"Felyna Duwi Presian"
"Hadir" ujar Felyna malas
Kenapa harus ada pelajaran Bahasa Indonesia? Felyna hanya ingin mengarang jika dipelajaran ini
Felyna meletakkan kepalanya di atas tasnya sendiri, menatap kearah depan, tepatnya kearah pintu kelas berharap bel istirahat segera berbunyi
--
Tempat duduk Felyna memang strategis, duduk di paling belakang tapi bukan dipojokkan. Sering tidur di kelas, adalah salah satu alasan dia duduk di sana. Memanfaatkan tinggi badan, jika ditanya ' kenapa duduk dibelakang?'
--Pelajaran berlangsung cepat karena guru sedang rapat. Para siswa hanya ditinggalkan bersama tugas yang menyusahkan
Suasana kelas dibilang baik? tidak mungkin, karena para penghuni kelas ini sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang teriak-teriak tanpa alasan, ada yang ngeghibah di depan kelas, adapun yang pacaran di pojok kelas
Mata Felyna bergerak, melihat keadaan kelas. Hingga matanya tak sengaja melihat Lauren (salah satu teman sekelasnya dikelas 7) yang sedang melirik kearah barisan para cowok. Felyna yang penasaran mengikuti arah pandang Lauren
Mata Felyna seakan tak percaya, Lauren melirik kearah salah satu cowok yang bernama Radit. Felyna memang belum mengenal Radit, dia hanya tau nama saja.
Radit, cowok yang berkulit coklat dan tinggi badan yang hampir sama dengan Felyna. Sedang bermain adu panco di pojokan kelas dengan dikelilingi oleh para kaum Adam lainnya, yang sibuk berteriak tak jelas
Lauren, cewek dengan badan yang agak gemuk dengan kulit kuning langsat, dan tinggi badan yang hampir sama dengan Felyna. Melirik tanpa mengalihkan pandangan dari sosok Radit, dengan raut wajah yang campur aduk antara penasaran, bahagia dan sedikit kecewa. Itulah yang ditangkap oleh Felyna
'huh' helaan nafas Felyna sebelum matanya menuntun ke alam mimpinya
Sore ini, khusus kelas Felyna. Membuat janji untuk berkumpul di kelasnya. Sekolah sudah sepi, tanpa ada kegiatan ekstrakurikuler
Mereka sekarang sedang menunggu wali kelas mereka yang sedang otw. Tujuan mereka berkumpul adalah untuk mendekor kelas dengan tema 'Hari Kemerdekaan'
Sebenarnya beberapa dari mereka malas untuk sekedar hadir, tapi jika mereka tidak hadir maka dikenanakan denda. Entah barang apa yang dijadikan denda. Sungguh tega kelas Felyna
Felyna lebih memilih duduk sendiri di teras perpustakaan yang menghadap langsung ke kelasnya. Entah sejak kapan dia melamun hingga tak sadar Lauren ikut duduk disampingnya bersiap untuk mengejutkan Felyna
1
2
3
"Woy!!" Teriakan yang telan disebelah telinga kirinya, membuat lamunan Felyna buyar
"Lauren iish" kesalnya sambil meniup gempalan tangannya lalu di dekatkan dengan telinganya berharap agar tak ada masalah
"Mangkanya jangan melamun, entar kesambet" ujar Lauren dengan nada mengejek
"Ya, kesambet setan kayak Lo" Ketus Felyna masih sibuk dengan telinga kirinya
"Ya nggak papa setannya kayak gue, gue kan cantik, imut, apalagi ya" Racau Lauren diakhiri dengan memasang gaya sok mikir
Felyna hanya mendengus kesal mendengar Racauan seorang Lauren itu. "Lauren mending Lo gabung Sono, ngeselin tau nggak" Usirnya dengan nada sedikit kesal
"Ish Lo mah ngambekan, nggak seru"
"Ya udah sana cari yang seru"
"Nggak, maunya sama Lo aja"
Dengusan jengkel Felyna keluarkan. Memang ini orang rasanya mau dia bakar, tapi Felyna masih ingat karma
Hening menemani mereka, Felyna yang sibuk memperhatikan teman-teman mereka dengan raut penasaran dan juga kecewa. Serta Lauren yang sibuk melamun
Keheningan tak berlangsung lama, hingga terdengar suara dari Lauren yang memanggil Felyna
"Apaan?" Tanya Felyna penasaran tapi atensinya tak beralih dari objek sebelumnya
"Aku mau minta bantuan kamu" lirih Lauren
Atensi Felyna teralihkan, memang masih bisa didengar oleh telinga tapi Felyna bingung, ya gimana ya Lauren jarang banget pake kosa kata 'aku-kamu'
"Lah Lo kok pake 'aku-kamu an' sih jijik tau nggak" Ujar Felyna sok jijik
"Biarin kenapa sih, biar lebih dramatis" Jelas Lauren
"Serah Lo aja deh, nggak peduli gue" Felyna memalingkan wajahnya, lebih memilih melihat teman-teman yang lain
"Felyn?"
"Apaan sih?"
"Gue mau cerita" kali ini suara Lauren mengecil
"Cerita tinggal cerita lagi, susah amat" Ketus Felyna
Lauren menceritakan semuanya, sehingga atensi Felyna teralihkan penuh ke Lauren, semuanya Lauren ceritakan tentang rasa, keadaan bahkan waktunya yang tersita cuman untuk memperhatikan seorang cowok bernama Radit
"Terus-terus" Entah kenapa Felyna seantusias ini, bahkan dia tak mau cerita Lauren terputus gitu aja
"Ya gitu" jawab Lauren
"Hah?" Cengo Felyna "yang bener aja Lo masa cuma segitu" lanjut Felyna
"Ya gimana lagi cuma segitu doang" jelas Lauren
"Alasan Lo suka sama dia, apa?" Tanya Felyna, jujur dia nih lagi kepo sekepo keponya
"Dia itu humoris, manis, tinggi, apalagi ya? .....pokoknya gitu deh" jelas Lauren salah tingkah
"Oooh"
"Gue minta bantuan sama Lo, buat deket sama dia... Ya, ya,ya Felyna cantik nan manis, ya bantuin gue oke?"
"Oke deal" lanjutnya tanpa menghiraukan mulut Felyna yang bergumam kata-kata mutiara nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceritaku Bersama Masa Lalu
Roman pour AdolescentsCerita tentang seorang gadis, yang seringkali membawa kata waktu disetiap curhatannya