PLAN

873 14 3
                                    

PLAN

                Pertemuan dua keluarga tadi malam masih menyisakan kantuk pada Putri Evelin. Berjam-jam ia harus bertahan duduk di depan laki-laki yang akan menjadi calon pendampingnya. Tampan, itulah deskripsi yang pertama kali Putri Evelin simpulkan.

                Masa bebas baginya hanya tinggal menghitung jam. Tapi ia belum memiliki rencana untuk membatalkan Pertunangan ini.

                “Aku harus bagaimana?” tanya Putri Evelin kepada entah siapa karena kini ia hanya sendirian didalam kamarnya seraya berjalan mondar-mandir didepan perapian.

                Suara pintu kamarnya menyadarkan Putri Evelin dari dunianya. Muncullah Pangeran Dalf. Putri Evelin nampak terkejut dengan kedatangan Pangeran Dalf yang tiba-tiba kedalam kamarnya.

                “A,,ada apa gerangan Pangeran mengunjungi hamba kesini?” tanya Putri Evelin gugup.

                “Tidak usah gugup Putri. Aku kesini hanya ingin menanyakan sesuatu kepadamu.” Jawabnya.

                “Baiklah Pangeran. Silakan duduk,” ujar Putri Evelin seraya menata kursi yang akan ia dan Pangeran Dalf tempati.

                “Terimakasih adik kecilku.” Ujarnya. Putri Evelin hanya menunduk dan tersenyum. Panggilan yang memang dari kecil Putri Evelin dapatkan dari Kakak sepupunya, Pangeran Dalf.

                “Jadi, apa yang ingin Pangeran tanyakan kepada hamba sampai-sampai Pangeran datang sendiri kepada hamba?” tanya Putri Evelin penuh hormat.

                “Putri, sudah dari dulu aku bilang kepadamu. Jangan terlalu bersikap sopan kepadaku. Anggap saja aku ini temanmu.”

                “Tapi Pangeran,, hamba tidaklah mempunyai teman selain Berth.” Jawab Putri Evelin sedih.

                “Jangan sedih begitu. Aku mau kok jadi temanmu. Dan, hal yang sangat-sangat menggangguku adalah, Apa kamu mencintai Pangeran Alex?” tanya Pangeran Dal yang embuat dahi Putri Evelin berkerut.

                “Maksud Pangeran?” tanya Evelin yang kini memandang Pangeran Dalf.

                “Apa kamu mau bertunangan dengan Pangeran Alex?”

                Evelin menggeleng pelan. “Hamba benar-benar tidak menginginkan ini Pangeran. Tapi hamba tidak tahu harus bagaimana lagi untuk membatalkan acara itu,” ujar Putri Evelin sedih.

                “Aku akan membantumu.” Tawar Pangeran Dalf yang membuat Putri Evelin kaget.

***

                Hari pertunangan kini sudah didepan mata. 2 jam lagi acara yang sakral itu akan segera dilaksanakan. Putri Evelin tampak gelisah. Semua rencana yang sudah ia dan Pangeran Dalf rencanakan seakan menguap. Pengasuh Putri Evelin menangkap kecemasan majikannya.

                “Ada apa tuan Putri? Sepertinya Tuan Putri sedang memikirkan masalah yang sangat berat.” Tanya Berth pada Putri Evelin hingga Putri Evelin kaget.

                “Ah, aku hanya gugup Berth.” Dusta Putri Evelin.

                “Mana mungkin aku mengatakan ini kepadamu Berth,” batin Putri Evelin.

                “Apa Tuan Putri benar-benar yakin akan melakukan ini?” tanya Berth.

                “Maksud kamu?” tanya Putri Evelin yang tidak mengerti arah pembicaraan pengasuhnya itu.

                “Hamba tahu Pangeran Dalf dan Tuan Putri merencanakan sesuatu untuk menggagalkan rencana pertunangan ini.” Ujar Berth tenang.

                Putri Evelin terkejut akan pernyataan Pengasuhnya. “Ba,,bagaimana kau bisa tahu?” tanya Putri Evelin.

                “Tentu saja saya tahu. Maaf Tuan Putri, waktu itu saya tidak sengaja mendengar percakapan Anda dengan Pangeran Dalf,” Aku Berth. Putri Evelin tampak pucat mendengan pengakuan sang Pengasuh. “Tuan Putri tenang saja, Hamba tidak akan membocorkan ini kepada siapapun.” Lanjut Berth.

                “Terima kasih,” ucap Putri Evelin berterima kasih dengan penuh kelegaan.

                “Tapi tuan putri, masalahnya adalah kalian tidak akan bisa keluar dari istana karena Sang Panduka Raja sudah menempatkan pengawal disetiap penjuru Istana.”

                Kembali Putri Evelin menelan kekecewaannya. Ia semakin bingung dengan situasi ini. Jauh di lubuk hatinya ia ingin menolak acara ini, tetapi sisi lain pihak ia tidak bisa keluar dari Istana ini. Tiba-tiba pintu kamarnya berderit, dan masuklah Pangeran Dalf yang terlihat khawatir.

                “Pangeran,” ujar Putri Evelin dan Berth yang langsung membungkuk memberi hormat.

                “Putri, penjagaannya sangat ketat. Kita tidak bisa keluar dari Istana,” ujarnya khawatir.

                “Itu juga yang sedang aku pikirkan Pangeran.” Jawab Putri Evelin yang sudah tidak bersikap terlalu formal kepada sepupunya itu.

                “Saya punya ide, tetapi itu juga beresiko” kata Berth memecah kesunyian yang terjadi.

                “Apa itu Berth?” tanya Putri Evelin cepat.

                “Jadi kau mau membantu Putri Evelin menggagalkan rencana pertunangan ini Berth?” tanya Pangeran Dalf yang dijawab anggukan oleh Berth. “Jadi bagaimana rencanamu Berth?” tanya Pangeran Dalf yang sudah tidak sabar lagi.

***

mian lama,, :)

jangan lupa coment ya,,

XENDEROVO KINGDOM [Pending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang