dengan napas terengah, "sekali lagi, maafkan aku."

Jinhwan mengangguk sambil tersenyum yang—ia berani sumpah pasti akan terlihat aneh karena debaran cepat jantungnya. Entah kenapa niat untuk menyindirnya pun hilang.

"Emm ... apa perlu aku membelakangimu?" tanyanya setelah berusaha mencari tempat yang lebih luas. Jinhwan memasukkan earphone ke saku jaketnya, mengurungkan niat mendengarkan lagu.

"Terserah," jawab Jinhwan heran.

Terlihat serba salah, akhirnya perempuan berpipi bulat ini memakai tasnya di depan dengan posisi yang tak berubah. Jinhwan memperhatikannya dari bawah hingga atas, sampai ia sadar gadis tersebut menatapnya penuh selidik.

"Ah—jangan salah paham, aku melihat seragammu. Aku dari SMA itu dulunya," jelas Jinhwan sedikit panik.

"Benarkah?" sahutnya kembali ceria, menunjuk pin yang Jinhwan kenakan di bajunya. "Omong-omong, Kakakku juga kuliah di sana."

"Oh, iya? Siapa? Dari jurusan apa?"

Gadis tersebut menggeleng dan berkata, "Aku takkan memberitahumu, dia jelek."

"Phuahaha, kalau dia mendengarnya, kau bisa mati."

"Aku akan melawan sebelum mati." Jinhwan tergelak. Perutnya geli, interaksi yang menyenangkan itu tidak ia sangka setelah kejadian tak mengenakkan barusan.

Sebenarnya Jinhwan tak begitu punya banyak teman perempuan karena dia ini galak, padahal dia tak seburuk kelihatannya. Buktinya, dia bisa mengobrol dengan baik bahkan dengan gadis asing, bukan?

"Sampai!" Pintu terbuka setelah dia berujar dan ke luar begitu saja. Tapi jika dipikir, mungkin tak penting juga harus pamit padanya. Dengan perasaan sedikit kecewa, Jinhwan kembali mengeluarkan earphone. Namun baru terpasang sebelah, suara gadis itu menginterupsi. "Hei!"

"Hng?"

Dia menunjuk wajahnya, "Suhyun!"

"Ha?"

"Namaku!!"

Bagai diketuk sesuatu, getaran tadi kembali datang. Maka dari itu ia ikut menunjuk dirinya sendiri dan berkata, "Jinhwan."

"Yaaa?"

"Namaku!!"

Kemudian mereka tertawa sambil melambai pada akhirnya.

On The SubwayWhere stories live. Discover now